Parewa merujuk pada pemuda dalam masyarakat Minangkabau yang dianggap kurang atau tidak memperhatikan norma-norma sosial atau agama. Secara etimologi, parewa berarti penjahat atau perusuh. Mereka memiliki kemampuan tertentu dalam seperti kelincahan dalam pencak silat, ilmu hitam, dan berjudi. Mereka berprinsip tidak akan pernah melakukan kejahatan di kampungnya ataupun orang kampungnya.[1]

Dalam beberapa catatan, sebagian dari mereka pernah menggerakkan perlawanan terhadap penjajah atau orang kaya yang menjerat kalangan bawah dengan hutang.

Seiring dengan perkembangan zaman, terutama pada masa pemerintahan Belanda, sebagian mereka dimanfaatkan orang kaya, cukong China, dan pengusaha Eropa sebagai kaki tangan untuk menjual candu dan memungut hutang.[1]

Dalam sastra

sunting

Parewa disinggung dalam kesusastraan modern berlatar Minangkabau. Dalam kaba klasik Minangkabau berjudul Gadih Ranti diceritakan sosok parewa yang dimaanfaatkan oleh Angku Palo untuk menyingkirkan Bujang Saman, tunangan Gadih Ranti.[2]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ a b Asnan, Gusti (2003). Kamus Sejarah Minangkabau. hlm. 215. ISBN 9799740703. 
  2. ^ Ensiklopedia Silek Minangkabau