Pardiman Djoyonegoro


Pardiman Djoyonegoro (lahir 07 Agustus 1968) adalah seniman berkebangsaan Indonesia. Namanya dikenal melalui karya-karya komposisi acapella khas Mataram. Dia telah melahirkan beberapa karya yang semuanya berakar dari tradisi Jawa. Pardiman adalah pendiri kelompok vokal Acapella Mataram.[1][2]

Latar belakang

sunting

Pardiman Djoyonegoro mengembangkan gairah musiknya dari wilayah tradisi gamelan menuju olah vokal bergaya paduan suara, acapella. Ia lantas membentuk kelompok vokal Acapella Mataraman. Musiknya khas a la “dagelan mataraman” yang berisi humor-humor segar (guyon maton parikeno). Bangunan lirik yang nakal dan cerdas itu, adalah yang selalu dijaga oleh Pardiman melalui kelompoknya, Acapella Mataraman. Sadar potensi seninya lebih menonjol, ia kemudian memilih menggeluti musik karawitan dengan belajar di Sekolah Menengah Karawitan Indonesia (SMKI) Yogyakarta, tahun 1984. Di sini, pengetahuan dan kemampuannya memainkan gamelan semakin terasah. Ia mulai berani mengajar karawitan di sekolah-sekolah sekitar kampungnya, juga pada kelompok ibu-ibu PKK. Untuk mempertajam ketangkasannya bermusik, Pardiman pun rela belajar ke beberapa padepokan, seperti Mardawa Budaya Pujokusuman, Suryo Kencana, higga Padepokan Seni Bagong Kussudiardja. Pada tahun 1988, bersama beberapa pemusik tradisi lainnya, Pardiman mendirikan Pusat Latihan Karawitan (PLK) Yogyakarta. Lembaga yang dipimpin oleh Otok Bima Sidharta ini terkenal kreatif dan sohor dalam mengembangkan kebaruan musik karawitan. Pardiman pun ambil bagian dalam proses penciptaan komposisi baru. Ia terlibat dalam rekaman album Tembang Dolanan Kreatif dan Langgam Jawa Kreatif (diproduksi oleh Bintang Fajar Record). Salah satu langgam Jawa ciptaannya yang berjudul Langen Sore dinyanyikan oleh Waldjinah.[3]

Dari SMKI ia meneruskan kuliah Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta di jurusan Seni Karawitan. Di kampus ini, jejaring musiknya kian terbuka. Pergaulannya dengan pemusik dan komposer lintas disiplin semakin luas dan intensif. Ia mulai terdorong menguatkan eksistensi diri. Ia kian bergairah menciptakan karya sendiri, baik untuk konser maupun iringan tari. Dan sebuah penghargaan sebagai Penata Musik Terbaik diraihnya pada Festival Kesenian Daerah Tingkat Nasional lewat karya koreografi Kuntu Tiflan (1995). Di luar itu, Pardiman juga membuat iringan musik tari Bedhaya Indonesia Emas karya RM. Kristiadi (1995), Sang Aji karya Bagong Kusudiardja, komposisi musik Pathet Ruda Peksa (2001), dan lain-lain. Komposisinya yang berjudul Tong-Tong mendapat penghargaan musik terbaik pada Festival Musik Tradisi Nusantara (2000). Setahun setelah tamat dari ISI (1995), ia aktif mendukung karya-karya musik Djaduk Ferianto dan bergabung dengan kelompok Kua Etnika. Di sinilah kemudian Pardiman mendapat nama panggilan Fredy. Jadilah ia Fredy Pardiman. Kua Etnika telah mendewasakan sekaligus mematangkan karier musiknya. Mereka memberi suport untuk menggelar karya musik vokalnya yang telah disiapkan cukup lama. Dan konser bertajuk Sketsa-sketsa Bunyi menandai awal musik cangkem (mulut) Fredy Pardiman yang kemudian dikenal sebagai Acapella Mataraman. Saat ini, di studionya, Omah Cangkem yang sekaligus menjadi hunianya, Pardiman bukan saja sibuk oleh aktivitas Acapella Mataraman, tapi juga menyiapkan musik untuk pertunjukan tari, kethoprak, wayang, dan teater, di samping kepadatannya sebagai fasilitator pemberi workshop musik di sekolah-sekolah. Ia bahkan juga membentuk kelompok kerja Sragam ABG (Srawung Gamelan Ayo Bermain Gamelan) yang bergerak di wilayah anak-anak.[4]

  • Konser musik Wayang-wayang Kertas (2011)
  • Performance Art Gita Duka untuk Ki Hajar Dewantara (2010)
  • Opera Acapella Ken Arok (2010)
  • Konser Karawitan Kangen Simbok (2009)
  • Musik untuk ilustrasi film pendek Opera Tobong (2008)
  • Penata musik Kethoprak kolosal Mangkubumi Mbangun Kutha Wana Asri (2007)

Referensi

sunting
  1. ^ Situs resmi Yayasan Kelola Diarsipkan 2016-11-11 di Wayback Machine., diakses 12 Februari 2015
  2. ^ World Cangkem: Acapela Mataraman Diarsipkan 2015-04-02 di Wayback Machine., diakses 12 Februari 2015
  3. ^ Dunia Jogja News: Yuk menikmati sastra cangkem Diarsipkan 2015-04-02 di Wayback Machine., diakses 12 Februari 2015
  4. ^ Sistus resmi Kementrian Agama Yogyakarta Diarsipkan 2015-04-02 di Wayback Machine., diakses 12 Februari 2015