Paralelisme adalah memberikan dua atau lebih bagian dari seluruh kalimat bentuk yang sama sehingga memberikan pola tertentu. Berbagai macam paralelisme adalah perangkat retoris. Hal ini juga terdapat pula dalam puisi maupun penggunaan secara verbal.[1] Selain itu di dalam puisi Perjanjian Lama terdapat pula paralelisme.[2][3]

Sebagai gaya bahasa, paralelisme merupakan perulangan seperti repetisi yang khusus terdapat dalam puisi, terdiri dari anafora (pengulangan pada awal kalimat) dan epifora (pengulangan di akhir kalimat). Paralelisme dapat diartikan sebagai pengulangan ungkapan yang sama dengan tujuan memperkuat nuansa makna untuk mencapai kesejajaran dalam pemakaian kata atau frasa yang menduduki fungsi yang sama dalam suatu bentuk kalimat.[4]

Penggunaan

sunting

Paralelisme adalah majas yang mengulang kata di setiap baris yang sama dalam satu bait di dalam penggunaan puisi. Contoh:

Kau berkertas putih
Kau bertinta hitam
Kau beratus halaman
Kau bersampul rapi

Referensi

sunting
  1. ^ p. 216.James J. Fox. 1971. Semantic Parallelism in Rotinese Ritual Language. Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde Deel 127, 2de Afl., pp. 215-255.
  2. ^   Herbermann, Charles, ed. (1913). "Parallelism". Catholic Encyclopedia. New York: Robert Appleton Company. Online version of article
  3. ^ Casanowicz, I. M. "PARALLELISM IN HEBREW POETRY". JewishEncyclopedia.com. Diakses tanggal December 7, 2011. 
  4. ^ Wicaksono, Andri (2014). Catatan Ringkas Stilistika. Sleman: Garudhawaca. hlm. 47. ISBN 978-602-7949-24-9.