Panggarangan, Lebak
Panggarangan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Indonesia. Panggarangan terletak di antara kecamatan Cihara (yang juga pemekaran dari Kecamatan Panggarangan pada tahun 2009) di bagian barat dan Kecamatan Bayah di bagian timur. Nama "Panggarangan" berasal dari kata "pangarang" (Bahasa Sunda) yang artinya pengarang (Bahasa Indonesia).
Panggarangan | |||||
---|---|---|---|---|---|
Negara | ![]() | ||||
Provinsi | Banten | ||||
Kabupaten | Lebak | ||||
Populasi | |||||
• Total | 39.024 jiwa | ||||
Kode Kemendagri | 36.02.02 ![]() | ||||
Kode BPS | 3602020 ![]() | ||||
Luas | - km² | ||||
Kepadatan | - jiwa/km² | ||||
Desa/kelurahan | - 11 | ||||
|
Pada tahun 2022, Panggarangan, Indonesia mendapat pengakuan sebagai Siap Tsunami (Tsunami Ready) berdasarkan Program Pengakuan Siap Tsunami (Tsunami Ready Recognition Programme) oleh UNESCO-IOC.[1]
Geopark Bayah Dome yang merupakan Prioritas Pariwisata Kabupaten Lebak juga meliputi wilayah kecamatan Panggarangan, sekaligus Cilograng, Cibeber, Bayah, Cigemblong, Cihara, Sajira dan Curugbitung. Beberapa tempat wisata yang bisa dikunjungi di Panggarangan antara lain Destinasi Wisata Bukit Layung - Genteng Paska, Pantai Cimandiri, Pesisir Indah Siturgen, dan Pantai Munggul Aseupan. Di Kecamatan ini banyak dihasilkan tambang Batu Bara, Kelapa Sawit, Kelapa, Cengkih, dan Padi.

Sejarah
suntingNama "Panggarangan" berasal dari kata "pangarang" (Bahasa Sunda) yang artinya pengarang (Bahasa Indonesia). Banyak warga masyarakat yang berprestasi dibidang seni dari Kecamatan ini, seperti grup Degung atau Gamelan Sunda yang beranggotakan para Guru sekolah dasar dan menengah yang kadangkala mengisi acara kesenian maupun pernikahan. Panggarangan dianggap kampung seni, atau kampung yang berpotensi seni, dan menjadikan potensi masyarakat di Panggarangan.[2]
Kegiatan latihan seni Sunda degung rutin dilakukan oleh guru dan masyarakat setempat dalam berbagai rangka acara, salah satunya untuk memeriahkan HUT Republik Indonesia yang sekaligus untuk melestarikan seni budaya leluhur khususnya seni Sunda degung.[3]
Sebagai daerah yang rawan Tsunami, Desa Panggarangan menjadi desa pertama di Banten yang mengupayakan indikator tsunami ready yang sudah mendapatkan Verifikasi Lapangan dari Tsunami Ready Community oleh UNESCO-IOC dan Komite Nasional Kesiapsiagaan Tsunami.[4]
Kesiagaan Tsunami dari UNESCO
suntingPada tahun 2022, Panggarangan, Indonesia, menerima pengakuan sebagai Tsunami Ready di bawah Program Pengakuan Tsunami Ready yang dikembangkan oleh UNESCO-IOC.
Kecamatan Panggarangan merupakan salah satu kecamatan di pesisir selatan Kabupaten Lebak yang berhadapan langsung dengan Samudra Hindia dan berada di atas zona subduksi Indo-Australia. Keberadaan beberapa objek wisata dan industri strategis di wilayah selatan Kabupaten Lebak menjadikan tingkat risiko bencana tsunami di daerah ini cukup tinggi. Berdasarkan pemodelan inundasi tsunami (skenario terburuk M8.7), kedalaman maksimum potensi genangan tsunami di Kecamatan Panggarangan dapat mencapai 6–14 meter.
Sebagai organisasi masyarakat sipil lokal, Gugus Mitigasi Lebak Selatan (GMLS) memiliki peran yang sangat penting sebagai penggagas dan penggerak masyarakat dalam upaya persiapan serta pemenuhan 12 indikator tsunami ready di Desa Panggarangan. Unsur kearifan lokal yang banyak diterapkan dalam upaya mitigasi bencana menjadi keunikan tersendiri di Desa Panggarangan. Partisipasi aktif masyarakat dalam berbagai kegiatan mitigasi dan kesiapsiagaan, keberadaan Gugus Mitigasi Lebak Selatan (GMLS), serta dukungan dari berbagai pihak turut berkontribusi dalam pemenuhan 12 indikator di Desa Panggarangan.
Upaya untuk mempersiapkan Desa Panggarangan menjadi komunitas Tsunami Ready dilakukan oleh Gugus Mitigasi Lebak Selatan (GMLS) dengan membangun kolaborasi yang kuat dengan berbagai pihak, termasuk Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), U-INSPIRE Indonesia, Institut Teknologi Bandung (ITB), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kidzsmile Foundation, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Universitas Multimedia Nusantara (UMN), ID Flow Stories, RAPI (Radio Antar Penduduk Indonesia), Indonesia Offroad Federation, Sky Volunteer, PT Zenith, Biner Dev, BSI Foundation, dan PLN Peduli.
Pada awal Januari 2022, setelah melalui verifikasi atas kelengkapan 12 indikator, Desa Panggarangan menerima sertifikat pengakuan sebagai komunitas Tsunami Ready di tingkat nasional. Selain itu, pada tahun yang sama, Desa Panggarangan juga memperoleh pengakuan Tsunami Ready dari IOC-UNESCO.[1]
Pemerintahan
suntingBerdasarkan data pokok Kecamatan Panggarangan tahun 2020, ada 11 Desa dan Kelurahan dengan jumlah penduduk sebagai berikut.[5]
Desa/kelurahan dan Jumlah Penduduk di 2020
sunting- Situregen 4.435 Orang
- Sukajadi 2.853 Orang
- Hegarmanah 1.974 Orang
- Panggarangan 4090 Orang
- Sindangratu 4.597 Orang
- Cimandiri 4.296 Orang
- Mekarjaya 4.806 Orang
- Gununggede 2.873 Orang
- Sogong 2.775 Orang
- Jatake 3.571 Orang
- Cibarengkok 2.754 Orang
Pendidikan
suntingTingkat SMA/SMK/MA
sunting- SMPN 8 Satu Atap Panggarangan
- SMPN 3 Panggarangan
- SMPN 9 Panggarangan
- SMPN 5 Panggarangan
- SMPN 7 Satu Atap Panggarangan
- SMPN 4 Panggarangan
- SMPN 6 Satu Atap Panggarangan
- SMPN 2 Panggarangan
- SMPN 1 Panggarangan
- SMK Putra Mandiri Cimandiri – Panggarangan
- SMK Negeri 1 Panggarangan
- SMAN 1 Panggarangan
- SMA Negeri 3 Panggarangan
- SMA Negeri 4 Panggarangan
- SMAN 2 Panggarangan
Industri dan Pariwisata
suntingGeopark Bayah Dome yang merupakan Prioritas Pariwisata Kabupaten Lebak yang berada di daerah ini. Geopark Bayah Dome tersebut meliputi geosite Bayah, Cilograng, Cibeber, Panggarangan, Cigemblong, Cihara, Sajira dan Curugbitung.[6] Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga telah menetapkan Kawasan Bayah Dome atau Kubah Bayah di Kabupaten Lebak sebagai Geopark yang memiliki warisan Geologi atau Geoheritage melalui Keputusan Menteri ESDM Nomor 164 Tahun 2022 tentang Penetapan Warisan Geoheritage kawasan Bayah Dome atau Kubah Bayah tersebut. Geopark Bayah Dome bertujuan untuk menjaga konservasi alam, melestarikan budaya, serta menjadi sumber pendapatan berbasis wisata edukasi.[7]
Orang-orang Terkemuka
suntingMuhammad Zid - Professor pertama bidang Ilmu Sosiologi Pedesaan di Universitas Negeri Jakarta[8]
Referensi
sunting- ^ a b UNESCO, UNESCO. "Panggarangan, Indonesia". UNESCO.
- ^ Kompasiana.com (2018-01-10). "Mengenal Panggarangan". KOMPASIANA. Diakses tanggal 2023-05-03.
- ^ "Untuk Meriahkan HUT RI ke-77 Guru SDN 3 Mekarjaya dan Warga Latihan Degung Bersama". Mediahumaspolri.com. 2022-08-10. Diakses tanggal 2024-07-30.
- ^ developer, medcom id (2022-09-16). "Panggarangan, Desa Pertama di Lebak yang Jalani Verifikasi Lapangan Tsunami Ready Community". medcom.id. Diakses tanggal 2024-07-30.
- ^ "DATA POKOK KECAMATAN PANGGARANGAN TAHUN 2020 - Lebak DISADA". disada.lebakkab.go.id (dalam bahasa Dansk). Diakses tanggal 2023-05-03.
- ^ "Geopark Bayah Dome Bakal Dikembangkan Jadi Prioritas Pariwisata Kabupaten Lebak | Dinas Pariwisata Provinsi Banten". dispar.bantenprov.go.id. Diakses tanggal 2023-05-03.
- ^ Jurnalistika (2022-12-14). "ESDM Tetapkan Kawasan Bayah Dome Jadi Geopark". Jurnalistika.id. Diakses tanggal 2023-05-03.
- ^ Media, Kompas Cyber (2022-06-21). "Prof. Muhammad Zid, Guru Besar Pertama Ilmu Sosiologi Pedesaan di UNJ". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2024-06-27.