Pangeran Surya Mangkubumi
Pangeran Surya Mangkubumi adalah gelar RM. Sulomo dari Istana Mangkunegaran putera dari Pangeran Hario Prabuwijaya dan Gusti Ratu Alit
Rivalitas Kerajaan
suntingRivalitas penguasa Jawa sejak masa perdamaian ditanda tangani, selanjutnya persaingan baru memasuki dimensi yang baru pula.Penggunaan gelar dan nama yang berkait satu dengan pihak lain selain mengundang kecurigaan juga potensi menambah dan menaikan suhu ketegangan.
Seperti halnya yang dibahas oleh Graft dalam sejarah mataram,bahwa gelar gelar yang menyangkut nama nama yang bersangkut paut dengan tempat atau lainnya selalu mengundang kecurigaan sebab dibalik nama nama itu tersimpan sesuatu yang lambat atau cepat pasti diwujudkan.
Setelah perpecahan Mataram terjadi menjadi; Yogyakarta, Surakarta dan Mangkunegaran maka sistem pemberian gelar untuk para pewaris kerajaan mengalami masa masa sensitif dan gejolak.Ketiga dinasti kelanjutan Mataram di Jawa ini pada masa masa awal pemerintahan para perintisnya memulai dengan mengalihkan tujuan semula menyatukan kembali Mataram menjadi tujuan untuk membangun wilayah dan kekuasaan yang diperolehnya.
Pangeran Surya Mangkubumi
suntingDitariknya atau dibatalkannya gelar Pangeran Surya Mataram untuk cucu Mangkunegara I bukan berarti tidak adanya inovasi yang baru.Negosiasi Belanda dengan Sunan yang telah berhasil menarik nama dan gelar Pangeran Surya Mataram dari cucu Mangkunegara I masih berlanjut dengan ketegangan ketegangan baru ketika RM. Sulomo bergelar Pangeran Surya Mangkubumi. Menyangkut penggunaan nama Mangkubumi ini kemarahan dan protes datang dari Yogyakarta.Sultan Hamengku Buwono I melancarkan protes karena Mangkubumi adalah nama untuk dirinya. Sultan melihat bahwa penggunaan nama Mangkubumi merupakan pelecehan dan merendahkan martabat dan kekuasaannya (Ricklefs, 1991). Sultan menuntut supaya gelar itu dicabut.
Sultan Yogyakarta ini memiliki claim yang sangat kuat dengan nama Mangkubumi karena sebelum menjadi Sultan nama itu adalah nama untuk dirinya.Pencabutan nama Mangkubumi bukan berarti membuang begitu saja nama tersebut tetapi Sultan memiliki kehendak yang lain yaitu diberikan kepada cucunya yang menjadi putera Pangeran Adipati kakak dari RM. Sundoro.
Referensi
sunting- Ricklefs, MC., Jogjakarta Under Sultan Mangkubumi 1755-1792
- http://www.karatonsurakarta.com/sejarah.html