Pandankrajan, Kemlagi, Mojokerto
Pandankrajan adalah sebuah desa di wilayah Kecamatan Kemlagi, Mayoritas Penduduk Desa Pandankrajan adalah Petani dan Peternak, Namun beberapa generasi baru sudah mulai banyak yang bekerja ke Kota, dan kebanyakan adalah ke Surabaya,
Desa Pandankrajan terdiri dari beberapa dusun yaitu: Sumbergayam, Pandankuning/Pandanwaduk, Pandantoyo, Pandansari, dan Sambikerep/Pandanwetan, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa Timur.
Sejarah desa
suntingDesa Pandankrajan merupakan salah satu Desa yang berada wilayah Kecamatan Kemlagi Kabupaten Mojokerto yang mayoritas Masyarakat bermata pertanian dengan karakter masyarakat sesuai adat timur yaitu sopan, beretika dan religius, jumlah penduduk yang terus bertambah dari tahun ke tahun sehingga merupakan daerah yang berpenduduk sangat padat dengan tingkat pendidikan yang bervariasi mulai tamat SD sampai dengan Perguruan Tinggi, tingkat kesehatan masyarakat Desa Pandankrajan cukup baik karena ditunjang dengan sarana dan prasarana yang cukup memadai serta kesadaran Masyarakat yang cukup tinggi tentang arti kesehatan. Jarak Desa Pandankrajan ke ibu kota Kecamatan Kemlagi yang relatif dekat sehingga mempengaruhi pola dan tingkah laku Masyarakat Desa. Desa Pandankrajan terdiri dari 4 Dusun, yaitu Dusun Sambikerep, Dusun Pandan Toyo, Dusun Pandan sari dan Dusun Pandan Kuning yang mempunyai adat dan cerita yang berbeda – beda .
Legenda desa
suntingSebelum terjadi perang PAREGREG TAHUN 1401 .Raja Majapahit pernah mengalami kejayaan tersebut . Raja Majapahit pernah keliling ke daerah – daerah kebetulan desa Pandankrajan adalah jalan yang dilewati oleh raja yang dibuktikan dngan adanya tulisan batu yang sampai sekarang dikenal dengan BATU TULIS yang terletak paling utara desa Pndankrajan. Dan setelah dikemudian hari Raja kembali dengan seorang perempuan yang bernama RORO KEMUNING dan dibantu seorang laki – laki yang bernama KIK JLITENG untuk mengembangkan atau menjaga desa Pandan, maka dengan adanya kepercayaan Roro Kemuning oleh Raja sehingga desa Pandan diganti oleh Raja menjadi desa Pandankrajan, yang artinya PANDAN MILIK RAJA tepatnya pada tahun 1391.
Sejarah Pemerintahan Desa
suntingPada tahun 1800 masyarakat desa Pandankrajan mulai mengerti bahwa untuk mencapai kemakmuran dan ketenrraman harus dibutuhkan seorang figur atau pemimpin desa untuk memimpin desa tersebut. Dan terbuktilah yang diangkat oleh masyarakat adalah Kik Joko Wongso. Karena meninggal dunia Kik Joko Wongso digantikan oleh Kasri dan pada tahun 1925 ada pergantian Lurah dari Kasri kepada Kandar. Setelah adanya kemerdekaan Republik Indonesia Lurah Kandar digantikan oleh Lurah Rahmad, pada tahun 1990 karena adanya UU No 5/ 1979 Lurah Rahmad digantikan oleh lurah Subur. Tetapi pada tahun 1998 dengan adanya Orde Reformasi masyarakat menuntut Lurah Subur untuk mundur dari jabatanya,sehingga pada tahun 1999 pada pemilihan kepala Desa terpilihlah Kepala Desa yang baru yaitu Mursidi. Kemudian pada tahun 2007 Mursidi terpilih kembali menjadi Kepala Desa untuk yang kedua kali Periode 2007 s/d 2013. Setelah Bapak Mursidi habis masa bhaktinya pada tanggal 10 Setember 2013 digantikan oleh Bapak Syafi`an selaku Kepala Desa terpilih pada tanggal 25 Agustus 2013 sampai tahun 2019
Pranala luar
sunting