Palindo
1°51′34.54″S 120°15′17.79″E / 1.8595944°S 120.2549417°E
Palindo (bahasa Indonesia: Sang Penghibur) atau Watu Palindo dalam bahasa Bada, adalah sebuah patung batu megalitik setinggi 4.5 meter yang terletak di Lembah Bada, Lore Selatan. Palindo adalah patung terbesar di daerah ini dan yang paling terkenal, terletak sebelah selatan dari desa kecil Sepe. Patung ini disebut sebagai representasi dari penduduk mitologis pertama dari desa Sepe yang bernama Tosaloge. Sebuah legenda lokal menceritakan tentang Raja Luwu, yang memerintahkan 1800 orang rakyatnya untuk memindahkan patung itu dari Sepe ke Palopo —yang terletak sangat jauh ke arah selatan— untuk membuktikan dominasinya atas wilayah Bada, namun usaha ini gagal. Patung ini pada awalnya menghadap ke arah Luwu di selatan, tetapi orang-orang Bada memutarnya menghadap ke barat sebagai bentuk penghinaan terhadap Raja, dan ketika para pengikut Raja ini mencoba untuk mengubahnya kembali, patung ini jatuh ke samping, dan membunuh 200 orang dari mereka. Di masa lalu, tumbal dibawa ke patung ini sebelum memulai kegiatan baru, seperti membuka kebun baru.[1]
Palindo digambarkan berwajah ceria dan ramah. Tinggi batu ini mencapai sekitar 4 setengah meter dengan ukiran tubuh berbentuk oval, memiliki mata yang bulat dan hidung besar yang memanjang ke bawah. Pahatan mulut yang dalam berbentuk sebuah senyuman melengkapi batuan megalitik ini.[2]
Etnolog Swedia yang mengunjungi Bada selama tiga hari pada bulan September 1918, Walter Kaudern, menggambarkan Palindo sebagai patung batu raksasa yang condong ke satu sisi, diapit oleh dua pohon, menghadap ke barat, dengan arah yang sedikit menyimpang ke selatan (5°). Patung ini berbeda dari patung batu lainnya—bukan hanya karena ukurannya yang luar biasa. Kaudern menyebut patung ini relatif datar dan tipis. Ia menggambarkan bahwa Palindo memiliki wajah hampir melingkar dengan diameter 175 sentimeter. Sisi kanannya memiliki panjang sekitar 440 sentimeter. Kaudern menyatakan sebuah fitur yang luar biasa yang belum dilihatnya pada patung lain di Bada adalah mulut, bentuknya kecil tapi jelas terlihat.[3]
Referensi
sunting- ^ Moxon, Mark (11 Oktober 1997). "Mark Moxon's Travel Writing - Indonesia: Bada Valley". Diakses tanggal 23 Maret 2017.
- ^ "Batuan Megalitikum Cantik di Lembah Bada, Poso, Sulawesi Tengah". Go Celebes. Diakses tanggal 6 Agustus 2016.
- ^ Kaudern 1938, hlm. 95.
Daftar pustaka
sunting- Kaudern, Walter (1938). Ethnographical studies in Celebes: results of the author's expedition to Celebes, 1917-1920 - Megalithic Finds in Central Celebes. 5. Göteborg: Elanders Boktryckeri Aktiebolag.