Palagan Asia dan Pasifik Perang Dunia I
Semasa Perang Dunia I, konflik di benua Asia dan Kepulauan Pasifik termasuk pertempuran laut, penaklukan Sekutu atas wilayah jajahan Jerman di Samudra Pasifik dan Tiongkok, pemberontakan Asia Tengah 1916 anti-Rusia di Turkestan Rusia dan pemberontakan Kelantan yang didukung Utsmaniyah di Malaya Britania. Aksi militer yang paling signifikan adalah Pengepungan Qingdao yang dilakukan dengan hati-hati dan dilaksanakan dengan baik di Tiongkok, tetapi aksi yang lebih kecil juga terjadi di Bita Paka dan Toma di Nugini Jerman.
Palagan Asia dan Pasifik | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Perang Dunia I | |||||||
Garis depan Jerman di Qingdao | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
| |||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Seluruh jajahan Jerman dan Austria-Hungaria lainnya di Asia dan Pasifik jatuh tanpa pertumpahan darah. Peperangan laut merupakan hal yang biasa; semua kekuatan kolonial memiliki skuadron angkatan laut yang ditempatkan di Samudra Hindia atau Pasifik. Armada-armada ini beroperasi dengan mendukung invasi wilayah yang dikuasai Jerman dan dengan menghancurkan Skuadron Asia Timur Angkatan Laut Kekaisaran Jerman.
Serangan Sekutu
suntingQingdao
suntingQingdao merupakan pangkalan Jerman yang paling penting di wilayah tersebut. Pangkalan ini dipertahankan oleh 3.650 tentara Jerman yang didukung oleh 100 tentara kolonial Tiongkok dan tentara serta kelasi Austria-Hongaria yang menempati benteng yang dirancang dengan baik. Yang mendukung para tentara pertahanan adalah sejumlah kecil kapal dari Angkatan Laut Kekaisaran Jerman dan Angkatan Laut Austria-Hongaria.
Skuadron Kedua Jepang terdiri dari 5 kapal tempur tua, 12 kapal penjelajah, 24 kapal perusak, 4 kapal bermeriam, 13 kapal torpedo, satu kapal induk, beberapa kapal pendukung, dan 26 kapal pengangkut.[1] Skuadron ini termasuk 23.000 tentara. Britania mengirim dua unit militer menuju medan pertempuran dari garnisun mereka di Tientsin, berjumlah 1.500 personel, dan Tiongkok yang tidak diduduki oleh Jerman mengirim lebih dari beberapa ribu tentara ke pihak Sekutu.
Pasifik
suntingSalah satu serangan darat pertama di palagan Pasifik adalah invasi terhadap Samoa Jerman pada 29—30 Agustus 1914 oleh pasukan Selandia Baru. Kampanye militer untuk merebut Samoa berakhir tanpa pertumpahan darah setelah lebih dari 1.000 personel Selandia Baru mendarat di koloni Jerman tersebut, didukung oleh satu skuadron angkatan laut Australia dan Prancis.
Juga dikenal sebagai AN&MEF, yang direkrut secara tergesa-gesa dengan 1.000 personel infanteri dan 500 personel cadangan angkatan laut sebagai pendukung, ditugaskan untuk menahan ancaman Jerman di Pasifik. Hanya dalam waktu dua minggu pelatihan di Palm Island, mereka berangkat dengan perahu ke Rabaul.[2]
Lihat pula
suntingCatatan
sunting- ^ "Tsingtao Campaign". www.gwpda.org. Diakses tanggal 25 April 2022.
- ^ Beaumont, Joanna. "Broken nation : Australians in the Great War - City of Stirling Library Services". link.stirling.wa.gov.au (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 28 April 2022.
Referensi
sunting- Falls, Cyril (1960). The Great War, pgs. 98–99.
- Keegan, John (1998). World War One, pgs. 205–206.
Pranala luar
sunting- Melzer, Jürgen: Warfare 1914–1918 (Japan), in: 1914-1918-online. International Encyclopedia of the First World War.
- Mühlhahn, Klaus: China, in: 1914-1918-online. International Encyclopedia of the First World War.
- Tillmann, Niko, Maezawa, Yuko: Micronesia, in: 1914-1918-online. International Encyclopedia of the First World War.
- Jennings, John: Pacific Islands, in: 1914-1918-online. International Encyclopedia of the First World War.
- Suchoples, Jarosław, Robertson, John R.: SMS Emden, in: 1914-1918-online. International Encyclopedia of the First World War.