Tari Pajaga Welado merupakan tari tradisional yang diciptakan sebagai simulasi dari suatu peristiwa atau kejadian yang dialami oleh para pajaga yang diceritakan kembali dalam bentuk lakon atau tarian. Bentuk penyajian terdiri dari beberapa unsur, di antaranya jumlah penari, ragam gerak, pola lantai, musik pengiring, kostum/tata busana, tata rias, properti, waktu dan tempat pertunjukan. Ragam geraknya terdiri atas gerakan Mammulang, Matappi, Matembba dan Mallise Peluru hingga gerak Masserang yang diiringi musik dan lagu.[1]

Tari Pajaga Welado sebagai warisan budaya pada masyarakat Welado di Kabupaten Bone. Tari Pajaga Welado hanya boleh ditarikan oleh pajaga Welado sendiri dan keturunannya saja, dengan pimpinan yang diberi gelar “majang”, yang berarti bunga jantan atau si jantan yang gagah. Tari Pajaga Welado ditarikan secara berkelompok oleh penari laki-laki, minimal 12 hingga 24 orang penari dan berjumlah genap (berpasangan).[1]

Sejarah

sunting

Tari Pajaga Welado mulai populer dan sering ditampilkan pada masa kepemimpinan Bupati Bone Muh. Idris Galigo (Puang Deri) pada periode 2003-2013. Pada masa tersebut, tari ini menjadi salah satu bagian dari perayaan hari jadi Bone. Namun, setelah kepemimpinan berganti ke A. Fahsar M. Padjalangi, tari Pajaga Welado tidak lagi ditampilkan pada acara sakral seperti Mattompang Arajang, karena acara tersebut lebih memfokuskan pada tari Pajaga Andi dan Sere Bissu. Sejak saat itu, tari Pajaga Welado hanya ditampilkan pada festival budaya saja.

Makna dan Filosofi

sunting

Pesan komunikasi Tari Pajaga Welado disampaikan lewat lagu dan gerakan, serta simbol-simbol yang ada dalam tarian bisa mendukung penyampaian pesan agar dapat terarah dan diterima dengan baik oleh komunikan/penerima pesan. Tari Pajaga Welado menyampaikan pesan komunikasi melalui komunikasi verbal dalam bentuk nyanyian dan komunikasi non verbal dalam bentuk atribut atau pakaian dan gerakan tarian. Tari Pajaga Welado merupakan media komunikasi tradisional yang berisi ungkapan hati nurani masyarakat yang mengandung nilai, etika, dan moral.

Referensi

sunting
  1. ^ a b "Eksistensi Tari Pajaga Welado Sebagai Warisan Budaya Pada Masyarakat Desa Welado Kabupaten Bone". www.academia.edu. Diakses tanggal 2024-10-05.