PO Haryanto

perusahaan asal Indonesia

PT Haryanto Motor Indonesia (menjalankan bisnis sebagai PO Haryanto) adalah sebuah perusahaan bus antarkota dan pariwisata yang berasal dari Kabupaten Kudus, Jawa Tengah.

PT Haryanto Motor Indonesia
Bus PO Haryanto dengan julukan "Lasting" di Terminal Maospati, Magetan
Didirikan2002; 22 tahun lalu (2002)
PendiriH. Haryanto
Kantor pusatKudus, Jawa Tengah
Wilayah layananJawa, Madura
Jenis layananBus Antarkota
Bus Pariwisata
KelasEksekutif, Patas, Pariwisata
GarasiLihat di bawah.
ArmadaHino dan Mercedes-Benz
Rute terpendekPati - Yogyakarta
Rute terpanjangSumenep - Merak
Jenis bahan bakarSolar
OperatorPT Haryanto Motor Indonesia
Tokoh KunciH. Haryanto (Direktur Utama dan Pendiri)

Sejarah

sunting

PO Haryanto didirikan pada tahun 2002 oleh H. Haryanto asal Kudus, Jawa Tengah setelah purna bertugas di Batalyon Artileri Pertahanan Udara Ringan 1/Kostrad TNI Angkatan Darat di Tangerang. Sebelumnya, ia adalah seorang tentara yang memiliki berbagai pekerjaan sampingan, salah satunya adalah agen tiket bus.

Dengan mendapatkan pinjaman dari bank, ia membeli enam buah bus dan menggunakan armadanya tersebut untuk trayek perkotaan dengan rute Cikarang-Cimone.

Tetapi setelah beberapa waktu, rute tersebut dianggap kurang menguntungkan dikarenakan sepinya penumpang. Akhirnya ia mengubah armada tersebut menjadi kelas eksekutif dan mengalihkan trayeknya ke trayek antarkota dengan rute Jakarta-Kudus, Jakarta-Pati dan Jakarta-Jepara.

Mulai saat itulah perusahaan busnya mulai berkembang. Pada tahun 2009, PO Haryanto melakukan ekspansi bisnis pertamanya di luar Muria Raya dan juga di luar Pulau Jawa, yakni di Pulau Madura dengan trayek Jakarta-Pamekasan-Sumenep.

Tiga tahun kemudian tepatnya di tahun 2012, PO Haryanto kembali melakukan ekspansi bisnisnya, kali ini berada di jalur selatan jawa dengan trayek pertama yakni Jakarta-Solo-Ponorogo, serta kota-kota lain di sekitar Solo Raya seperti Klaten dan Gemolong.

Di tahun yang sama pula, PO Haryanto juga merintis trayek menuju Bojonegoro dan Purwodadi dengan bantuan adiknya, H. Annas. Saat ini, PO Haryanto telah melayani lebih dari 20 kota di Pulau Jawa dengan beberapa divisi.[1]

Perkembangan

sunting

PO Haryanto memiliki jaringan trayek di pulau Jawa dan Madura yang meliputi beberapa divisi :

Divisi Muria Raya

sunting

Merupakan cikal bakal dari layanan antarkota milik PO Haryanto. melayani trayek Demak, Kudus, Jepara, Pati, dan sekitarnya. Adapun rute yang dilayani adalah :

  1. Jepara–Kudus–Semarang–Jakarta PP.
  2. Sukolilo–Tayu–Pati–Kudus–Semarang–Jakarta–Merak PP.

Divisi ini memiliki garasi (sekaligus menjadi garasi utama PO Haryanto) di Jalan Lingkar Ngembal, Kudus, Jawa Tengah.

Divisi Solo

sunting

Divisi ini dibuka pada tahun 2012. melayani trayek Solo, Boyolali, Karanganyar, Ponorogo, Magetan, Madiun, Klaten, Yogyakarta, Gemolong, Jombang, Nganjuk dan sekitarnya. Adapun rute yang dilayani adalah :

  1. Tawangmangu–Matesih–Karanganyar–Solo–Jakarta PP.
  2. Jumapolo–Jatipuro–Solo–Jakarta PP.
  3. Ponorogo–Maospati–Madiun–Sragen–Solo–Jakarta PP.
  4. Magetan–Maospati–Madiun–Sragen–Solo–Jakarta PP.
  5. Yogyakarta–Prambanan–Klaten–Solo–Jakarta PP.
  6. Gemolong–Karanggede–Salatiga–Jakarta PP.
  7. Jombang–Kertosono–Caruban–Solo–Jakarta PP.

Divisi ini juga memiliki garasi tersendiri di Banyudono, Boyolali, yang dimana garasi tersebut dibangun untuk menggantikan garasi lama yang ada di Bangak.

Divisi Madura

sunting

Dibuka pada tahun 2009, divisi ini menjadi divisi pertama yang dibuka oleh PO Haryanto di luar Muria Raya . Melayani trayek Pulau Madura, Surabaya dan sekitarnya. Adapun rute yang dilayani adalah :

  1. Sumenep–Pamekasan–Sampang–Bangkalan–Surabaya–Jakarta PP.
  2. Sumenep–Pamekasan–Sampang–Bangkalan–Surabaya–Merak PP.
  3. Sumenep–Pamekasan–Sampang–Bangkalan–Surabaya–Bogor–Sukabumi PP.

Divisi Wonogiri

sunting

Divisi ini melayani trayek Wonogiri dan sekitarnya. Awalnya divisi ini bergabung dengan divisi Solo dalam peluncurannya di tahun 2016, kemudian diubah menjadi divisi tersendiri setelah penambahan armada dan rute. Adapun rute yang dilayani adalah :

  1. Purwantoro–Wonogiri–Solo–Jakarta PP.
  2. Purwantoro–Wonogiri–Solo–Bogor–Sukabumi PP.
  3. Batu–Wonogiri–Solo–Jakarta PP.

Divisi Purwodadi dan Cepu

sunting

Divisi ini melayani trayek Cepu, Purwodadi dan sekitarnya. Adapun rute yang dilayani adalah :

  1. Cepu–Purwodadi–Wirosari–Semarang–Jakarta PP.
  2. Cepu–Purwodadi–Wirosari–Semarang–Merak PP.
  3. Gemolong–Toroh–Purwodadi–Jakarta PP.

Divisi Bojonegoro

sunting

Divisi ini melayani trayek Bojonegoro dan sekitarnya. Adapun rute yang dilayani adalah :

  1. Bojonegoro–Bangilan–Lasem–Semarang–Jakarta PP.
  2. Bojonegoro–Bangilan–Lasem–Semarang–Jakarta–Merak PP.
  3. Bojonegoro–Bangilan–Lasem–Semarang–Bandung PP.

Divisi Malang

sunting

Salah satu divisi termuda yang dikembangkan oleh PO Haryanto, dibuka pada tahun 2020. Melayani trayek Malang, Kepanjen, Dampit, Karangkates dan sekitarnya. Adapun rute yang dilayani adalah :

  1. Dampit–Kepanjen–Malang–Surabaya–Jakarta PP.
  2. Karangkates–Kepanjen–Malang–Surabaya–Jakarta PP.
  3. Sumbermanjing–Turen–Malang–Jakarta PP.
  4. Donomulyo–Pagak–Kepanjen–Malang–Jakarta PP.

Divisi Patas

sunting

Divisi ini melayani trayek jarak menengah dengan menggunakan armada kelas Patas. Adapun rute yang dilayani adalah :

Patas Pantura

  1. Karanganyar–Wonopringgo–Kajen–Wiradesa–Comal–Pemalang–Jakarta PP.
  2. Banyuputih–Pekalongan–Pemalang–Jakarta PP.
  3. Bumiayu–Banjaranyar–Balapulang–Slawi–Tegal–Brebes–Jakarta PP.
  4. Belik–Moga–Randudongkal–Pemalang–Tegal–Jakarta PP.

Patas Yogyakarta

  1. Yogyakarta–Magelang–Semarang–Kudus–Pati PP.

Divisi Pariwisata

sunting

Divisi ini berpusat di Tangerang. melayani angkutan pariwisata dan ziarah di Pulau Jawa, Sumatra, Bali, Madura dan Kepulauan Nusa Tenggara.

Fasilitas dan Sarana Prasarana

sunting

Armada milik PO Haryanto dibagi menjadi tiga kelas yakni Eksekutif, VIP dan Patas. dengan fasilitas total seat 30 (Eksekutif), seat 34 (VIP) dan seat 48 (Patas), konfigurasi 2-2, legrest (Eksekutif), footrest, Service makan 1x, snack makanan ringan (Eksekutif) & toilet (Eksekutif dan VIP). Saat ini kelas VIP hanya tersedia pada trayek Purwodadi saja.

PO Haryanto juga memiliki rumah makan bernama "Menara Kudus" di Gringsing dan Gebang, Cirebon, 1 buah SPBU di Jalan Raya Pantura Jenarsari, Kendal, dan garasi di 3 titik lokasi. Garasi pusat terletak di Jalan Lingkar Ngembal, Kudus, Jawa Tengah, Garasi kedua untuk unit parwisata di Jalan Kyai Maja Warungmangga, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang dan garasi ketiga di Jalan Raya Banyudono, Boyolali untuk Divisi Solo.

PO Haryanto juga memfasilitasi penumpang yang akan bepergian ke Sumatra & sebaliknya dengan jasanya. Bekerjasama dengan operator bus lain seperti NPM, salah satu perusahaan otobus terbesar dan tertua dari Sumatera Barat serta Sumber Alam dari Purworejo, PO Haryanto membuka layanan tiket terusan dimana nantinya penumpang dari Solo/Muria Raya/Wonogiri/Madura ingin menuju Sumatra akan ditransit ke bus NPM menuju Lampung/Palembang/Jambi/Padang di garasi Sumber Alam Pondok Ungu, Bekasi (begitupun sebaliknya).

Garasi

sunting

Perusahaan ini memiliki garasi, diantaranya:

  1. Garasi Pusat Ngembal Kudus
  2. Garasi Cabang Pengging Banyudono Boyolali
  3. Garasi Cabang Warung Mangga Tangerang

Haryanto Mania

sunting

Guna menampung aspirasi penumpang dan penggemar setia PO Haryanto, pada tahun 2009 didirikan Haryanto Mania, sebuah klub penggemar bus PO Haryanto. Haryanto Mania dipantau dan diasuh langsung oleh Rian Mahendra selaku Direktur Operasional PO Haryanto (pada waktu itu) yang memiliki lebih dari 150 ribu anggota di situs jejaring sosial Facebook dan sampai saat ini berguna untuk menyalurkan kritik, saran dan aspirasi baik dari penumpang maupun penggemar (mania) sendiri.

Ciri khas

sunting

Haryanto dikenal dengan penggunaan skema warna bodi bus yang beragam dan meriah, serta mengangkat potensi pariwisata Kudus. Masjid Menara Kudus menjadi ikon dari bus-bus Haryanto, ditempel pada bodi samping bus.[2] Rian Mahendra selaku Direktur Operasional (pada waktu itu) mengatakan bahwa dalam menjalankan bisnisnya, Haryanto memanfaatkan filosofi "ilmu langit", maksudnya "nilai-nilai keagamaan Islam dijadikan acuan dalam berbisnis (bus)". Untuk mewujudkan misi korporatnya itu, kaligrafi sholawat "ṣalā-llāhu ʿala Muḥammad" ditempel di seluruh armada bus Haryanto.[3]

Sebagian armada (khususnya armada keluaran 2018 keatas) juga dilengkapi dengan gambar wayang kulit, biasanya bergambar Werkudara atau Rama dan Sinta.

Selain ciri khas dalam armada, Haryanto juga memiliki ciri khas dalam pelayanan. Seperti peraturan untuk berhenti melaksanakan ibadah sholat (hanya khusus untuk yang Muslim) ketika dalam perjalanan, atau uang tiket konsumen yang dimana akan disumbangkan kepada yang membutuhkan sebesar 2,5 persen.

Manajemen Haryanto juga memiliki tradisi untuk memberangkatkan para anak buahnya untuk melaksanakan haji/umrah yang masih tetap dipertahankan hingga sekarang.[4]

Dalam budaya populer

sunting

Seniman campursari asal Solo yakni Cak Diqin pernah menulis lagu yang berjudul "Ayo Numpak Bis Haryanto" pada tahun 2014 yang berisi ajakan untuk menaiki PO Haryanto.[5]

Aktivitas kru dan manajemen Haryanto ditayangkan dalam bentuk situasi komedi berjudul "Hari dan Yanto", dibintangi oleh Erick Estrada dan Aditya Warman (Sayuti). Film tersebut bercerita tentang suka dan duka seorang sopir dan kernet dalam bekerja di PO Haryanto.

Referensi

sunting
  1. ^ "Sejarah Perjalanan Berdirinya PO Haryanto". ivansaja.com. 2020-06-10. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-10-21. Diakses tanggal 2020-10-20. 
  2. ^ Radityasani, Muhammad Fathan (2020-12-07). Ferdian, Azwar, ed. "Tanggapan PO Haryanto Soal Livery Busnya yang Ditiru Bus Luar Negeri". Kompas.com. Diakses tanggal 2021-11-28. 
  3. ^ Khoiri, Ahmad Masaul. "Filosofi 'Ilmu Langit' PO Haryanto". detikcom. Diakses tanggal 2021-11-28. 
  4. ^ "Kisah Juragan Bus yang Terapkan Ajaran Agama dalam Usaha". starnews.id. 2019-11-29. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-10-26. Diakses tanggal 2020-10-20. 
  5. ^ "Ayo Numpak Bis Haryanto". youtube.com. 2014-05-21. Diakses tanggal 2020-10-20.