Air Commodore P. J. Wiseman (1888–1948) adalah seorang perwira Britania yang pernah mengunjungi banyak tempat penggalian arkeologi aktif selama bertugas di Timur Tengah. Wiseman menimba pengalamannya dengan mengikuti ekspedisi penggalian di daerah Mesopotamia pada pertengahan abad ke-20 bersama Sir Leonard Woolley di daerah Ur (diyakini sebagai tempat asal Abraham), dan Professor S. Langdon di Kish, serta diskusi mengenai metode penulisan kuno dengan para pakar (terutama Professor Cyril Gadd).[1] Ia menemukan bahwa setiap lempengan tablet catatan kuno umumnya diakhiri dengan suatu "kolofon" yang mempunyai format sangat khusus. Dari sini ia mengemukakan hipotesis (yang sekarang disebut "Hipotesis Wiseman") dalam karya tulisannya New discoveries in Babylonia about Genesis (1936) dan diterbitkan ulang oleh putranya, Donald Wiseman pada tahun 1985.

Hipotesis Wiseman

sunting

"Hipotesis Wiseman" (bahasa Inggris: Wiseman hypothesis, kadang disebut "tablet theory" atau "Teori Tablet") merupakan sebuah teori mengenai pengarang dan penyusun Kitab Kejadian yang menyatakan bahwa Musa menyusun Kitab Kejadian dari lempengan-lempengan (tablet) yang diwariskan turun-temurun melalui Abraham dan para leluhur lain. Asalnya dikemukakan oleh P. J. Wiseman (1888–1948) dalam tulisannya New discoveries in Babylonia about Genesis (1936) dan diterbitkan ulang oleh putranya, Donald Wiseman, sebagai Ancient records and the structure of Genesis: A case for literary unity pada tahun 1985. Hipotesis ini menerima dukungan dari R. K. Harrison (1969) tetapi masih belum diterima luas di kalangan sarjana Alkitab.[2]

Selama penelitiannya Wiseman menemukan bahwa setiap lempengan tablet catatan kuno umumnya diakhiri dengan suatu kolofon yang mempunyai format sangat khusus. Kolofon ini terdiri dari 3 bagian:

  1. "Ini adalah catatan sejarah/kitab/silsilah dari ..."
  2. Nama penulis atau pemilik lempengan, dan
  3. Tanggal atau tarikh (misalnya "pada tahun terjadinya gempa bumi besar," atau "pada tahun ke-3 raja ..." dan seterusnya.

Wiseman mengamati bahwa dalam [[Kitab Kejadian terdapat 11 frasa yang memiliki format kolofon yang serupa, yang sejak lama sudah diidentifikasi sebagai "bacaan-bacaan toledot" (kata bahasa Ibrani untuk "silsilah" atau "generasi"). Kitab Kejadian ini umumnya dibagi secara tematis menurut baris-baris yang mengandung "toledot".[3] Hal baru yang dikemukakan oleh Wiseman adalah bahwa adanya kolofon ini menunjukkan bahwa Kitab Kejadian dulunya merupakan koleksi dari lempengan tablet tanah liat yang ditulis dalam huruf kuno (misalnya kuneiform), sebagaimana lempengan-lempengan lain yang dilihatnya di Timur Tengah. Kemudian Musa menyunting isi lempengan-lempengan itu menjadi satu dokumen pada kertas perkamen atau papirus. Ini berbeda dengan pandangan tradisional yang menganggap Musa menulis Kitab Kejadian seluruhnya sendirian tanpa sumber-sumber luar maupun pandangan lain yang disebut Documentary hypothesis bahwa Kitab Kejadian disunting jauh berabad-abad kemudian oleh para penyunting (redaktur) yang tidak dikenal.[4]

Dalam bukunya Creation Revealed in Six Days, P. J. Wiseman berpendapat bahwa hari-hari penciptaan melambangkan masa di yang dipakai Allah untuk menyatakan karya penciptaannya, dan bahwa Kejadian 1 "merupakan catatan tentang apa yang 'difirmankan Allah' mengenai hal-hal yang 'diciptakan Allah'... ini merupakan pernyataan-Nya kepada manusia mengenai tindakan penciptaan-Nya pada masa lampau."[4]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Damien F. Mackey. The First Book of Moses and the 'toledot' of Genesis
  2. ^ Harrison 1969, hlm. 64. Lihat pula penjabaran Harrison mengenai penggunaan kolofon dalam Kitab Kejadian serta latar belakang arkeologi yang mendukung, pada halaman 543–552.
  3. ^ Batas pemisah itu adalah Kejadian 2:4; 5:1; 6:9; 10:1; 11:10; 11:27; 25:12; 25:19; 36:1; 36:9; 37:2
  4. ^ a b Wiseman 1958, hlm. 40.

Pustaka tambahan

sunting

Pranala luar

sunting