Organisasi keagamaan

organisasi yang mendukung praktik agama

Organisasi keagamaan (disingkat Orgama) adalah organisasi yang bermula dari pengalaman keagamaan yang dialami oleh pendiri dan para anggotanya. Dari pengalaman demikian lahir suatu bentuk perkumpulan keagamaan yang kemudian menjadi organisasi keagamaan yang terlembaga.[1] Kegiatan keagamaan umumnya membutuhkan beberapa infrastruktur untuk dilakukan. Untuk itu pada umumnya terdapat organisasi-organisasi dalam mendukung praktik keagamaan.[1]

Organisasi keagamaan dalam Islam berperan dalam memrogramkan dan mengintensifkan pelaksanaan dakwah dan pendidikan. Organisasi tersebut biasanya aktif dalam membangun lembaga pendidikan, seperti sekolah, madrasah, pesantren dan perguruan tinggi sebagai wadah positif membangun kecerdasan dalam kehidupan bernegara.

Kekristenan

sunting

Organisasi keagamaan dalam Kekristenan dikenal dengan istilah denominasi, yang berakar dari organisasi gereja. Gereja-gereja digunakan berbagai denominasi Kristen untuk menyifatkan badan persekutuan umat Kristen. Organisasi gereja adalah lembaga untuk melayani kebutuhan dan menyelesaikan berbagai persoalan di dalam suatu komunitas jemaat, baik dalam hal rohani maupun jasmani, seperti pelayanan pengajaran firman Allah, doa, konseling, pernikahan, kematian, penghiburan, makanan, kesehatan dan lain-lain.

Organisasi keagamaan dalam Hindu memiliki peranan sebagai majelis tertinggi umat Hindu dalam mengatur, memelihara dan mengembangkan ajaran agama Hindu serta mempertinggi kesadaran hidup keagamaan dan kemasyarakatan umat Hindu.

Buddha

sunting


Referensi

sunting
  1. ^ a b O’dea, Thomas F. (1987). Sosiologi Agama: Suatu Pengenalan Awal. Jakarta: Rajawali. hlm. 227.