Suku Maranao

suku bangsa di Filipina
(Dialihkan dari Orang Maranao)

Suku Maranao (bahasa Maranao: [mәranaw]; bahasa Tagalog: Maranaw[3]), juga dieja Meranao, Maranaw, dan Mëranaw, adalah suku asli Filipina selatan yang berasal dari pesisir Danau Lanao di provinsi Lanao del Sur di pulau Mindanao. Sebagian besar suku Maranao adalah Muslim. Mereka dikenal karena karya seni, tenunan, kerajinan kayu, plastik dan logam, serta wiracarita Darangen. Mereka secara etnis dan budaya terkait erat dengan Iranun dan Maguindanao, dan ketiga kelompok tersebut merupakan penutur rumpun bahasa Danao.

Maranao
Mëranaw
Jumlah populasi
1.354.542[1]
1,47% dari total populasi
Daerah dengan populasi signifikan
Bangsamoro, Semenanjung Zamboanga, Mindanao Utara, Soccsksargen, Manila, Cebu di  Filipina
Sabah di  Malaysia
 Amerika Serikat
 Arab Saudi[2]
Timur Tengah
Bahasa
Maranao, Chavacano, Cebuano, Tagalog, Inggris, Melayu
Agama
Umumnya Islam
Kelompok etnik terkait
Iranun, Maguindanao, Sangir, Tiruray
Lumad, Tausug, Bisaya, Melayu
suku Moro lainnya
suku di Filipina lainnya,
suku Austronesia lainnya

Etimologi

sunting
 
Foto satelit Danau Lanao.

Nama "Maranao" (juga dieja "Meranao" atau "Meranaw") berarti "orang danau" (lanaw, danaw atau ranaw berarti "danau" dalam bahasa Maranao). Istilah ini mengacu pada Danau Lanao, tanah leluhur orang Maranao.[4]

Nama asli dari leluhur Maranao diyakini sebagai "Iranun" atau "Iranao".[5][6] Kelompok ini kemudian berpindah, membentuk asal-usul orang Maguindanao dan Iranun modern (yang namanya juga dapat diterjemahkan menjadi "orang danau"),[7] sedangkan mereka yang menetap di sekitar Danau Lanao dikenal sebagai Maranao. Kedua etnis ini: Iranun dan Maranao, masih berhubungan satu sama lain, berbagi budaya yang sama dan sama-sama menuturkan bahasa yang berkerabat dalam rumpun bahasa Danao.[5][6]

Budaya

sunting
 
Guci makanan ( gadur ) terbuat dari kuningan dengan tatahan perak.

Budaya Maranao dapat dicirikan oleh:

  • Danau Lanao
  • Sarimanok (Papanoka Mra dan Mara-patik)
  • Torogan, bentuk tertinggi rumah kerajaan Maranao, di mana arsitekturnya disebut yang paling estetis di seluruh Filipina
  • Darangen, Warisan Budaya Takbenda UNESCO
  • Kirim, tulisan tangan pra-Hispanik berdasarkan huruf Arab dengan 19 konsonan dan 7 vokal
  • Singkil, tarian tradisional[8]
  • Okir, seni ukir pada artefak kayu dan peralatan kuningan

Kebudayaan Maranao berpusat di Danau Lanao, danau terbesar di Mindanao, serta terbesar kedua dan terdalam di Filipina. Danau ini kerap disebut dalam berbagai mitos dan legenda. Danau ini mendukung industri perikanan, dan menjadi sumber daya untuk PLTA; Sistem Sungai Agus menghasilkan 70% listrik yang digunakan oleh masyarakat Mindanao. Pemandangan danau yang menawan ditawarkan oleh Kota Marawi, ibu kota provinsi.

Bahasa

sunting

Bahasa Maranao adalah bahasa Austronesia yang dituturkan oleh orang Maranao di provinsi Lanao del Norte dan Lanao del Sur.[9] Karena banyak pendatang Cebu merantau ke Mindanao, banyak orang Maranao yang juga fasih berbahasa Cebuano.

Bahasa Arab, bahasa Semit Tengah, digunakan oleh orang Moro sebagai bahasa liturgis Islam. Namun, kebanyakan orang Maranao tidak menggunakan bahasa Arab di luar tujuan keagamaan.

 
Sarimanok

Sarimanok (Papanoka Mra) adalah burung legendaris Maranao yang menjadi simbol dalam kesenian mereka. Sarimanok berwujud burung dengan sayap dan ekor berwarna-warni, dan memegang ikan di paruh atau cakarnya. Kepala Sarimanok berbentuk seperti kepala burung hud-hud (Balalatoc dalam maranaw) dan dihiasi dengan motif gulungan, daun dan spiral (okir).[10][11] Burung ini dianggap sebagai simbol keberuntungan.

Maranao juga mengembangkan versi lain wiracarita Ramayana yang disebut Maharadia Lawana. Mereka juga memiliki tarian tradisional Singkil yang didasarkan pada adaptasi lokal Ramayana lainnya: Darangen.

 
Sebuah ansambel Kulintang di Museum Nasional Etnologi di Osaka.
  • Agung, sejenis gong
  • Kobbing, sejenis genggong
  • Kudyapi, sejenis gitar
  • Kulintang, alat musik pukul
  • Sarunaay, sejenis gambang yang juga dikenal oleh kelompok Muslim dan non-Muslim lain di Filipina Selatan.

Masakan

sunting

Masakan Maranao cenderung pedas dengan banyak bumbu. Bumbu yang dibudidayakan secara tradisional, yang dikenal sebagai palapa adalah bumbu yang paling umum.[12] Bumbu ini terbuat dari umbi daun bawang rebus atau "sakurab" di Maranao yang diris tipis, lalu daun bawang dan jahe dikaramelisasi dengan dicampur cabai dan minyak kelapa.[13]

Hidangan terkait dengan ritual budaya penting di semua aspek budaya Maranao.[14]

Strata sosial

sunting

Secara tradisional, masyarakat Maranao terbagi menjadi dua strata. Yakni, Mapiyatao (murni) dan Kasilidan (darah campuran). Kasilidan dibagi lagi menjadi beberapa kategori: Sarowang, Balbal, Dagamot dan Bisaya. Mapiyatao adalah penduduk asli yang berkuasa dan memiliki garis keturunan bangsawan murni. Di sisi lain, Kasilidan adalah orang-orang pribumi yang dicurigai berdarah campuran. Namun, seiring berjalannya waktu, sistem hierarki ini mulai luntur akibat semakin meratanya kekayaan keluarga Maranao.

Referensi

sunting
  1. ^ "2010 Census of Population and Housing, Report No. 2A: Demographic and Housing Characteristics (Non-Sample Variables) - Philippines" (PDF). Philippine Statistics Authority. 
  2. ^ Admin. "About Us". FEMAS. Diarsipkan dari versi asli tanggal April 18, 2011. Diakses tanggal October 21, 2010. 
  3. ^ [1] Diarsipkan October 12, 2013, di Wayback Machine.
  4. ^ Hamilton, Roy W. (1998). From the rainbow's varied hue: textiles of the southern Philippines. UCLA Fowler Museum of Cultural History. hlm. 135. ISBN 9780930741648. 
  5. ^ a b Lobel, Jason William; Riwarung, Labi Hadji Sarip (2009). "Maranao Revisited: An Overlooked Consonant Contrast and its Implications for Lexicography and Grammar". Oceanic Linguistics. 48 (2): 403–438. doi:10.1353/ol.0.0040. JSTOR 40783537. 
  6. ^ a b Baradas, David B. (1968). "Some Implications of the Okir Motif in Lanao and Sulu Art" (PDF). Asian Studies. 6 (2): 129–168. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2019-01-29. Diakses tanggal 2021-01-01. 
  7. ^ Campbell, Gwyn (2018). Bondage and the Environment in the Indian Ocean World. Springer. hlm. 84. ISBN 9783319700281. 
  8. ^ https://www.youtube.com/watch?v=GzhoWsVElXo https://www.youtube.com/watch?v=c6JVSMSIYn4
  9. ^ "Welcome". Learn Maranao Language Website. Diarsipkan dari versi asli tanggal October 6, 2010. Diakses tanggal October 21, 2010. 
  10. ^ "Sari-Manok". Philippines Art and Culture. Diakses tanggal October 21, 2010. [pranala nonaktif permanen]
  11. ^ Madale, Nagasura T. (2010-02-07). "Recipe in the Life of the Maranao By: Nagasura T. Madale, PhD. -Part 2". Kalopindo. Aratawata Website. Diarsipkan dari versi asli tanggal July 14, 2011. Diakses tanggal October 22, 2010. 
  12. ^ Umagang Kay Ganda (2013-07-09). "Recipe: Maranao dish Chicken Piaparan". ABS-CBN Corporation Website. Diakses tanggal July 9, 2013. 
  13. ^ Rosauro, Ryan (2010-10-17). "Munai spice may be way out of war for conflict areas". Inquirer Website. Diarsipkan dari versi asli tanggal October 23, 2010. Diakses tanggal October 22, 2010. 
  14. ^ Madale, Nagasura T. (2010-02-06). "Recipe in the Life of the Maranao By: Nagasura T. Madale, PhD. -Part 1". Kalopindo. Aratawata Website. Diarsipkan dari versi asli tanggal July 14, 2011. Diakses tanggal October 21, 2010. 

Pranala luar

sunting