Operasi Atalanta
Operasi Atalanta adalah operasi militer yang dilaksanakan oleh angkatan laut Uni Eropa di kawasan Teluk Aden, Somalia sejak Desember 2008 sampai sekarang. Operasi ini diselenggarakan dengan tujuan untuk memberantas bajak laut di kawasan Tanduk Afrika dan Teluk Aden.[1][2]
Operasi Atalanta | |||||
---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Perompakan di Somalia dan Perang Saudara Somalia | |||||
Area pembajakan di Samudera Hindia (2005–2010) | |||||
| |||||
Pihak terlibat | |||||
Bajak laut Somalia | |||||
Tokoh dan pemimpin | |||||
| Tidak diketahui | ||||
Kekuatan | |||||
1–4 kapal perang 1–2 kapal patroli dan helikopter (normally) | Tidak diketahui | ||||
Korban | |||||
Tidak diketahui | Tidak diketahui |
Latar Belakang
suntingTeluk Aden yang menghubungkan Laut Merah dengan Samudra Hindia membuat kawasan ini melintasi kawasan Asia Barat dan Tanduk Afrika, kemudian ke Eropa melalui Terusan Suez. Banyak kapal ekspedisi besar dari Asia yang memilih melintasi jalur ini, karena lebih cepat sebagai jalur perdagangan dengan Eropa. Terletak di lokasi yang strategis, Teluk Aden menjadi salah satu perairan internasional tersibuk.[3]
Menjadi perairan tersibuk di dunia, kawasan Teluk Aden memiliki banyak risiko yang besar. Berbatasan langsung dengan kawasan konflik di Timur Tengah dan Afrika, kawasan Teluk Aden kerap menjadi wilayah operasi bajak laut, terutama dari Somalia. Kemunculan kelompok bajak laut di Somalia tidak terlepas dari kegagalan pemerintah negara itu. Kegagalan pemerintah Somalia telah membuat rakyatnya kelaparan, miskin, dan dirundung konflik berkepanjangan.[3] Terutama setelah kematian Mohamed Farrah Aidid, keadaan Somalia semakin tidak menentu.[4] Menjadi bajak laut adalah salah satu cara rakyat Somalia bertahan hidup.
Kerugian
suntingPembajakan di kawasan Teluk Aden yang semakin meningkat, telah memuat kerugian hingga jutaan dolar Amerika Serikat. Diperkirakan biaya penebusan kapal- kapal yang ditahan oleh para perompak rata-rata sekitar US$18 juta hingga US$ 30 juta, jumlah itu meningkat pada US$ 50 juta pada 2008. Menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), 40% dari hasil pembajakan telah berhasil membiayai hidup perompak.[5]
Kerugian lainnya adalah terhambatnya bantuan pangan dari PBB. Wilayah Somalia yang dirundung konflik berkepanjangan membuat PBB meluncurkan program World Food Programme (WFP). Namun bantuan pangan yang dikirim PBB ke Somalia tidak pernah sampai ke daratan, kapal-kapal PBB banyak yang disandera oleh perompak. Kerugian yang dialami PBB bisa mencapai 30.000 hingga 40.000 metrik ton pangan.[6]
Kelompok Perompak
suntingKrisis berkepanjangan di Somalia, ketiadaan pemerintah yang berdaulat, tidak berfungsinya hukum dan kemiskinan yang meningkat juga berdampak pada tumbuhnya kelompok perompak. Beberapa suku di Somalia yang berbasis di beberapa kota seperti; Mogadishu, Bosaso, Harardheere, Eyl, Garaad, dan Hobyo, masing-masing berafiliasi dengan kelompok milisi. Tiga kelompok milisi yang terbesar yang memiliki unit perompak adalah Somali Salvation Democratic Front (SSDF), Somali National Movement (SNM), dan United Somali Congress (USC).[7]
Operasi
suntingMeningkatnya eskalasi perompak di Teluk Aden, Uni Eropa memutuskan untuk menerbitkan EU Council Joint Action 2008/851 dan EU Council Decision 2008/918, suatu keputusan untuk melancarkan operasi militer, inilah yang kemudian dikenal sebagai Operasi Atalanta. Operasi ini juga merupakan dukungan dari Uni Eropa terhadap Resolusi PBB 1814, 1816, 1838 yang kemudian diadopsi oleh Dewan keamanan PBB, yang kemudian diperbaharui menjadi Resolusi 1946.[8]
Lokasi
suntingWilayah menjadi jangkauan Operasi Atalanta adalah di sekitar Laut Merah, Teluk Aden, hingga sebagian Samudra Hindia, wilayah itu termasuk perairan Somalia. Seychelles, Mauritius dan Komoro. Diperkirakan wilayah Operasi Atalanta seluas 3.700.000 km2, dengan koordinat batas barat 11o48 LU, 45o BT; 12o00 LU, 45o BT; batas timur 78o BT; batas selatan 10o LS; dan batas utara 26o LU.[9]
Misi
suntingOperasi Atalanta memiliki 3 misi utama, yakni; pengawalan, pengawasan dan perlawanan. Pengawalan, yaitu; melindungi kapal World Food Programme dari PBB dan kapal African Union Mission in Somalia (AMISOM) dari Uni Afrika. Selain misi pengawalan, Operasi Atalanta juga memiliki misi pengawasan, yakni mengawasi aktivitas laut penduduk lokal yang berpotensi menjadi perompak. Terakhir adalah misi perlawanan, ini adalah operasi militer yang bertujuan untuk membebaskan kapal bila disandera oleh perompak.[9]
Anggota
suntingNegara-negara Uni Eropa yang terlibat dan ikut mengirimkan pasukan dalam Operasi Atalanta, antara lain:[9]
Sebenarnya Operasi Atalanta tidak terbatas pada kelima negara itu saja, tetapi menjadi tanggungjawab bagi seluruh anggota Uni Eropa. Meskipun kontribusi dan keterlibatan anggota yang lain lebih banyak berupa dukungan logistik, diplomasi, dan berbagai bentuan lainnya yang membantu kelancaran operasi.[9]
Referensi
sunting- ^ "Missions | Eunavfor" (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2019-11-18.
- ^ Prasetyo, Hafid Dwi (2016). "Operasi Atalanta oleh Uni Eropa di Teluk Aden dalam Menangani Perompak Somalia Periode Tahun 2009-2013". Journal of International Relations. 2 (1): 60.
- ^ a b Prasetyo, Hafid Dwi (2016). "Operasi Atalanta oleh Uni Eropa di Teluk Aden dalam Menangani Perompak Somalia Periode Tahun 2009-2013". Journal of International Relations. 2 (1): 57–59.
- ^ Muthuma, Gitau (2007-05-06). "Clans and crisis in Somalia". The Guardian (dalam bahasa Inggris). ISSN 0261-3077. Diakses tanggal 2019-11-19.
- ^ Prasetyo, Hafid Dwi (2016). "Operasi Atalanta oleh Uni Eropa di Teluk Aden dalam Menangani Perompak Somalia Periode Tahun 2009-2013". Journal of International Relations. 2 (1): 58–59.
- ^ Prasetyo, Hafid Dwi (2016). "Operasi Atalanta oleh Uni Eropa di Teluk Aden dalam Menangani Perompak Somalia Periode Tahun 2009-2013". Journal of International Relations. 2 (1): 60.
- ^ Prasetyo, Hafid Dwi (2016). "Operasi Atalanta oleh Uni Eropa di Teluk Aden dalam Menangani Perompak Somalia Periode Tahun 2009-2013". Journal of International Relations. 2 (1): 58 dan 60.
- ^ Prasetyo, Hafid Dwi (2016). "Operasi Atalanta oleh Uni Eropa di Teluk Aden dalam Menangani Perompak Somalia Periode Tahun 2009-2013". Journal of International Relations. 2 (1): 60–61.
- ^ a b c d Prasetyo, Hafid Dwi (2016). "Operasi Atalanta oleh Uni Eropa di Teluk Aden dalam Menangani Perompak Somalia Periode Tahun 2009-2013". Journal of International Relations. 2 (1): 61.
Pranala luar
suntingResolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Perompak di Teluk Aden