Ondol atau gudeul, adalah sistem pemanas ruangan tradisional Korea. Ondol bermanfaat mentransfer panas yang dihasilkan pembakaran kayu dari tungku pembakaran yang dialirkan dari sekat-sekat yang dibuat di bawah lantai. Pada penggunaan pada zaman modern, ondol mengacu pada segala macam pemanas bawah tanah, baik di hotel maupun di rumah gaya Barat di Korea.

Ondol
Nama Korea
Hangul
온돌 / 구들
Hanja
Alih AksaraOndol / Gudeul
McCune–ReischauerOndol / Kudŭl

Komponen-komponen penting dari ondol tradisional adalah perapian (agungi; 아궁이) yang digabungkan dengan ruangan (umumnya kamar tidur dan dapur) yang dilengkapi dengan saluran horizontal di bawah lantai guna mengalirkan udara hangat dan cerobong asap vertikal.

Sejarah

sunting

Penggunaan awal

sunting

Situs ondol tertua ditemukan di sebuah situs arkeologis zaman perunggu yang bertarikh sekitar 1000 SM di Unggi, provinsi Hamgyeong Utara, Korea Utara. Dari situs itu deitemukan sisa gudeul di situs permukiman purba.[1]

Istilah "gudeul" sebenarnya lebih digunakan semenjak 2000 tahun lalu di Korea, sementara istilah "ondol" baru muncul sekitar abad ke-19.[2] Berdasarkan penelitian sejarawan Son Jintae (1900 - hilang semasa Perang Korea 1950-1953), Gudeul berasal dari kata guun-dol, yang artinya batu yang dipanaskan, dan pengucapannya berubah dari gudol atau gudul ke bentuk gudeul. Istilah ondol didapatkan dari karakter hanja dari bahasa Tionghoa.

Ondol modern

sunting
 
Gambar dari sistem ondol di rumah Korea

Ondol sudah digunakan sejak lama oleh orang Korea untuk menghangatkan rumah bagi kegiatan sehari-hari seperti makan, duduk, dan tidur pada zaman dahulu, kemudian sampai gaya rumah yang bergaya barat pada zaman sekarang. Ondol tradisional menggunakan bahan bakar kayu api kering, batu bara, jerami, ataupun sampah pertanian. Untuk memasak dalam jangka waktu sebentar jerami padi dan sampah pertanian umumnya digunakan, sementara untuk memasak dalam waktu lama dan juga menghangatkan rumah digunakan kayu api. Bahan bakar diisi jarang-jarang atau sering (2-5 kali sehari), tergantung kondisi musim dan frekuensi waktu memasak.

Ondol tradisional dekat dengan tungku pembakaran dan lebih dikhususkan buat menghangatkan orang tua dan tamu yang dihormati. Kekurangan ondol konvensional adalah terbatasnya ruangan yang bisa dihangatkan serta dapat terjadinya penghangatan berlebih, asap pembakaran yang mengandung karbon monoksida yang menyebabkan polusi. Karena alasan inilah kini rumah modern di Korea mulai menggunakan ondol yang ramah lingkungan semenjak tahun 1960-an dengan menghubungkan lantai dengan sistem pemanas air atau pemanas elektrik. Saat ini ondol telah digunakan di kota-kota besar, sementara di daerah masih ada yang memakai ondol konvensional.

Galeri

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ "History of Ondol". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-07-22. Diakses tanggal 2008-12-20. 
  2. ^ "Etymology of Ondol". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-03-07. Diakses tanggal 2008-12-20.