Oligomenorea adalah panjang siklus haid yang memanjang dari panjang siklus haid klasik, yaitu lebih dari 35 hari per siklusnya. Volume perdarahannya umumnya lebih sedikit dari volume perdarahan haid biasanya.[1] Pada kebanyakan kasus oligomenorea kesehatan tubuh wanita tidak mengalami gangguan dan tingkat kesuburan cukup baik.[1] Siklus haid biasanya juga bersifat ovulatoar dengan fase proliferasi yang lebih panjang dibandingkan fase proliferasi siklus haid klasik.[1] Wanita yang mengalami oligomenorea akan mengalami menstruasi yang lebih jarang daripada biasanya.[2] Namun, jika berhentinya siklus menstruasi ini berlangsung selama lebih dari 3 bulan, maka kondisi tersebut dikenal sebagai amenorea sekunder.[2] Oligomenorea biasanya terjadi akibat adanya gangguan keseimbangan hormonal pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium.[2] Gangguan hormon tersebut menyebabkan lamanya siklus menstruasi normal menjadi memanjang, sehingga menstruasi menjadi lebih jarang terjadi.[2] Oligomenorea sering terjadi pada 3-5 tahun pertama setelah haid pertama ataupun beberapa tahun menjelang terjadinya menopause.[2] Oligomenorea yang terjadi pada masa-masa itu merupakan variasi normal yang terjadi karena kurang baiknya koordinasi antara hipotalamus, hipofisis dan ovarium pada awal terjadinya menstruasi pertama dan menjelang terjadinya menopause, sehingga timbul gangguan keseimbaangan hormon dalam tubuh.[2]

Berkas:Oligomenore.jpg
Oligomenorea pada wanita

Rujukan

sunting
  1. ^ a b c H. Hendirk (2006). Problem Haid: Tinjauan Syariat Islam dan Medis. Jakarta: Tiga Serangkai. hlm. 122. ISBN 9793304421. 
  2. ^ a b c d e f "Oligomenorea". Diakses tanggal 13 Juni 2014.