Mayor Raden Oking Jaya Atmaja (ejaan lama: Oking Djaja Atmadja, 1918 - 1963), dikenal sebagai Mayor Oking, adalah tokoh militer dan pejuang kemerdekaan Indonesia.

Raden
Oking Jaya Atmaja
Lahirca 1918
Cileungsi, Hindia Belanda
Meninggal7 Oktober 1963(1963-10-07) (umur 44–45)
Pengabdian
Dinas/cabangTentara Nasional Indonesia
Lama dinas1945-1963
Pangkat Mayor
Perang/pertempuranRevolusi Nasional Indonesia
Pemberontakan PKI 1948
Pemberontakan Darul Islam
Anak
  • Nur Yami Oking
  • Kartini Oking
  • Eri Iriana Oking
  • Iip Jayipki Oking
  • Eka Jayaatmaja Oking
  • Yeny Hermani Oking

Kehidupan awal

sunting

Oking dilahirkan di Cileungsi pada tahun 1918 dari keluarga bangsawan. Ayahnya, Raden Enjoeh Djayaatmadja, berasal dari Kampung Loji, Cibarusah dan ibunya, R Nenden berasal dari Cileungsi.[1]

Pada masa kecilnya, Oking dikenal memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat di mana ia sering menjadi pemimpin ketika bermain dengan teman sebayanya. Memasuki usia remaja, Oking bekerja sebagai juru tagih cukai sampai Jepang masuk pada tahun 1942.[1]

Karier militer

sunting

1945 - 1949

sunting

Seusai proklamasi kemerdekaan Indonesia, Oking bergabung dengan pasukan Siliwangi dan menjadi Komandan Kompi. Ia memimpin pasukannya melawan Inggris ketika ingin menyerang Sukabumi melalui Pelabuhan Ratu dan berhasil memukul mundur pasukan musuh.[2] Di samping itu juga, ia juga melancarkan serangan geriliya ke pasukan NICA yang bermarkas di Kampung Loji. Tindakannya membuat ia menjadi buronan NICA.[1]

Pada tahun 1948, Oking bermarkas di Cibatu dan kemudian ia bersama pasukannya pindah ke Yogyakarta sebagai bagian dari Long March Siliwangi. Ia kemudian memimpin pasukannya dalam penumpasan Pemberontakan PKI 1948.[2] Pada tanggal 13 September 1948 pukul 10:00, pasukan Oking diserang oleh pemberontak PKI di Stasiun Solo Balapan. Pertempuran berlangsung selama empat jam dan menewaskan dua tentaranya.[3] Oking mengalami cidera di lengan kanan sehingga menyebabkan tangan kananya diamputasi di rumah sakit Solo. Setelah dirawat dirumah sakit, Soedirman bertemu Oking dan memeluknya.[2]

Usai Belanda menguasai Yogyakarta, pasukan Oking yang menjadi bagian Siliwangi kembali ke Jawa Barat dengan berjalan kaki. Setibanya di Jawa Barat, pasukan Siliwangi bermarkas di Telukjambe, Karawang.[2]

1950 - 1963

sunting

Pada tanggal 31 Desember 1949, Oking diangkat menjadi Komandan Batalyon 314/Salempada. Ia mengemban jabatan tersebut sampai tanggal 5 Juli 1950 dan jabatannya diserahkan ke Mayor Mursid.[4] Oking juga terlibat dalam operasi penumpasan Pemberontakan Darul Islam di Gunung Salak.[2]

Oking juga merekomendasikan Raden Mardjuki untuk menjadi Camat Cibarusah. Berkat rekomendasinya, Mardjuki diangkat menjadi Camat Cibarusah pada tahun 1951.[5] Pada tahun 1955, ia maju sebagai calon anggota Konstitunate untuk wilayah Jawa Barat dari partai Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia.[6] Ia menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 7 Oktober 1963 karena sakit.[2] Oking dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Dreded Bogor.[7]

Kehidupan pribadi

sunting

Oking menikah dengan Oyoh Yohariah dan dikaruniai enam orang anak.[8]

Penghargaan

sunting

Abdul Haris Nasution memberikan perintah kepada Bupati Bogor untuk menamakan Oking sebagai nama jalan di Citeureup dan Bekasi. Pada tahun 1972, DPRD Kabupaten Bogor menyetujui usulan Nasution dan nama Oking diabadikan sebagai nama jalan di Bekasi dan Bogor.[2]

Referensi

sunting
  1. ^ a b c Handoko, Agus. "Jejak Mayor Oking di Cibarusah". sebekasi.com. Sebekasi. Diakses tanggal 26 Februari 2024. 
  2. ^ a b c d e f g Firmansyah, Wahab. "Mayor Oking Pejuang Penumpas PKI Muso yang Namanya Diabadikan untuk Jalan di Bogor dan Bekasi". metro.sindonews.com. Sindo News. Diakses tanggal 26 Februari 2024. 
  3. ^ Dinas Sejarah Kodam VI/SiliwangiI 1979, hlm. 141.
  4. ^ Dinas Sejarah Kodam VI/Siliwangi 1979, hlm. 548.
  5. ^ Kusnawan, Endra. "Raden Mardjuki; Pejuang yang Menjadi Camat Cibarusah Pertama". wisatasejarahbekasi.blogspot.com. Wisata Sejarah Bekasi. Diakses tanggal 26 Februari 2024. 
  6. ^ Department of Information, Department of Information (1956). Kumpulan Peraturan-Peraturan untuk Pemilihan Konstituante. Department of Information. hlm. 203. 
  7. ^ Bogor-Today, Bogor-Today. "Mengungkap Sejarah Nama Dreded yang Dijadikan Taman Makam Pahlawan di Bogor". bogor-today.com. Bogor-Today. Diakses tanggal 26 Februari 2024. 
  8. ^ Metropolitan, Metropolitan (2015-11-10). "Kisah di Balik Pejuang Bogor Mayor Oking Rela Kehilangan Tangan Lawan Musuh". metropolitan.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-14. Diakses tanggal 2024-02-26. 

Bibliografi

sunting

Dinas Sejarah Kodam VI/Siliwangi, Dinas Sejarah Kodam VI/Siliwangi (1979). Siliwangi dari masa ke masa. Bandung: Angkasa.