Oka Rusmini

penulis dan wartawan asal Indonesia

Oka Rusmini lahir di Jakarta pada 11 Juli 1967. Ia merupakan penulis puisi, novel, cerita anak, cerita pendek, dan esai, serta wartawan (editor) yang tinggal di Denpasar, Bali. Oka Rusmini menjadi salah satu sastrawan perempuan di Indonesia yang turut meramaikan semaraknya sastra Indonesia. Karya-karya Oka mengangkat isu-isu mengenai perempuan dengan menggunakan latar belakang sosial budaya perempuan Bali[1]. Tradisi (adat) dan agama merupakan isu yang banyak memberatkan perempuan dalam novel yang ditulis oleh Oka Rusmini[2]. Selain menjadi penulis, sejak tahun 1990 sampai kini, dia juga bekerja sebagai wartawan Bali Post di Denpasar, Bali[3].

Oka Rusmini
LahirIda Ayu Oka Rusmini
(1967-07-11)11 Juli 1967
Jakarta
Pekerjaanpenulis, wartawan
BahasaIndonesia
Pendidikansastra
AlmamaterUniversitas Udayana
PeriodeAngkatan Reformasi (1994–sekarang)
Genre
Temaperempuan di dalam masyarakat patriarkal Bali
Karya terkenalTarian Bumi
Penghargaan
PasanganArif Bagus Prasetyo
Anak1

Penghargaan

sunting

Selama berkecimpung di dunia penulisan, Oka Rusmini memperoleh berbagai penghargaan, antara lain:

  1. Penghargaan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (2003 dan 2012).
  2. Anugerah Sastra Tantular, Balai Bahasa Denpasar Provinsi Bali (2012).
  3. Penghargaan Penulis Asia Tenggara dari Pemerintah Thailand (2012) dan Kusala Sastra Khatulistiwa (2013/2014).
  4. Terpilih sebagai Ikon Berprestasi Indonesia Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila kategori Seni dan Budaya (2017).
  5. Menerima CSR Indonesia Awards kategori Karsa Budaya Prima (2019).

Selain penghargaan-penghargaan di atas, Oka Rusmini juga beberapa kali berkesempatan menghadiri forum sastra nasional maupun internasional, di antaranya yaitu Festival Sastra Winternachten di Den Haag dan Amsterdam, Belanda. Dia juga pernah menjadi penulis tamu di Universitas Hamburg, Jerman (2003); Universitas Napoli, Italia (2015); Singapore Writers Festival di Singapura (2011); OZ Asia Festival di Adelaide, Australia (2013); Fankfurt Book Fair di Frankfurt, Jerman (2015); dan Asian Literature Creative Workshop di Seoul Art Space Yeonhui, Korea Selatan, 2017.

  • Monolog Pohon (puisi, 1997)
  • Tarian Bumi (novel, 2000)
  • Sagra (cerpen, 2001)
  • Kenanga (novel, 2003)
  • Patiwangi (puisi, 2003)
  • Warna Kita (puisi, 2007)
  • Pandora (puisi, 2008)
  • Tempurung (novel, 2010)
  • "Akar Pule" (kumcer,2012)
  • "Saiban" (puisi,2014)
  • "Men Coblong" (2019)
  • "Koplak" (2019)

Novelnya yang berjudul Tarian Bumi telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris berjudul Earth Dance, dan bahasa Jerman dengan judul Erdentanz.

Referensi

sunting
  1. ^ Mahsa, Mashithah (2021). "REPRESENTASI MASYARAKAT BALI DALAM NOVEL TARIAN BUMI KARYA OKA RUSMINI (TINJAUAN SOSIOLOGI SASTRA)". Kande : Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (dalam bahasa Inggris). 2 (2): 219–230. ISSN 2797-3220. 
  2. ^ Sunarti, Sastri (2018-04-17). "OKA RUSMINI MENGKRITIK TRADISI BALI DALAM NOVEL: TARIAN BUMI, KENANGA, DAN TEMPURUNG". Kandai (dalam bahasa Inggris). 12 (1): 85–101. doi:10.26499/jk.v12i1.74. ISSN 2527-5968. 
  3. ^ "Artikel "Oka Rusmini" - Ensiklopedia Sastra Indonesia". ensiklopedia.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2024-12-11.