Obligasi swasta
Obligasi swasta atau obligasi perusahaan yang dalam istilah asing dikenal sebagai corporate bond adalah obligasi berupa surat utang yang diterbitkan oleh korporasi atau perusahaan baik berupa BUMN maupun korporasi lainnya. Sama seperti obligasi pemerintah, obligasi korporasi atau perusahaan terbagi atas obligasi dengan kupon tetap, obligasi dengan kupon variabel dan obligasi dengan prinsip syariah. Ada juga Obligasi Korporasi yang telah diperingkat atau ada yang tidak diperingkat. Istilah surat berharga komersial atau commercial paper" kadang kala digunakan bagi instrumen utang dengan jangka waktu jatuh tempo yang lebih pendek.[1]
Kadang kala istilah "obligasi swasta" digunakan bagi seluruh obligasi yang diterbitkan oleh lembaga non pemerintah dalam denominasi mata uang setempat. Namun secara tegas istilah ini hanya digunakan bagi obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan. Obligasi yang diterbitkan oleh penguasa setempat dan organisasi supranasional tidak termasuk dalam kategori ini.
Obligasi swasta ini sering kali terdaftar pada bursa efek dan "Jaringan komunikasi elektronik" (Electronic communication network - ECN) seperti MarketAxess dan kupon obligasi biasanya tidak dikenai pajak. Kadang kala pula obligasi ini diterbitkan dengan tanpa kupon bunga namun dengan nilai pencairan obligasi yang tinggi sekali dibandingkan dengan nilai jualnya. Walaupun obligasi ini terdaftar di pasar modal namun perdagangan terbesar dari obligasi ini yang paling berkembang dibeberapa pasar perdagangan adalah terpusat pada suatu pasar tertentu atau pialang tertentu dan sering pula dilakukan perdagangan di luar bursa (over the counter).
Beberapa obligasi swasta diterbitkan dengan memiliki unsur opsi beli yang memberikan hak kepada penerbit obligasi untuk melunasi / menebus obligasinya sebelum tanggal jatuh tempo yang tercantum. Dan pada obligasi konversi dapat pula dikonversikan dengan saham perusahaan tersebut.
Analisis risiko
suntingObligasi swasta ini memiliki peringkat risiko yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan obligasi pemerintah . Risiko ini tergantung pada jenis perusahaan, kondisi pasar dan pemerintahan yang digunakan sebagai pembanding dan peringkat perusahaan penerbit.
Selain itu, Semakin banyaknya jumlah surat utang dari korporasi yang beredar akan membawa dampak negatif, diantaranya akan membuat penjualan obligasi kurang bersaing sehingga target penerbitan akan tidak sesuai dengan capaian yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Juga persaingan antar perusahaan semakin menjadikan obligasi sektor swasta ini kurang diminati di pasaran. Selain itu kondisi pasar dalam negeri dan global yang selalu berubah akan menambah pengaruh negatif terhadap obligasi perusahaan tersebut.[2]
Risiko ini dapat dihitung dengan menggunakan analisis secara luas, guna menetapkan perbedaan imbal hasil dengan obligasi pemerintah yang bebas risiko.
Indeks obligasi swasta
suntingIndeks obligasi swasta ini termasuk yang dibuat oleh Lehman Brothers Corporate Bond Index dan Dow Jones Corporate Bond Index. Indeks obligasi yang dikenal di Indonesia adalah Indeks Obligasi Indonesia yang diterbitkan oleh HSBC [3]
Referensi
sunting- ^ Investasi, Bareksa Portal. "Membedakan Obligasi Pemerintah & Korporasi, Apa Saja Keuntungan dan Risikonya?". Bareksa.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-10-17.
- ^ Sukiwan, Maggie Quesada (2016-06-20). Rafie, Barratut Taqiyyah, ed. "Obligasi swasta kurang laku". Kontan.co.id. Diakses tanggal 2020-10-17.
- ^ "Situs Departemen Keuangan Republik Indonesia". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-10-01. Diakses tanggal 2007-08-07.