Nusantara-21 atau Telematika Indonesia adalah program jangka panjang yang digalakan pemerintah Republik Indonesia untuk mengantisipasi globalisasi di bidang teknologi telekomunikasi di Indonesia.[1] Program ini mulai diresmikan pada tahun 1997.[1] Tujuan utama dari Nusantara-21 adalah meningkatkan cakupan telekomunikasi di 300 kecamatan seluruh Indonesia (pada tahun 1997).[1] Konsep yang digunakan adalah “information highyway” yaitu integrasi infrastruktur jaringan di Indonesia dengan menggunakan satelit, kabel fiber optik, kabel televisi, seluler dan teknologi penyiaran.[1]

Dalam rencananya, program pembangunan infrastruktur program ini membutuhkan dana yang besar.[2] Krisis ekonomi di Asia pun mengubah arah pembangunan Nusantara-21 dari peningkatan infrastruktur ke optimasi sumber daya yang ada.[2] Aspek program yang digalakan oleh Nusantara-21 seterusnya adalah maksimalisasi pelayanan administrasi publik, memperkaya kehidupan sosial, mendukung kreasi bisnis yang kompetitif, dan mendukung stabilitas pertahanan negara.[2]

Kendala

sunting

Segala aspek tujuan yang disebutkan di atas masih terkendala sumber daya manusia yang memadai. Masyarakat Indonesia di sekitar tahun 1997-2000 masih awam mengenai teknologi informasi (TI), bahkan pengguna TI di Indonesia hanya sekitar 1% dari seluruh populasi.[2] Oleh karena itu, pada tahun 2001 pemerintah membentuk program baru untuk mendukung Nusantara-21, yaitu Pergerakan Telematika Nasional (National Movement of Telematika). Gerakan ini mengutamakan sisi pendidikan TI di Indonesia dengan cara menyediakan fasilitas komputer atau perangkat keras lainnya untuk sekolah dan tempat-tempat tertentu.[2]

Rujukan

sunting
  1. ^ a b c d (Inggris) Massey University. "Nusantara-21". 
  2. ^ a b c d e (Inggris) MOFA. "Presentation Human Resources in the Framework of Telematika Indonesia".  line feed character di |title= pada posisi 13 (bantuan)