Nikita Khrushchev

Sekretaris Pertama Komite Pusat Partai Komunis Uni Soviet

Nikita Sergeyevich Khrushchev (15 April [K.J.: 3 April] 1894–11 September 1971)[1] adalah politikus yang pernah memimpin Uni Soviet pada masa-masa awal Perang Dingin. Ia menjabat sebagai Sekretaris Pertama Partai Komunis Uni Soviet pada tahun 19531964 dan Ketua Dewan Menteri Uni Soviet (sering disebut Perdana Menteri) pada tahun 19581964. Pada masa kepemimpinannya, Khrushchev melakukan proses destalinisasi, mendukung pengembangan program luar angkasa Soviet, dan mencetuskan beberapa reformasi kebijakan dalam negeri yang cukup liberal. Kawan separtai Khrushchev mendepaknya dari tampuk kekuasaan pada tahun 1964, digantikan oleh Leonid Brezhnev sebagai Sekretaris Pertama dan Aleksey Kosygin sebagai Perdana Menteri.

Nikita Khrushchev
Никита Хрущёв
Khrushchev pada tahun 1962
Sekretaris Pertama Komite Pusat Partai Komunis Uni Soviet
Masa jabatan
14 September 1953 – 14 Oktober 1964
Ketua Dewan Menteri Uni Soviet
(Perdana Menteri)
Masa jabatan
27 Maret 1958 – 14 Oktober 1964
Wakil Ketua Pertama
Informasi pribadi
Lahir
Nikita Sergeyevich Khrushchev

(1894-04-15)15 April 1894
Kalinovka, Kekaisaran Rusia
Meninggal11 September 1971(1971-09-11) (umur 77)
Moskow, Uni Soviet
MakamPemakaman Novodevichy, Moskow
Partai politikPartai Komunis Uni Soviet (1918–1964)
Suami/istri
Yefrosinia Pisareva
(m. 1914; meninggal 1919)
Nina Kukharchuk-Khrushcheva
(m. 1965)
Anak5
AlmamaterAkademi Industri
Penghargaan sipilPahlawan Uni Soviet






Tanda tangan
Karier militer
PihakUni Soviet
Dinas/cabangTentara Merah
Masa dinas1941–1945
PangkatLetnan Jenderal
KomandoAngkatan Bersenjata Uni Soviet
Pertempuran/perangPerang Dunia II

IMDB: nm0451979 Musicbrainz: 917807b8-1776-4b0a-ac7a-377c415cd406 Discogs: 3619234 Find a Grave: 579 Modifica els identificadors a Wikidata

Jabatan kelembagaan

Jabatan lain
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Khrushchev lahir pada tahun 1894 di Kalinovka, desa yang kini letaknya tak jauh dari perbatasan Rusia dan Ukraina. Pada masa mudanya, ia bekerja sebagai buruh di pabrik logam, lalu menjadi komisar politik saat Perang Saudara berkecamuk. Dengan bantuan Lazar Kaganovich, ia berupaya menggapai puncak hierarki politik Soviet. Ia mendukung program pembersihan massal yang dilakukan Josef Stalin dan menyetujui ribuan penangkapan. Pada tahun 1938, Stalin mempercayakan kepemimpinan Ukraina kepada Khrushchev dan ia melanjutkan program pembersihan massal di tempat barunya itu. Pada masa Perang Patriotik Raya, ia sekali lagi dipercaya sebagai komisar yang bertugas menjadi perantara Stalin dengan jenderal-jenderalnya. Khrushchev ikut serta dalam Pertempuran Stalingrad yang lantas ia banggakan sepanjang sisa hidupnya. Setelah perang, ia sempat kembali ke Ukraina sebelum akhirnya dipanggil pulang ke Moskwa sebagai salah satu orang dekat Stalin.

Pada perebutan kekuasaan pasca-kematian Stalin tahun 1953, Khrushchev menjadi pemenangnya setelah berjuang selama beberapa tahun. Pada Kongres Partai Komunis Uni Soviet Ke-20 tanggal 25 Februari 1956, ia menyampaikan "Pidato Rahasia" yang berisi kritik terhadap program pembersihan massal Stalin dan ajakan menuju era bebas penindasan di Uni Soviet. Kebijakan-kebijakan dalam negerinya yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat sering kali tidak efektif, terutama di bidang pertanian. Khrushchev juga memerintahkan pemotongan anggaran pertahanan konvensional dengan menaruh harapan pada rudal sebagai ujung tombak pertahanan nasional. Meski demikian, era Khrushchev justru diwarnai dengan peristiwa-peristiwa genting Perang Dingin, puncaknya pada Krisis Rudal Kuba.

Beberapa kebijakan Khrushchev dipandang tak tentu arah, terutama oleh para pesaingnya yang diam-diam menyusun kekuatan di tubuh Partai hingga berhasil mendepaknya pada bulan Oktober 1964. Ia dipensiunkan dengan tunjangan sebuah apartemen di Moskwa dan sebuah dacha di kawasan perdesaan. Autobiografinya yang panjang diselundupkan ke Barat dan sebagian diterbitkan tahun 1970. Khrushchev wafat pada tanggal 11 September 1971 karena serangan jantung.

Masa muda

sunting

Khrushchev lahir pada tanggal 15 April 1894, [2] di Kalinovka,[3] sebuah desa yang kini terletak di Oblast Kursk, Rusia, dekat perbatasan dengan Ukraina.[4] Orang tuanya, Sergei Khrushchev dan Ksenia Khrushcheva, adalah petani miskin yang berasal dari Rusia[4].[5] Ia memiliki adik perempuan bernama Irina yang usianya terpaut dua tahun.[2] Sergei Khrushchev pernah bekerja sebagai buruh di perusahaan kereta api, tambang, dan batu bata di wilayah Donbas, timur jauh Ukraina. Upah di wilayah Donbas lebih tinggi daripada Kursk sehingga Sergei terpaksa harus meninggalkan keluarganya di Kalinovka dan baru pulang setelah mengumpulkan cukup uang.[6]

 
Khrushchev berpose bersama istri pertamanya, Yefrosinia (1916).

Kalinovka adalah desa yang penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Guru Khrushchev, Lydia Shevchenko, pernah mengatakan bahwa ia belum pernah melihat desa semiskin Kalinovka.[7] Sejak kecil, Khrushchev bekerja sebagai penggembala ternak. Ia bersekolah selama empat tahun, sebagian di sekolah paroki desa, sebagian lagi di sekolah negeri Kalinovka di bawah bimbingan Shevchenko. Menurut Khrushchev dalam autobiografinya, Shevchenko adalah seorang pemikir bebas yang membuat jengkel penduduk desa karena tidak pergi ke gereja dan suatu waktu memberi saudara laki-lakinya buku yang dilarang pemerintah.[8] Ia mendesak Khrushchev agar meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, tetapi sayangnya terkendala biaya.[8]

Pada tahun 1908, Sergei Khrushchev pindah ke Yuzovka di wilayah Donbas. Beberapa bulan kemudian, Khrushchev yang telah menginjak usia remaja mengikuti ayahnya. Ibu dan adik perempuannya menyusul belakangan.[9] Yuzovka, yang kemudian diubah namanya menjadi Stalino pada 1924, lalu Donetsk pada 1961, kala itu menjadi salah satu wilayah yang paling terindustrialisasi di Kekaisaran Rusia.[9] Setelah sempat bekerja serabutan, ia magang sebagai perakit logam atas bantuan orang tuanya hingga dipekerjakan di sebuah pabrik.[10] Ia kehilangan pekerjaan itu karena menggalang dana bagi keluarga para korban Pembantaian Ladang Emas Lena, lalu dipekerjakan sebagai tukang memperbaiki alat-alat tambang di dekat Rutchenkovo, tempat ayahnya menjadi organisator serikat buruh.[11] Khrushchev ikut membantu menyalurkan dan mengadakan pembacaan umum surat kabar Pravda.[12] Belakangan ia menyatakan pernah berniat pindah ke Amerika Serikat agar mendapat upah yang lebih baik, tetapi mengurungkannya.[13]

Saat Perang Dunia I meletus pada tahun 1914, Khrushchev terbebas dari wajib militer karena pekerjaannya sebagai buruh logam terampil. Khrushchev, yang bekerja di bengkel yang dikontrak memperbaiki sepuluh tambang, terlibat dalam beberapa aksi mogok kerja untuk menuntut kenaikan upah, perbaikan kondisi kerja, dan penghentian perang.[14] Pada tahun yang sama, ia menikah dengan Yefrosinia Pisareva, putri seorang operator lift di tambang Rutchenkovo. Keduanya dikaruniai seorang putri bernama Yulia pada tahun 1915 dan seorang putra bernama Leonid pada tahun 1917.[15]

Pasca-abdikasi Tsar Nikolai II pada awal tahun 1917, Pemerintahan Sementara di Petrograd hanya berpengaruh kecil di Ukraina. Khrushchev terpilih sebagai anggota soviet (dewan pekerja) di Rutchenkovo, lalu menjadi ketuanya pada bulan Mei.[16] Ia menunda bergabung dengan kelompok Bolshevik hingga Perang Saudara pecah pada tahun 1918. Penulis biografinya, William Taubman, berpendapat bahwa Khrushchev merasa lebih dekat dengan kelompok Menshevik yang mengutamakan kemajuan ekonomi daripada Bolshevik yang mencari kekuasaan politik sehingga ia memilih menunda bergabung.[17] Dalam autobiografinya, Khrushchev menyatakan saat itu ada banyak kelompok yang sulit dibedakan satu sama lain.[17]

Pada bulan Maret 1918, saat pemerintahan Bolshevik sedang menyelesaikan perjanjian damai dengan Blok Sentral, Jerman menduduki Donbas sehingga Khrushchev terpaksa melarikan diri ke Kalinovka. Pada akhir 1918 atau awal 1919, ia dijadikan sebagai komisar politik Tentara Merah hingga Perang Saudara berakhir tahun 1921.[18]

Perang yang berkepanjangan menyebabkan kehancuran, kelaparan, dan wabah penyakit di mana-mana, salah satu korbannya adalah istri Khrushchev, Yefrosinia, yang meninggal karena terserang tifus di Kalinovka. Khrushchev, yang sedang menjalankan tugas militer, menyempatkan diri pulang kampung untuk menghadiri pemakaman istrinya yang atas perintahnya dilakukan tanpa prosesi keagamaan.[19]

Pejabat partai

sunting

Tahun-tahun Donbas

sunting

Berkat bantuan dari seorang teman, Khrushchev menjadi asisten direktur untuk urusan politik pertambangan Rutchenkovo di wilayah Donbas pada 1921.[20] Saat itu masih belum banyak anggota Bolshevik yang berada di wilayah tersebut, dan gerakan ini juga masih terpecah akibat Kebijakan Ekonomi Baru yang dicanangkan oleh Lenin; sebagai catatan, kebijakan yang mengizinkan usaha swasta secara terbatas ini dipandang sebagai kemunduran ideologi oleh beberapa anggota Bolshevik.[20] Meskipun Khrushchev bertanggung jawab dalam urusan politik, ia melibatkan dirinya dalam upaya untuk meneruskan produksi setelah berakhirnya kekacauan yang dipicu oleh perang. Ia membantu menyalakan kembali mesin-mesin (meskipun komponen-komponen penting dan tulisan-tulisan mengenai mesin tersebut sudah diambil oleh para pemilik tambang dari masa pra-Soviet), dan ia mengenakan pakaian tambang lamanya untuk melakukan inspeksi.[21]

Khrushchev sangat sukses di tambang Rutchenkovo, dan pada pertengahan tahun 1922 ia ditawari jabatan direktur di tambang Pastukhov yang berdekatan. Namun, ia menolak tawaran tersebut, dan berusaha untuk ditugaskan di perguruan tinggi teknik (tekhnikum) yang baru didirikan di Yuzovka, meskipun atasannya enggan melepaskannya. Karena dia hanya mengenyam pendidikan formal selama empat tahun, dia mendaftar ke program pelatihan (rabfak, kependekan dari Рабочий факультет / Rabotchyi Fakultyet, atau Fakultas Pekerja) yang melekat pada tekhnikum yang dirancang untuk membawa siswa yang kurang berpendidikan ke tingkat sekolah menengah atas, yang merupakan prasyarat untuk masuk ke tekhnikum.[22] Saat terdaftar di rabfak, Khrushchev melanjutkan pekerjaannya di tambang Rutchenkovo.

Salah satu gurunya kemudian menggambarkan Khrushchev sebagai siswa yang tidak cemerlang.[22] Prestasinya lebih menonjol saat berada di Partai Komunis. Setelah mendaftar di rabfak pada bulan Agustus 1922, ia ditunjuk sebagai sekretaris partai di seluruh tekhnikum, dan menjadi anggota biro—dewan pemerintahan—komite partai di kota Yuzovka (berganti nama menjadi Stalino pada tahun 1924). Dia sempat bergabung dengan para pendukung Leon Trotsky melawan pendukung Joseph Stalin mengenai masalah demokrasi partai. Semua aktivitas ini membuat dia hanya mempunyai sedikit waktu untuk mengerjakan tugas sekolahnya, dan meskipun dia kemudian mengatakan bahwa dia telah menyelesaikan studi rabfak-nya, tidak jelas apakah hal ini benar.[23]

Menurut William Taubman, studi Khrushchev dibantu oleh Nina Petrovna Kukharchuk, seorang organisator Partai yang terpelajar dan putri seorang petani Ukraina kaya. Keduanya kemudian hidup bersama sebagai suami dan istri selama sisa hidup Khrushchev, meski mereka tidak pernah mendaftarkan pernikahan mereka. Pasangan ini memiliki tiga anak: Rada (putri) lahir pada tahun 1929, Sergei (laki-laki) pada tahun 1935 dan Elena (perempuan) pada tahun 1937.

Pada pertengahan tahun 1925, Khrushchev diangkat menjadi sekretaris Partai di raikom (distrik), Petrovo-Marinsky, dekat Stalino. Raikom memiliki luas sekitar 1.000 kilometer persegi (400 mil persegi), dan Khrushchev terus berpindah-pindah di seluruh wilayah kekuasaannya, menaruh perhatian bahkan pada hal-hal kecil. Pada akhir tahun 1925, Khrushchev terpilih sebagai delegasi tanpa hak suara pada Kongres Partai Komunis Uni Soviet ke-14 di Moskow.[24]

Anak Didik Kaganovich

sunting
 
Lazar Kaganovich, salah satu penegak utama kediktatoran Stalin dan pelindung utama Khrushchev.

Khrushchev bertemu Lazar Kaganovich pada awal tahun 1917. Pada tahun 1925, Kaganovich menjadi Ketua Partai di Ukraina[25] sehingga Khrushchev, yang berada di bawah naungannya,[26] dengan cepat dipromosikan. Ia diangkat menjadi orang kedua di komando aparat partai Stalin pada akhir tahun 1926. Dalam waktu sembilan bulan, seorang atasannya Konstantin Moiseyenko, digulingkan, yang menurut Taubman, disebabkan oleh dorongan Khrushchev. Kaganovich memindahkan Khrushchev ke Kharkov, yang saat itu merupakan ibu kota Ukraina, sebagai kepala Departemen Organisasi Komite Sentral Partai Ukraina. Pada tahun 1928, Khrushchev dipindahkan ke Kiev, di mana ia menjabat sebagai kepala departemen organisasi,[27] orang kedua di organisasi Partai di sana.[28]

Pada tahun 1929, Khrushchev kembali melanjutkan pendidikannya, mengikuti Kaganovich (sekarang di Kremlin sebagai rekan dekat Stalin) ke Moskow dan mendaftar di Akademi Industri Stalin. Khrushchev tidak pernah menyelesaikan studinya di sana, namun kariernya di Partai berkembang pesat. Ketika sel Partai di sekolah tersebut memilih sejumlah orang sayap kanan untuk menghadiri konferensi Partai distrik yang akan datang, sel tersebut diserang di Pravda.[29] Khrushchev menang dalam perebutan kekuasaan berikutnya, menjadi sekretaris partai di sekolah tersebut, mengatur agar delegasi ditarik dan membersihkan sel sayap kanan. Khrushchev naik pangkat dengan cepat di Partai, pertama menjadi pemimpin Partai di distrik Bauman, lokasi Akademi, sebelum mengambil posisi yang sama di distrik Krasnopresnensky, distrik terbesar dan terpenting di ibu kota. Pada tahun 1932, Khrushchev menjadi orang kedua di organisasi Partai kota Moskow, di belakang Kaganovich, dan pada tahun 1934 dia menjadi pemimpin Partai di kota itu[30] sekaligus anggota Komite Sentral Partai Komunis Uni Soviet. Khrushchev menghubungkan kemajuan pesatnya dengan kenalannya dengan sesama mahasiswa Akademi Nadezhda Alliluyeva, istri Stalin. Dalam memoarnya, Khrushchev menyatakan bahwa Alliluyeva berbicara baik tentang dia kepada suaminya. Penulis biografinya, William Tompson, meragukan kemungkinan tersebut, dengan menyatakan bahwa posisi Khrushchev terlalu rendah dalam hierarki Partai untuk menikmati perlindungan Stalin dan jika ada pengaruh pada karier Khrushchev di tahap ini, hal itu dilakukan oleh Kaganovich.[31]

Saat menjabat sebagai kepala organisasi kota Moskow, Khrushchev mengawasi pembangunan Metro Moskwa, sebuah pekerjaan yang sangat mahal, dengan Kaganovich sebagai penanggung jawab keseluruhan. Diberi deadline pada tanggal pembukaan yang sudah diumumkan yaitu 7 November 1934, Khrushchev mengambil risiko besar dalam pembangunan dan menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam terowongan. Ketika kecelakaan yang tak terelakkan benar-benar terjadi, hal itu digambarkan sebagai pengorbanan heroik demi tujuan besar. Metro baru dibuka pada 1 Mei 1935, namun Khrushchev menerima Ordo Lenin atas perannya dalam pembangunan metro. Pada tahun itu juga, ia terpilih sebagai Sekretaris Pertama Komite Regional Moskow yang bertanggung jawab atas Oblast Moskow, sebuah provinsi dengan populasi 11 juta jiwa.

Keterlibatan Dalam Pembersihan

sunting
 
Khrushchev (kedua dari kanan) sedang berfoto bersama Joseph Stalin (paling kanan) di tahun 1930an.

Catatan kantor Stalin menunjukkan pertemuan-pertemuan yang dihadiri Khrushchev sejak tahun 1932. Keduanya semakin membangun hubungan baik. Khrushchev sangat mengagumi sang diktator dan menghargai pertemuan informal dengannya serta undangan ke dacha Stalin, sementara Stalin merasakan kasih sayang yang hangat terhadap bawahan mudanya. Mulai tahun 1934, Stalin memulai kampanye penindasan politik yang dikenal sebagai Pembersihan Besar-Besaran, di mana banyak orang dieksekusi atau dikirim ke Gulag. Inti dari kampanye ini adalah Sidang Moskwa, serangkaian persidangan terbuka terhadap para pemimpin tertinggi partai dan militer yang disingkirkan. Pada tahun 1936, saat persidangan berlangsung, Khrushchev menyatakan dukungannya yang kuat:

Setiap orang yang bersukacita atas keberhasilan yang dicapai di negara kita, kemenangan partai kita yang dipimpin oleh Stalin yang agung, hanya akan menemukan satu kata yang cocok untuk mata duitan, anjing fasis dari geng Trotskyite-Zinovievite. Kata itu adalah eksekusi![32]

Khrushchev membantu pembersihan banyak teman dan koleganya di oblast Moskow. Dari 38 pejabat tinggi Partai di kota dan provinsi Moskow, 35 orang terbunuh[33]—tiga orang yang selamat dipindahkan ke wilayah lain di Uni Soviet. Dari 146 sekretaris Partai di kota dan distrik di luar kota Moskow di provinsi tersebut, hanya 10 yang selamat dari pembersihan tersebut. Dalam memoarnya, Khrushchev mencatat bahwa hampir semua orang yang bekerja dengannya ditangkap.[34] Berdasarkan protokol Partai, Khrushchev diharuskan menyetujui penangkapan ini, dan tidak berbuat banyak atau bahkan tidak melakukan apa pun untuk menyelamatkan teman dan koleganya.[35]

Para pemimpin partai diberi kuota sejumlah "musuh" untuk diserahkan dan ditangkap.[35] Pada bulan Juni 1937, Politbiro menetapkan kuota 35.000 musuh untuk ditangkap di provinsi Moskow; 5.000 di antaranya akan dieksekusi. Sebagai balasannya, Khrushchev meminta agar 2.000 petani kaya, atau kulak yang tinggal di Moskow dibunuh sebagai bagian dari pemenuhan kuota. Bagaimanapun, hanya dua minggu setelah menerima perintah Politbiro, Khrushchev dapat melaporkan kepada Stalin bahwa 41.305 "elemen kriminal dan kulak" telah ditangkap. Dari para tahanan, menurut Khrushchev, 8.500 orang pantas dieksekusi.

Khrushchev tidak punya alasan untuk menganggap dirinya kebal dari pembersihan tersebut, dan pada tahun 1937, ia mengakui dukungannya pada tahun 1923 terhadap Trotskisme kepada Kaganovich, yang, menurut Khrushchev, "memucat" (karena dosa-dosa anak didiknya dapat memengaruhi kedudukannya sendiri) dan menasihatinya untuk memberitahu Stalin. Sang diktator menerima pengakuan tersebut dengan tenang, kemudian ia menasihati Khrushchev agar tetap diam dan menyarankan agar Khrushchev menceritakan kisahnya di konferensi partai Moskow. Khrushchev melakukannya, mendapat tepuk tangan, dan segera terpilih kembali ke jabatannya.[36] Khrushchev menceritakan dalam memoarnya bahwa dia juga dikecam oleh seorang rekannya yang ditangkap. Stalin memberi tahu Khrushchev secara pribadi tentang tuduhan itu, sambil menatap matanya dan menunggu tanggapannya. Khrushchev berspekulasi dalam memoarnya bahwa jika Stalin meragukan reaksinya, dia akan dikategorikan sebagai musuh rakyat saat itu juga.[37] Meskipun demikian, Khrushchev menjadi calon anggota Politbiro pada 14 Januari 1938 dan anggota penuh pada Maret 1939.[38]

Pada akhir tahun 1937, Stalin menunjuk Khrushchev sebagai ketua Partai Komunis di Ukraina, dan Khrushchev meninggalkan Moskow menuju Kiev, yang juga merupakan ibu kota Ukraina, pada bulan Januari 1938. Ukraina pernah menjadi lokasi pembersihan besar-besaran, dan para korban pembunuhan termasuk para profesor di Stalino yang sangat dihormati oleh Khrushchev. Para petinggi Partai juga tidak kebal; Komite Sentral Ukraina sangat terpukul sehingga tidak dapat mencapai kuorum. Setelah kedatangan Khrushchev, laju penangkapan meningkat. Semua kecuali satu anggota Biro Organisasi dan Sekretariat Politbiro Ukraina ditangkap. Hampir seluruh pejabat pemerintah dan komandan Tentara Merah diganti.[39] Selama beberapa bulan pertama setelah kedatangan Khrushchev, hampir semua orang yang ditangkap menerima hukuman mati.[40]

Perang Dunia II

sunting
 
Nikita Khrushchev berpose dengan seragam Tentara Merah setelah masuknya Soviet ke dalam konflik.

Invasi Polandia dan Pendudukan Berikutnya

sunting

Ketika pasukan Soviet, berdasarkan Pakta Molotov–Ribbentrop menginvasi bagian timur Polandia pada 17 September 1939, Khrushchev menemani pasukan tersebut sesuai arahan Stalin. Sejumlah besar etnis Ukraina tinggal di wilayah yang diserbu, sekarang menjadi bagian barat Ukraina. Oleh karena itu, banyak penduduk pada awalnya menyambut baik invasi tersebut, meskipun mereka berharap pada akhirnya mereka akan merdeka. Peran Khrushchev adalah memastikan bahwa wilayah-wilayah pendudukan memilih untuk bersatu dengan Uni Soviet. Melalui kombinasi propaganda, penipuan mengenai apa yang dipilih, dan penipuan langsung, Soviet memastikan bahwa majelis yang dipilih di wilayah baru akan dengan suara bulat mengajukan petisi untuk bersatu dengan Uni Soviet. Ketika majelis baru melakukan hal tersebut, petisi mereka dikabulkan oleh Majelis Agung Uni Soviet, dan Ukraina Barat menjadi bagian dari Republik Sosialis Soviet Ukraina (SSR Ukraina) pada tanggal 1 November 1939.[41] Tindakan serampangan yang dilakukan Soviet seperti penempatan staf-staf Ukraina Barat dengan orang-orang Ukraina Timur, dan memberikan tanah sitaan kepada pertanian kolektif (kolkhoz) dan bukan kepada petani segera mengasingkan warga Ukraina Barat, sehingga merusak upaya Khrushchev untuk mencapai persatuan.[42]

Perang Dengan Jerman

sunting

Ketika Jerman Nazi menginvasi Uni Soviet pada bulan Juni 1941, Khrushchev masih menjabat di Kiev.[43] Stalin mengangkatnya menjadi komisaris politik, dan Khrushchev bertugas di sejumlah bidang sebagai perantara antara komandan militer lokal dan penguasa politik di Moskow. Stalin menggunakan Khrushchev untuk mengendalikan para komandannya, sementara para komandan berusaha agar Khrushchev memengaruhi Stalin.[44]

Ketika Jerman semakin mendesak, Khrushchev bekerja sama dengan militer untuk mempertahankan dan menyelamatkan Kiev. Karena perintah Stalin yang memerintahkan kota ini tidak boleh ditinggalkan, Tentara Merah segera dikepung oleh Jerman. Meskipun Jerman menyatakan mereka menahan 655.000 orang, menurut Soviet, 150.541 orang dari 677.085 orang berhasil lolos dari perangkap.[45] Sumber primer berbeda pendapat mengenai keterlibatan Khrushchev pada saat ini. Menurut Marsekal Georgi Zhukov, dalam tulisannya beberapa tahun setelah Khrushchev memecat dan mempermalukannya pada tahun 1957, Khrushchev lah yang membujuk Stalin untuk tidak mengevakuasi pasukannya dari Kiev. Namun, Khrushchev mencatat dalam memoarnya bahwa ia dan Marsekal Semyon Budyonny mengusulkan mengerahkan kembali pasukan Soviet untuk menghindari pengepungan sampai Marsekal Semyon Timoshenko tiba dari Moskow dengan perintah agar pasukan tetap mempertahankan posisi mereka.[46] Penulis biografi awal Khrushchev, Mark Frankland, berpendapat bahwa kepercayaan Khrushchev terhadap pemimpinnya pertama kali terguncang oleh kemunduran Tentara Merah.[26] Khrushchev menyatakan dalam memoarnya:

Tapi biarkan saya kembali ke saat penyerbuan musuh di wilayah Kiev, pengepungan kelompok kami, dan penghancuran Angkatan Darat ke-37. Belakangan, Tentara Kelima juga binasa... Semua ini tidak masuk akal, dan dari sudut pandang militer, ini menunjukkan ketidaktahuan, ketidakmampuan, dan buta huruf;... Di sanalah Anda mendapatkan hasil dari tidak mengambil langkah mundur. Kami tidak dapat menyelamatkan pasukan ini karena kami tidak menarik mereka, dan akibatnya, kami kehilangan mereka;... Namun hal ini bisa saja dihindari.[47]

Pada tahun 1942, Khrushchev berada di Front Barat Daya, dan dia serta Timoshenko mengusulkan serangan balasan besar-besaran di wilayah Kharkov. Stalin hanya menyetujui sebagian dari rencana tersebut, tetapi 640.000 tentara Tentara Merah masih terlibat dalam serangan tersebut. Namun Jerman telah menyadari bahwa Soviet kemungkinan besar akan menyerang Kharkov dan memasang jebakan. Dimulai pada 12 Mei 1942, serangan Soviet pada awalnya tampak berhasil, namun dalam waktu lima hari Jerman telah berhasil menyerang jauh ke sisi Soviet, dan pasukan Tentara Merah berada dalam bahaya dihadang dan dikepung. Stalin menolak menghentikan serangan, dan divisi Tentara Merah segera dikepung oleh Jerman. Uni Soviet kehilangan sekitar 267.000 tentara, termasuk lebih dari 200.000 orang yang ditangkap, dan Stalin menurunkan pangkat Timoshenko dan memanggil kembali Khrushchev ke Moskow. Meskipun Stalin mengisyaratkan akan menangkap dan mengeksekusi Khrushchev, dia mengizinkan sang komisaris kembali ke garis depan dengan mengirimnya ke Stalingrad.[48]

Khrushchev mencapai Front Stalingrad pada bulan Agustus 1942, segera setelah dimulainya Pertempuran Stalingrad tersebut. Perannya dalam pertahanan Stalingrad tidaklah besar—Jenderal Vasily Chuikov, yang memimpin pertahanan kota, hanya menyebutkan sekilas nama Khrushchev dalam sebuah memoar yang diterbitkan ketika Khrushchev menjadi perdana menteri—tetapi hingga akhir hayatnya, ia bangga dengan perannya.[49] Meskipun ia kadang-kadang mengunjungi Stalin di Moskow, ia tetap berada di Stalingrad selama sebagian besar pertempuran dan hampir terbunuh setidaknya sekali. Dia mengusulkan serangan balik, hanya untuk mengetahui bahwa Georgy Zhukov dan jenderal lainnya telah merencanakan Operasi Uranus, sebuah rencana untuk keluar dari posisi Soviet dan mengepung serta menghancurkan Jerman. Sebelum Uranus diluncurkan, Khrushchev menghabiskan banyak waktu untuk memeriksa kesiapan pasukan dan moral, menginterogasi tahanan Nazi, dan merekrut beberapa orang untuk tujuan propaganda.[50]

Saat Pertempuran Stalingrad berlangsung, Khrushchev mengalami tragedi pribadi, ketika putranya Leonid, seorang pilot pesawat tempur, tampaknya ditembak jatuh dan terbunuh dalam aksi pada 11 Maret 1943. Penyebab kematian Leonid masih belum jelas dan kontroversial,[51] karena tidak ada rekan penerbang yang menyatakan bahwa mereka menyaksikan dia ditembak jatuh, pesawatnya dan mayatnya tidak ditemukan. Akibatnya, nasib Leonid menjadi bahan spekulasi. Salah satu teori menyatakan bahwa Leonid selamat dari kecelakaan itu dan bekerja sama dengan Jerman, dan ketika dia ditangkap kembali oleh Soviet, Stalin memerintahkan dia ditembak meskipun Nikita Khrushchev memohon agar nyawanya diampuni. Dugaan pembunuhan ini digunakan untuk menjelaskan mengapa Khrushchev kemudian mencela Stalin dalam Pidato Rahasia-nya.[51][52] Meskipun tidak ada bukti yang mendukung laporan ini dalam arsip Soviet, beberapa sejarawan menyatakan bahwa arsip Leonid Khrushchev telah dirusak setelah perang. Pada tahun-tahun berikutnya, rekan sejawat Leonid Khrushchev menyatakan bahwa dia melihat pesawat Lepnid hancur, namun tidak melaporkannya. Penulis biografi Khrushchev, Taubman, berspekulasi bahwa kelalaian ini kemungkinan besar dilakukan untuk menghindari kemungkinan dianggap terlibat dalam kematian putra seorang anggota Politbiro. Pada pertengahan tahun 1943, istri Leonid, Liuba Khrushcheva, ditangkap atas tuduhan mata-mata dan dijatuhi hukuman lima tahun di kamp kerja paksa, dan putranya (dari hubungan lain), Tolya, ditempatkan di beberapa panti asuhan. Putri Leonid, Yulia, dibesarkan oleh Nikita Khrushchev dan istrinya.[53]

Setelah Uranus memaksa Jerman mundur, Khrushchev bertugas di medan perang lainnya. Ia bergabung dengan pasukan Soviet pada Pertempuran Kursk, pada bulan Juli 1943, yang membalikkan serangan besar terakhir Jerman di tanah Soviet.[54] Ketika pasukan Soviet meraih kesuksesan yang lebih besar, mendorong Nazi ke arah barat menuju Jerman, Nikita Khrushchev semakin terlibat dalam pekerjaan rekonstruksi di Ukraina. Ia ditunjuk sebagai Perdana Menteri RSS Ukraina selain jabatan sebelumnya di partai, salah satu contoh yang jarang terjadi di mana jabatan pemimpin sipil dan partai Ukraina dipegang oleh satu orang.[55]

Naik ke Tampuk Kekuasaan

sunting

Kembali ke Ukraina

sunting
 
Ibukota Ukraina, Kiev, setelah Perang Dunia 2.

Hampir seluruh Ukraina telah diduduki oleh Jerman, dan saat Khrushchev kembali ke wilayah kekuasaannya pada akhir tahun 1943, ia menemukan kehancuran yang parah di wilayah tersebut. Industri Ukraina telah hancur, dan pertanian menghadapi kekurangan pasokan yang kritis. Meskipun jutaan warga Ukraina telah dibawa ke Jerman sebagai pekerja atau tawanan perang, tidak ada cukup perumahan bagi mereka yang tetap tinggal.[56] Satu dari setiap enam warga Ukraina tewas dalam Perang Dunia II.[57]

Khrushchev berupaya merekonstruksi Ukraina namun juga ingin menyelesaikan pekerjaan yang terhenti dalam menerapkan sistem Soviet di wilayah tersebut, meskipun ia berharap pembersihan pada tahun 1930-an tidak akan terulang kembali. Ketika Ukraina pulih secara militer, wajib militer diberlakukan sehingga 750.000 pria berusia antara sembilan belas dan lima puluh tahun diberi pelatihan militer minimal dan dikirim untuk bergabung dengan Tentara Merah. Warga Ukraina lainnya bergabung dengan pasukan partisan, mengupayakan kemerdekaan bagi Ukraina.[58] Khrushchev bergegas dari satu distrik ke distrik lain melalui Ukraina, mendesak tenaga kerja yang semakin menipis untuk melakukan upaya yang lebih besar. Dia melakukan kunjungan singkat ke tempat kelahirannya di Kalinovka, menemukan populasi yang kelaparan dan hanya sepertiga dari orang-orang yang bergabung dengan Tentara Merah telah kembali. Khrushchev melakukan apa yang dia bisa untuk membantu kampung halamannya. Terlepas dari upaya Khrushchev pada tahun 1945, Industri Ukraina hanya berada pada tingkat seperempat sebelum perang, dan hasil panen menurun dibandingkan tahun 1944 ketika seluruh wilayah Ukraina belum direbut kembali.[56]

Dalam upaya meningkatkan produksi pertanian, kolkhoz (pertanian kolektif) diberi wewenang untuk mengusir warga yang tidak ikut serta. Para pemimpin Kolkhoz menggunakan hal ini sebagai alasan untuk mengusir musuh-musuh pribadi mereka serta orang-orang cacat dan orang-orang lanjut usia. Mereka yang diusir akan dikirm ke bagian timur Uni Soviet. Khrushchev memandang kebijakan ini sangat efektif dan merekomendasikan penerapannya di tempat lain kepada Stalin.[56] Dia juga berupaya memaksakan kolektivisasi di Ukraina Barat. Meskipun Khrushchev berharap untuk mencapai hal ini pada tahun 1947, kurangnya sumber daya dan perlawanan bersenjata dari para partisan memperlambat proses tersebut.[59] Para partisan, banyak di antaranya bertempur sebagai Tentara Pemberontak Ukraina (UPA), secara bertahap dikalahkan, ketika polisi dan militer Soviet melaporkan telah membunuh 110.825 "bandit" dan menangkap seperempat juta lainnya antara tahun 1944 dan 1946.[60] Sekitar 600.000 warga Ukraina Barat ditangkap antara tahun 1944 dan 1952, sepertiganya dieksekusi dan sisanya dipenjara atau diasingkan ke timur.[60]

Pada tahun-tahun perang tahun 1944 dan 1945, terjadi panen yang buruk, dan pada tahun 1946 terjadi kekeringan hebat yang melanda Ukraina dan Rusia Barat. Meskipun demikian, pertanian kolektif dan pertanian negara diharuskan menyerahkan 52% hasil panennya kepada pemerintah. Pemerintah Soviet berusaha mengumpulkan gandum sebanyak mungkin untuk memasok sekutu komunis di Eropa Timur.[61] Khrushchev menetapkan kuota pada tingkat yang tinggi, sehingga Stalin mengharapkan pasokan gandum dalam jumlah besar yang tidak realistis dari Ukraina. Makanan dijatah—tetapi pekerja pedesaan non-pertanian di seluruh Uni Soviet tidak diberi kartu jatah. Kelaparan yang tak terelakkan ini sebagian besar hanya terjadi di wilayah pedesaan terpencil dan tidak banyak diketahui di luar Uni Soviet.[62] Khrushchev yang menyadari situasi mengenaskan di akhir tahun 1946 ini, berulang kali meminta bantuan kepada Stalin, namun ditanggapi dengan kemarahan dan perlawanan dari sang pemimpin. Ketika surat kepada Stalin tidak membuahkan hasil, Khrushchev terbang ke Moskow dan menyampaikan kasusnya secara langsung. Stalin akhirnya memberikan bantuan makanan terbatas kepada Ukraina, dan uang untuk mendirikan dapur umum gratis.[63] Namun, kedudukan politik Khrushchev telah rusak, dan pada bulan Februari 1947, Stalin menyarankan agar Lazar Kaganovich dikirim ke Ukraina untuk "membantu" Khrushchev. Bulan berikutnya, Komite Sentral Ukraina mencopot Khrushchev sebagai pemimpin partai dan memilih Kaganovich, namun tetap mempertahankan posisinya sebagai premier atau perdana menteri.[64]

Setelah Kaganovich tiba di Kiev, Khrushchev jatuh sakit dan hampir tidak terlihat sampai September 1947. Dalam memoarnya, Khrushchev menyebutkan bahwa dia menderita pneumonia; beberapa penulis biografi berteori bahwa penyakit Khrushchev sepenuhnya bersifat politis, karena takut kehilangan jabatannya adalah langkah pertama menuju kejatuhan dan kematian. Namun, anak-anak Khrushchev mengingat ayah mereka sedang sakit parah. Setelah Khrushchev bisa bangun dari tempat tidur, dia dan keluarganya mengambil liburan pertama mereka sejak sebelum perang, ke sebuah resor tepi pantai di Latvia.[65] Pada akhir tahun 1947, Kaganovich telah dipanggil kembali ke Moskow dan Khrushchev yang telah pulih dikembalikan posisinya ke Sekretaris Pertama. Dia kemudian mengundurkan diri dari jabatan perdana menteri Ukraina dan memilih Demyan Korotchenko, anak didik Khrushchev.[66]

Tahun-tahun terakhir Khrushchev di Ukraina secara umum berlangsung damai. Kinerja industri semakin pulih,[67] pasukan Soviet mengalahkan para partisan, dan pada tahun 1947 dan 1948 terjadi panen yang lebih baik dari perkiraan. Kolektivisasi berkembang pesat di Ukraina Barat, dan Khrushchev menerapkan lebih banyak kebijakan yang mendorong kolektivisasi dan menghambat pertanian swasta. Namun hal ini terkadang menjadi bumerang: pajak atas kepemilikan ternak swasta menyebabkan para petani menyembelih ternak mereka.[68] Dengan gagasan untuk menghilangkan perbedaan sikap antara kota dan pedesaan serta mengubah kaum tani menjadi "proletariat pedesaan", Khrushchev menyusun gagasan "kota agro".[69] Para petani dan pekerjanya lebih memilih tinggal lebih jauh di kota-kota besar yang menawarkan layanan kota seperti utilitas dan perpustakaan daripada tinggal di desa-desa yang dekat dengan pertanian. Dia hanya menyelesaikan satu kota seperti itu sebelum kembali ke Moskow pada bulan Desember 1949; dia mendedikasikannya untuk Stalin sebagai hadiah ulang tahun ke-70.[69]

Dalam memoarnya, Khrushchev memuji Ukraina, tempat ia memerintah selama lebih dari satu dekade:

Menurutku, masyarakat Ukraina memperlakukan saya dengan baik. Saya ingat dengan hangat tahun-tahun yang saya habiskan di sana. Ini adalah masa yang penuh tanggung jawab, namun menyenangkan karena membawa kepuasan... Tapi ku tidak bisa membesar-besarkan arti penting diriku. Seluruh rakyat Ukraina mengerahkan upaya besar... Saya menghubungkan keberhasilan Ukraina dengan rakyat Ukraina secara keseluruhan. Saya tidak akan menguraikan lebih jauh mengenai hal ini, namun pada prinsipnya sangat mudah untuk didemonstrasikan. Saya sendiri orang Rusia, dan saya tidak ingin menyinggung perasaan orang Rusia.[70]

Tahun-tahun Terakhir Stalin

sunting

Sejak pertengahan Desember 1949, Khrushchev kembali menjabat sebagai ketua Partai di kota dan provinsi Moskow. Penulis biografinya, Taubman, berpendapat bahwa Stalin kemungkinan besar memanggil kembali Khrushchev ke Moskow untuk menyeimbangkan pengaruh Georgy Malenkov dan kepala keamanan Lavrentiy Beria, yang secara luas dipandang sebagai pewaris Stalin.[71] Pemimpin yang sudah lanjut usia ini jarang mengadakan pertemuan Politbiro. Sebaliknya, sebagian besar pekerjaan tingkat tinggi pemerintahan dilakukan pada jamuan makan malam yang diselenggarakan oleh Stalin untuk lingkaran dalamnya yang terdiri dari Beria, Malenkov, Khrushchev, Kaganovich, Kliment Voroshilov, Vyacheslav Molotov, dan Nikolai Bulganin. Khrushchev tidur siang lebih awal agar dia tidak tertidur di hadapan Stalin; dia mencatat dalam memoarnya, "Keadaan menjadi buruk bagi mereka yang tertidur di meja Stalin."[72]

Pada tahun 1950, Khrushchev memulai program perumahan skala besar untuk Moskow. Gedung apartemen berlantai lima atau enam tersebar luas di seluruh Uni Soviet; banyak yang masih digunakan sampai sekarang. Khrushchev menggunakan beton bertulang prefabrikasi, yang sangat mempercepat konstruksi.[73] Bangunan-bangunan ini diselesaikan dengan kecepatan tiga kali lipat dibandingkan pembangunan perumahan di Moskow pada tahun 1946 hingga 1950, tidak memiliki lift atau balkon, dan dijuluki Khrushchyovka oleh masyarakat. tetapi karena pengerjaannya yang buruk kadang-kadang disebut Khrushchoba, menggabungkan nama Khrushchev dengan kata Rusia 'trushchoba', yang berarti "daerah kumuh".[74] Pada tahun 1995, hampir 60.000.000 penduduk bekas Uni Soviet masih tinggal di gedung ini.[75]

Di posisi barunya, Khrushchev melanjutkan skema konsolidasi kolkhoz-nya, yang menurunkan jumlah pertanian kolektif di Oblast Moskwa sekitar 70%. Hal ini mengakibatkan lahan pertanian menjadi terlalu besar untuk dikelola secara efektif oleh seorang ketua.[76] Khrushchev juga berusaha melaksanakan usulan kota agronya, namun ketika pidatonya yang panjang mengenai hal tersebut diterbitkan di Pravda pada bulan Maret 1951, Stalin tidak menyetujuinya. Majalah tersebut dengan cepat menerbitkan catatan yang menyatakan bahwa pidato Khrushchev hanyalah sebuah proposal, bukan kebijakan. Pada bulan April, Politbiro menolak proposal kota agro tersebut. Khrushchev takut Stalin akan memecatnya dari jabatannya, namun ternyata Stalin hanya mentertawakan Khrushchev, lalu membiarkan masalah tersebut berlalu.[77]

Pada tanggal 1 Maret 1953, Stalin menderita stroke parah. Ketika para dokter yang ketakutan mencoba melakukan pengobatan, Khrushchev dan rekan-rekannya terlibat dalam diskusi yang intens mengenai pemerintahan baru. Pada tanggal 5 Maret, Stalin meninggal.

Khrushchev kemudian merenungkan tentang Stalin:

Stalin menyebut semua orang yang tidak sependapat dengannya sebagai "musuh rakyat". Ia mengatakan bahwa mereka ingin memulihkan tatanan lama, dan untuk tujuan ini, “musuh rakyat” telah bekerja sama dengan anasir internasional. Akibatnya, beberapa ratus ribu orang jujur tewas. Semua orang hidup dalam ketakutan pada masa itu. Semua orang berharap bahwa suatu saat akan ada ketukan di pintu di tengah malam dan ketukan di pintu itu akan berakibat fatal...Orang-orang yang tidak menyukai Stalin dimusnahkan, anggota partai yang jujur, orang-orang yang tidak tercela, pekerja keras dan setia demi tujuan kita melalui sekolah perjuangan revolusioner di bawah kepemimpinan Lenin. Ini benar-benar kesewenang-wenangan. Dan kini apakah semua ini harus dimaafkan dan dilupakan? Tidak pernah![78]

Perebutan Kekuasaan

sunting
 
Georgy Malenkov, orang yang sempat menggantikan Stalin sebagai pemimpin Uni Soviet.

Pada tanggal 6 Maret 1953, kematian Stalin diumumkan, begitu pula kepemimpinan baru. Malenkov adalah Ketua Dewan Menteri yang baru, bersama Beria (yang mengkonsolidasikan kekuasaannya atas badan keamanan), Kaganovich, Bulganin, dan mantan Menteri Luar Negeri Vyacheslav Molotov sebagai wakil ketua pertama. Para anggota Presidium Komite Sentral yang baru-baru ini dipromosikan oleh Stalin diturunkan pangkatnya. Khrushchev dibebaskan dari tugasnya sebagai ketua Partai di Moskow untuk berkonsentrasi pada tugas-tugas yang tidak ditentukan di Komite Sentral Partai.[79] The New York Times menempatkan Malenkov dan Beria sebagai orang pertama dan kedua di antara sepuluh orang Presidium, sementara Khrushchev yang terakhir.[80]

Namun, Malenkov mengundurkan diri dari Sekretariat Komite Sentral pada 14 Maret.[81] Ini terjadi karena kekhawatiran dia akan memperoleh terlalu banyak kekuasaan. Penerima manfaat terbesar adalah Khrushchev. Namanya muncul di bagian atas daftar sekretaris yang telah direvisi—menunjukkan bahwa dia sekarang memimpin partai. Komite Sentral secara resmi memilihnya sebagai Sekretaris Pertama pada bulan September.[82]

Setelah kematian Stalin, Beria melancarkan sejumlah reformasi. Menurut Taubman, "Dalam pandangan sinismenya yang tak tertandingi, dia [Beria] tidak membiarkan ideologi menghalangi jalannya. Jika dia menang, dia hampir pasti akan memusnahkan rekan-rekannya, hanya untuk mencegah mereka melikuidasi dia. Namun, untuk sementara waktu, ledakan reformasinya menyaingi reformasi Khrushchev dan dalam beberapa hal bahkan menyaingi reformasi Gorbachev tiga puluh lima tahun kemudian." Salah satu usulan yang diadopsi adalah amnesti yang pada akhirnya menghasilkan pembebasan lebih dari satu juta tahanan non-politik. Tindakan lainnya, yang tidak disetujui, adalah melepaskan Jerman Timur menjadi Jerman yang bersatu dan netral dengan imbalan kompensasi dari Barat[83]—sebuah usulan yang dianggap oleh Khrushchev sebagai usulan anti-komunis. Khrushchev bersekutu dengan Malenkov untuk membendung banyak usulan Beria, sementara keduanya perlahan-lahan mendapatkan dukungan dari anggota Presidium lainnya. Kampanye mereka melawan Beria dibantu oleh ketakutan bahwa Beria sedang merencanakan kudeta militer,[84] dan menurut Khrushchev dalam memoarnya, ia berkata "Beria sedang menyiapkan pisaunya untuk kita." Langkah utama yang dilakukan Khrushchev dan Malenkov adalah memikat dua wakil menteri paling berkuasa Beria, Sergei Kruglov dan Ivan Serov, untuk mengkhianati bos mereka. Hal ini memungkinkan Khrushchev dan Malenkov untuk menangkap Beria karena Beria terlambat mengetahui bahwa dia telah kehilangan kendali atas pasukan Kementerian Dalam Negeri dan pasukan pengawal Kremlin. Pada tanggal 26 Juni 1953, Beria ditangkap pada pertemuan Presidium, disusul persiapan militer ekstensif yang dilakukan Khrushchev dan sekutunya. Beria diadili secara rahasia dan dieksekusi pada bulan Desember 1953 bersama lima orang rekan dekatnya. Eksekusi Beria terbukti menjadi yang terakhir kali bagi para pejabat yang kalah dalam perebutan kekuasaan tingkat tinggi Soviet yang harus dibayar dengan nyawanya.[85]

Perebutan kekuasaan terus berlanjut. Kekuasaan Malenkov ada pada aparatur negara pusat, yang ingin diperluas melalui reorganisasi pemerintahan, memberikan kekuasaan tambahan dengan mengorbankan Partai. Dia juga mencari dukungan publik dengan menurunkan harga eceran dan menurunkan tingkat penjualan obligasi kepada masyarakat, yang sudah lama menjadi kewajiban. Khrushchev, sebaliknya, dengan basis kekuasaannya di Partai berusaha memperkuat Partai dan posisinya di dalamnya. Meskipun, di bawah sistem Soviet sebuah Partai harus unggul, namun kekuasaannya telah dikuras secara besar-besaran oleh Stalin, yang telah memberikan sebagian besar kekuasaan tersebut kepada dirinya sendiri dan kepada Politbiro (kemudian, kepada Presidium). Khrushchev melihat bahwa jika Presidium berkonflik, Partai dan Komite Sentralnya mungkin akan kembali berkuasa.[86] Khrushchev dengan hati-hati membina hubungan dengan pejabat tinggi Partai dan mampu menunjuk pendukungnya sebagai bos Partai lokal, yang kemudian mengambil kursi di Komite Sentral.[87]

 
Khrushchev menjadi cover majalah TIME pada November 1953 setelah menjadi Sekretaris Pertama Partai Komunis Uni Soviet

Khrushchev menampilkan dirinya sebagai seorang aktivis yang membumi dan siap menghadapi tantangan apa pun, berbeda dengan Malenkov, yang meskipun dianggap cerdas dan canggih, tampil sebagai orang yang membosankan. Khrushchev mengatur agar pekarangan Kremlin dibuka untuk umum, sebuah tindakan yang mendapat "resonansi publik yang besar".[88] Meskipun Malenkov dan Khrushchev mengupayakan reformasi di bidang pertanian, usulan Khrushchev lebih luas dan mencakup Kampanye Tanah-Tanah Dara, di mana ratusan ribu sukarelawan muda akan menetap dan bertani di wilayah Siberia Barat dan Kazakhstan Utara. Meskipun skema ini pada akhirnya menjadi bencana besar bagi pertanian Soviet, pada awalnya skema ini berhasil.[89] Selain itu, Khrushchev memiliki informasi yang memberatkan Malenkov, yang diambil dari arsip rahasia milik Beria. Ketika jaksa penuntut Soviet menyelidiki kekejaman Stalin pada tahun-tahun terakhirnya, termasuk kasus Leningrad, mereka menemukan bukti keterlibatan Malenkov. Mulai bulan Februari 1954, Khrushchev menggantikan Malenkov di kursi kehormatan pada pertemuan Presidium; pada bulan Juni, Malenkov tidak lagi memimpin daftar anggota Presidium, yang kemudian disusun berdasarkan abjad. Pengaruh Khrushchev terus meningkat, ia mampu merebut hati dan kesetiaan ketua partai lokal, serta menjadi calon pemimpin KGB.[90]

Pada rapat Komite Sentral pada bulan Januari 1955, Malenkov dituduh terlibat dalam kekejaman, dan komite tersebut mengeluarkan resolusi yang menuduhnya terlibat dalam kasus Leningrad serta memfasilitasi naiknya Beria ke tampuk kekuasaan. Pada pertemuan Majelis Agung Soviet yang sebagian besar bersifat seremonial pada bulan berikutnya, Malenkov diturunkan pangkatnya dan digantikan Bulganin, yang mengejutkan para pengamat Barat. Malenkov tetap di Presidium sebagai Menteri Pembangkit Listrik. Menurut penulis biografi Khrushchev William Tompson, "Posisi Khrushchev sebagai yang pertama di antara anggota kepemimpinan kolektif kini tidak diragukan lagi."[91]

Pertarungan pasca-Stalin untuk mendapatkan kendali politik mengubah kebijakan luar negeri. Terdapat lebih banyak realisme dan lebih sedikit abstraksi ideologis ketika dihadapkan pada situasi Eropa dan Timur Tengah. Serangan "pidato rahasia" Khrushchev terhadap Stalin pada tahun 1956 merupakan sinyal untuk meninggalkan ajaran Stalinis dan mencari pilihan baru, termasuk lebih banyak keterlibatan di Timur Tengah. Khrushchev yang berkuasa tidak melunakkan kepribadiannya—dia tetap tidak dapat diprediksi dan semakin berani dengan keberhasilan spektakuler di bidang antariksa. Ia berpikir bahwa hal ini akan memberikan prestise dunia bagi Uni Soviet, yang akan membawa kemajuan pesat Komunis di Dunia Ketiga. Kebijakan Khrushchev masih terkendala oleh kewajiban untuk mempertahankan dukungan dari Presidium. Selain itu, Khrushchev juga harus menenangkan masyarakat Soviet yang menginginkan keberhasilan Sputnik yang mahal namun juga menuntut standar hidup yang lebih tinggi di lapangan.[92]

Pemimpin (1956–1964)

sunting

Kebijakan Dalam Negeri

sunting

Konsolidasi Kekuatan dan "Pidato Rahasia"

sunting

Setelah penurunan pangkat Malenkov, Khrushchev dan Molotov awalnya bekerja sama dengan baik. Molotov bahkan mengusulkan agar Khrushchev, bukan Bulganin, yang menggantikan Malenkov sebagai perdana menteri. Namun, Khrushchev dan Molotov semakin berbeda pendapat dalam kebijakannya. Molotov menentang kebijakan Tanah-Tanah Dara, malah mengusulkan investasi besar-besaran untuk meningkatkan hasil panen di kawasan pertanian maju, yang menurut Khrushchev tidak mungkin dilakukan karena kurangnya sumber daya dan kurangnya tenaga kerja pertanian yang canggih. Keduanya juga berbeda pendapat dalam kebijakan luar negeri; segera setelah Khrushchev mengambil alih kekuasaan, ia mencari perjanjian damai dengan Austria, yang akan memungkinkan pasukan Soviet yang saat itu menduduki sebagian negara itu untuk pergi. Molotov menolak, tetapi Khrushchev mengatur agar delegasi Austria datang ke Moskow dan merundingkan perjanjian tersebut. Meskipun Khrushchev dan anggota Presidium lainnya menyerang Molotov pada pertemuan Komite Sentral pada pertengahan tahun 1955, menuduhnya melakukan kebijakan luar negeri yang membuat dunia menentang Uni Soviet, Molotov tetap pada posisinya.[93]

Pada akhir tahun 1955, ribuan tahanan politik telah kembali ke rumah mereka dan menceritakan pengalaman mereka di kamp kerja paksa Gulag. Investigasi yang berkelanjutan terhadap pelanggaran-pelanggaran tersebut membuk tabir seluruh kejahatan Stalin kepada penerusnya. Bekerja sama dengan sekutu dekatnya Anastas Mikoyan, Khrushchev percaya bahwa setelah noda Stalinisme dihilangkan, Partai akan menginspirasi kesetiaan di antara masyarakat.[94] Mulai bulan Oktober 1955, Khrushchev berjuang untuk memberi tahu para delegasi Kongres Partai ke-20 mendatang tentang kejahatan Stalin. Beberapa rekannya, termasuk Molotov dan Malenkov, menentang pengungkapan tersebut dan berhasil membujuknya untuk menyampaikan pernyataannya dalam sesi tertutup.[95] Kongres Partai ke-20 dibuka pada 14 Februari 1956. Dalam kata-kata pembuka di pidato awalnya, Khrushchev merendahkan Stalin dengan meminta delegasi untuk bangkit menghormati para pemimpin Komunis yang telah meninggal sejak kongres terakhir, serta menyamakan Stalin dengan Klement Gottwald dan Kyuichi Tokuda yang kurang dikenal.[96] Pada dini hari tanggal 25 Februari, Khrushchev menyampaikan apa yang kemudian dikenal sebagai "Pidato Rahasia" pada sesi tertutup Kongres yang terbatas pada delegasi Soviet. Dalam empat jam, dia menghancurkan reputasi Stalin. Khrushchev mencatat dalam memoarnya bahwa “kongres mendengarkan saya dalam diam. Seperti kata pepatah, 'Anda mungkin pernah mendengar suara jarum terjatuh'. Itu semua terjadi secara tiba-tiba dan tidak terduga."[97] Khrushchev mengatakan kepada para delegasi:

Di sinilah Stalin menunjukkan serangkaian kasus intoleransi, kebrutalan, dan penyalahgunaan kekuasaan ... ia sering memilih jalan penindasan dan pemusnahan fisik, tidak hanya terhadap musuh sebenarnya tetapi juga terhadap individu yang tidak melakukan kejahatan apa pun terhadap partainya atau Pemerintah Soviet..[98]

Meskipun Pidato Rahasia tidak mengubah masyarakat Soviet secara mendasar, namun pidato itu memiliki dampak yang luas. Pidato tersebut merupakan faktor penyebab kerusuhan di Polandia dan revolusi di Hongaria pada tahun 1956. Para pembela Stalin juga memimpin kerusuhan selama empat hari di negara asalnya, Georgia, pada bulan Juni, menyerukan agar Khrushchev mundur dan Molotov mengambil alih kekuasaan.[99] Dalam pertemuan-pertemuan di mana Pidato Rahasia dibacakan, kaum komunis akan melontarkan kecaman yang lebih keras terhadap Stalin (dan Khrushchev), dan bahkan menyerukan pemilihan multi-partai. Namun, Stalin tidak dikecam secara terbuka, dan potretnya tetap tersebar luas di seluruh Uni Soviet, mulai dari bandara hingga kantor Khrushchev di Kremlin. Mikhail Gorbachev, yang saat itu menjabat sebagai pejabat Komsomol (Legiun Pemuda Soviet), mengenang bahwa meskipun kaum muda dan terpelajar Soviet di distriknya sangat antusias dengan pidato tersebut, banyak orang lain yang mengecam pidato tersebut, entah karena membela Stalin atau tidak melihat ada gunanya menggali masa lalu.[99] Empat puluh tahun kemudian, setelah jatuhnya Uni Soviet, Gorbachev memuji Khrushchev atas keberaniannya mengambil risiko politik yang besar dan menunjukkan dirinya sebagai "manusia yang bermoral".[100]

Istilah "Pidato Rahasia" ternyata merupakan istilah yang keliru. Meskipun yang hadir pada Pidato tersebut semuanya adalah orang Soviet, delegasi Eropa Timur diizinkan untuk mendengarkannya pada malam berikutnya agar mereka dapat membuat catatan. Pada tanggal 5 Maret, salinannya telah dikirimkan ke seluruh Uni Soviet, diberi tanda "bukan untuk pers" dan bukan "sangat rahasia". Terjemahan resmi muncul dalam waktu satu bulan di Polandia; Polandia mencetak 12.000 eksemplar tambahan, salah satunya segera sampai ke Barat.[95] Putra Khrushchev, Sergei, kemudian menulis, "Jelasnya, Ayah berusaha memastikan bahwa berita tersebut akan sampai ke telinga sebanyak mungkin orang. Pidato itu segera dibacakan pada pertemuan Komsomol; yang berarti akan didengar delapan belas juta pendengar. Jika Anda memasukkan kerabat, teman, dan kenalan mereka, Anda dapat mengatakan bahwa seluruh negara menjadi akrab dengan pidato tersebut ... Musim semi baru saja dimulai ketika pidato tersebut mulai beredar di seluruh dunia."[101]

Minoritas anti-Khrushchev di Presidium didukung oleh mereka yang menentang usulan Khrushchev untuk mendesentralisasikan otoritas atas industri, yang menyerang jantung basis kekuasaan Malenkov. Selama paruh pertama tahun 1957, Malenkov, Molotov, dan Kaganovich diam-diam bekerja untuk membangun dukungan untuk menggulingkan Khrushchev. Pada pertemuan Presidium tanggal 18 Juni di mana dua pendukung Khrushchev tidak hadir, para komplotan memutuskan agar Bulganin, yang telah bergabung dengan kelompok tersebut, mengambil kursi pimpinan serta mengusulkan langkah-langkah lain yang secara efektif akan menurunkan jabatan Khrushchev dan menempatkan diri mereka dalam kendali. Khrushchev mengajukan keberatan dengan alasan bahwa tidak semua anggota Presidium telah diberitahu, sebuah keberatan yang akan segera ditolak jika Khrushchev tidak memegang kendali yang kuat atas militer, melalui Menteri Pertahanan Marsekal Zhukov, dan departemen keamanan. Pertemuan Presidium yang panjang berlangsung, berlanjut selama beberapa hari. Ketika berita tentang perebutan kekuasaan bocor, para anggota Komite Sentral, yang dikendalikan oleh Khrushchev, berbondong-bondong ke Moskow, banyak yang terbang ke sana dengan pesawat militer, dan meminta untuk diizinkan menghadiri pertemuan tersebut. Meskipun mereka tidak diterima, cukup banyak anggota Komite Sentral di Moskow yang segera mengadakan Kongres Partai darurat, yang secara efektif memaksa pimpinan untuk mengizinkan sidang Komite Sentral. Pada pertemuan itu, tiga konspirator utama dijuluki Kelompok Anti-Partai, dan dikecam dengan tuduhan faksionalisme dan keterlibatan dalam kejahatan Stalin. Ketiganya dikeluarkan dari Komite Sentral dan Presidium, begitu pula mantan Menteri Luar Negeri dan klien Khrushchev, Dmitri Shepilov yang bergabung dalam komplotan tersebut. Molotov dikirim sebagai Duta Besar untuk Mongolia; yang lainnya dikirim untuk mengepalai fasilitas dan institut industri yang jauh dari Moskow.[102]

Marsekal Zhukov diberi keanggotaan penuh di Presidium karena dukungannya, tetapi Khrushchev takut akan popularitas dan kekuasaan Zhukov. Pada bulan Oktober 1957, sang Menteri Pertahanan dikirim dalam tur ke Balkan, ketika Khrushchev mengatur pertemuan Presidium untuk memecatnya. Zhukov mengetahui apa yang terjadi, dan bergegas kembali ke Moskow, hanya untuk diberitahu secara resmi tentang pemecatannya. Pada pertemuan Komite Sentral beberapa minggu kemudian, tidak ada sepatah kata pun yang diucapkan untuk membela Zhukov.[103] Khrushchev menyelesaikan konsolidasi kekuasaan pada bulan Maret 1958, mengatur pemecatan Bulganin sebagai perdana menteri demi dirinya sendiri (Bulganin ditunjuk untuk memimpin Gosbank atau Bank Negara) dan dengan membentuk Dewan Pertahanan Uni Soviet, yang dipimpin oleh dirinya sendiri, yang secara efektif menjadikannya panglima tertinggi. Meskipun Khrushchev kini unggul, ia tidak menikmati kekuasaan absolut Stalin.[104]

Liberalisasi dan Seni

sunting

Setelah mengambil alih kekuasaan, Khrushchev memberikan sedikit kebebasan dalam bidang seni. Novel Vladimir Dudintsev yang berjudul Not by Bread Alone,[105] tentang seorang insinyur idealis yang ditentang oleh birokrat kaku, diizinkan untuk diterbitkan pada tahun 1956, meskipun Khrushchev menyebut novel itu "pada dasarnya salah".[106] Namun pada tahun 1958, Khrushchev memerintahkan serangan yang ganas terhadap Boris Pasternak setelah novelnya Doctor Zhivago diterbitkan di luar negeri (izinnya untuk menerbitkannya di Uni Soviet tidak diberikan). Pravda menggambarkan novel itu sebagai "roman picisan tingkat rendah", dan penulisnya dikeluarkan dari Serikat Penulis. Pasternak dianugerahi Penghargaan Nobel Kesusastraan, namun karena tekanan berat ia menolaknya. Begitu dia melakukannya, Khrushchev memerintahkan penghentian serangan terhadap Pasternak. Dalam memoarnya, Khrushchev menyatakan bahwa dia sangat menderita karena novel tersebut, ia hampir mengizinkannya diterbitkan, dan kemudian menyesal tidak melakukannya.[107] Setelah jatuh dari kekuasaan, Khrushchev memperoleh salinan novel tersebut dan membacanya (dia sebelumnya hanya membaca kutipannya) dan menyatakan, "Kita seharusnya tidak melarangnya. Saya seharusnya membacanya sendiri. Tidak ada yang anti-Soviet di dalamnya."[108]

Khrushchev percaya bahwa Uni Soviet mampu menandingi standar hidup negara-negara Barat, dan tidak takut membiarkan warga Soviet melihat pencapaian negara-negara Barat.[109] Stalin hanya mengizinkan sedikit turis ke Uni Soviet, dan hanya mengizinkan sedikit orang Soviet untuk bepergian. Khrushchev mengizinkan orang-orang Soviet bepergian (lebih dari dua juta warga Soviet bepergian ke luar negeri antara tahun 1957 dan 1961, 700.000 di antaranya mengunjungi negara-negara Barat) dan mengizinkan orang asing mengunjungi Uni Soviet, sehingga para turis menjadi sasaran rasa ingin tahu yang sangat besar. Pada tahun 1957, Khrushchev mengizinkan Festival Pemuda dan Pelajar Dunia ke-6 diadakan di Moskow pada musim panas itu. Dia menginstruksikan para pejabat Komsomol untuk "melimpahi tamu asing dalam pelukan kita". Hasilnya adalah "karnaval sosialis" yang melibatkan lebih dari tiga juta warga Moskow, yang bergabung dengan 30.000 pemuda asing dalam berbagai acara mulai dari kelompok diskusi di seluruh kota hingga acara di Kremlin sendiri. Menurut sejarawan Vladislav Zubok, festival tersebut "menghancurkan klise propaganda" tentang orang Barat dengan mengizinkan warga Moskow untuk melihatnya sendiri.[109]

Pada tahun 1962, Khrushchev, terkesan dengan novel Satu Hari dalam Kehidupan Ivan Denisovich karya Aleksandr Solzhenitsyn, membujuk Presidium untuk mengizinkan publikasi. Pencairan baru itu berakhir pada 1 Desember 1962, ketika Khrushchev dibawa ke Galeri Manezh untuk melihat pameran yang mencakup sejumlah karya Avant-garde. Saat melihatnya, Khrushchev murka, sebuah episode yang dikenal sebagai Manege Affair, ia menggambarkan karya seni tersebut sebagai "kotoran anjing",[110] dan menyatakan bahwa "seekor keledai dapat mencoreng karya seni yang lebih baik dengan ekornya". Seminggu kemudian, Pravda mengeluarkan seruan untuk kemurnian artistik. Ketika penulis dan pembuat film membela para pelukis, Khrushchev melampiaskan kemarahannya kepada mereka. Namun, terlepas dari kemarahan Khrushchev, tidak ada satupun artis yang ditangkap atau diasingkan. Pameran Galeri Manezh tetap dibuka selama beberapa waktu setelah kunjungan Khrushchev, dan mengalami peningkatan jumlah pengunjung yang signifikan setelah artikel di Pravda.[110]

Reformasi Politik

sunting

Di bawah pemerintahan Khrushchev, pengadilan khusus yang dijalankan oleh badan keamanan dihapuskan. Pengadilan ini, yang dikenal sebagai troika, sering kali mengabaikan hukum dan prosedur. Di bawah reformasi ini, tidak ada tuntutan atas kejahatan politik yang dapat diajukan bahkan di pengadilan biasa kecuali disetujui oleh komite Partai setempat. Hal ini pun jarang terjadi; tidak ada pengadilan politik besar-besaran di bawah pemerintahan Khrushchev. Sebaliknya, sanksi lain dijatuhkan pada para pembangkang Soviet, termasuk kehilangan pekerjaan atau jabatan di universitas, atau pengusiran dari Partai. Selama pemerintahan Khrushchev, rawat inap paksa bagi mereka yang "berbahaya secara sosial" diperkenalkan.[111]

Pada tahun 1958, Khrushchev membuka rapat Komite Sentral yang dihadiri ratusan pejabat Soviet; beberapa bahkan diizinkan untuk berpidato di pertemuan tersebut. Untuk pertama kalinya, hasil kerja komite dipublikasikan dalam bentuk buku, dan praktik ini dilanjutkan pada pertemuan-pertemuan berikutnya. Namun, keterbukaan ini justru memberikan Khrushchev kendali yang lebih besar atas komite tersebut, karena pihak yang tidak setuju harus menyampaikan pendapatnya di depan banyak orang.[112]

Pada tahun 1962, Khrushchev membagi Komite Partai (obkom) tingkat oblast menjadi dua struktur paralel, satu untuk industri dan satu lagi untuk pertanian. Hal ini tidak populer di kalangan aparat Partai, dan menyebabkan kebingungan dalam rantai komando, karena tidak ada sekretaris komite yang lebih diutamakan daripada yang lain. Karena jumlah kursi Komite Sentral di masing-masing wilayah terbatas, pemekaran ini menimbulkan kemungkinan persaingan antar faksi, dan, menurut Medvedev, mempunyai potensi untuk memulai sistem dua partai. Khrushchev juga memerintahkan agar sepertiga dari keanggotaan masing-masing komite, mulai dari dewan tingkat rendah hingga Komite Sentral sendiri, diganti pada setiap pemilihan. Keputusan ini menciptakan ketegangan antara Khrushchev dan Komite Sentral,[113] dan membuat marah para pemimpin partai yang mendukung Khrushchev untuk naik ke tampuk kekuasaan.[26]

Kebijakan Pertanian

sunting

Khrushchev adalah pakar kebijakan pertanian dan merasakan kebutuhan mendesak untuk mereformasi sistem yang terbelakang dan tidak efisien dengan ide-ide yang berhasil di Amerika Serikat. Dia sangat memperhatikan kolektivisme, pertanian negara, likuidasi stasiun mesin-traktor, perencanaan desentralisasi, insentif ekonomi, peningkatan investasi tenaga kerja dan modal, tanaman baru, dan program produksi baru. Henry Ford pernah menjadi pusat transfer teknologi Amerika ke Uni Soviet pada tahun 1930-an; dia mengirimkan desain pabrik, insinyur, dan pengrajin terampil, serta puluhan ribu traktor Ford. Pada tahun 1940-an, Khrushchev sangat tertarik dengan inovasi pertanian Amerika, terutama pada pertanian skala besar yang dikelola keluarga di Midwest. Pada tahun 1950-an ia mengirimkan beberapa delegasi untuk mengunjungi pertanian dan perguruan tinggi hibah tanah. Pertanian di Amerika Serikat dapat sukses dengan memanfaatkan varietas benih unggul, traktor yang sangat besar dan bertenaga serta mesin lainnya, semuanya dipandu oleh teknik manajemen modern.[114] Setelah kunjungannya ke Amerika Serikat pada tahun 1959, ia sangat menyadari perlunya meniru dan bahkan menandingi keunggulan dan teknologi pertanian Amerika.[115][116]

 
Prangko dari tahun 1979 untuk memperingati 25 tahun Kampanye Tanah-Tanah Dara

Khrushchev menjadi seseorang yang sangat antusias menanam jagung. Dia mendirikan institut jagung di Ukraina dan memerintahkan ribuan hektar lahan untuk ditanami jagung di tanah dara (tselina). Pada tahun 1955, Khrushchev menganjurkan penanaman jagung gaya Iowa di Uni Soviet, dan delegasi Soviet mengunjungi negara bagian AS pada musim panas itu. Ketua delegasi itu lantas didekati oleh petani dan penjual benih jagung Roswell Garst, yang membujuknya untuk mengunjungi pertanian besar Garst. Pengusaha besar Iowa tersebut mengunjungi Uni Soviet, di mana ia berteman dengan Khrushchev, dan Garst menjual 4.500 ton benih jagung ke Uni Soviet.[117] Garst memperingatkan Soviet untuk menanam jagung di bagian selatan negara itu dan memastikan tersedia cukup stok pupuk, insektisida, dan herbisida. Namun hal ini tidak dilakukan, karena Khrushchev berusaha menanam jagung bahkan di Siberia, dan tanpa bahan kimia yang diperlukan.[118] Alhasil, percobaan jagung tersebut bukanlah kesuksesan besar, dan dia kemudian mengeluh bahwa para pejabat yang terlalu antusias, karena ingin menyenangkannya, telah melakukan penanaman berlebihan tanpa memberikan dasar yang tepat, dan "akibatnya jagung didiskreditkan sebagai tanaman Silase (pakan ternak)—begitupun diriku".[118]

Pada tahun 1940-an, Stalin menugaskan Trofim Lysenko untuk memimpin penelitian pertanian, dengan gagasannya yang mencemooh ilmu genetika modern. Lysenko mempertahankan pengaruhnya di bawah Khrushchev, dan membantu menghalangi penerapan teknik Amerika.[119] Pada tahun 1959, Khrushchev mengumumkan tujuannya untuk melampaui Amerika Serikat dalam produksi susu, daging, dan mentega. Pejabat lokal membuat Khrushchev senang dengan janji produksi yang tidak realistis. Tujuan-tujuan ini dicapai oleh para peternak yang menyembelih ternak mereka dan dengan membeli daging di toko-toko negara, kemudian menjualnya kembali ke pemerintah, sehingga secara artifisial meningkatkan produksi yang tercatat.[120]

Pada bulan Juni 1962, harga pangan dinaikkan, khususnya daging dan mentega sebesar 25–30%. Hal ini menimbulkan ketidakpuasan masyarakat. Di kota Novocherkassk (Oblast Rostov) di Rusia selatan, ketidakpuasan ini meningkat menjadi pemogokan dan pemberontakan melawan pihak berwenang. Pemberontakan tersebut dipadamkan oleh militer, mengakibatkan pembantaian yang menewaskan 22 orang dan melukai 87 orang menurut laporan resmi Soviet. Selain itu, 116 demonstran dihukum karena keterlibatannya dan tujuh di antaranya dieksekusi. Informasi tentang pemberontakan sepenuhnya di sensor di Uni Soviet, tetapi menyebar melalui Samizdat dan merusak reputasi Khrushchev di Barat.[121]

Kekeringan melanda Uni Soviet pada tahun 1963. Panen biji-bijian turun dari 122.200.000 ton menjadi 97.500.000 ton saja. Kekurangan ini mengakibatkan antrean roti, sebuah fakta yang awalnya dirahasiakan dari Khrushchev. Karena enggan membeli makanan di negara-negara Barat,[122] namun dihadapkan pada alternatif kelaparan yang meluas, Khrushchev menghabiskan cadangan mata uang negaranya dan menghabiskan sebagian dari persediaan emasnya untuk membeli gandum dan bahan makanan lainnya.[123][124]

Pendidikan

sunting
 
Khrushchev (kanan) bersama kosmonot Yuri Gagarin, Pavel Popovich dan Valentina Tereshkova, 1963

Saat mengunjungi Amerika Serikat pada tahun 1959, Khrushchev sangat terkesan dengan program pendidikan pertanian di Iowa State University, dan berusaha menirunya di Uni Soviet. Pada saat itu, perguruan tinggi pertanian utama di Uni Soviet berada di Moskow, dan para siswanya tidak melakukan pekerjaan manual di pertanian. Khrushchev mengusulkan untuk memindahkan program tersebut ke daerah pedesaan. Ia tidak berhasil, karena adanya penolakan dari para profesor dan mahasiswa, yang sebenarnya tidak pernah membantah perdana menteri, namun hanya tidak melaksanakan usulannya.[125] Khrushchev mengenang dalam memoarnya, “Senang rasanya tinggal di Moskow dan bekerja di Akademi Pertanian Timiryazev. Ini adalah institusi tua yang terhormat, unit ekonomi yang besar, dengan instruktur yang terampil, tetapi letaknya di kota! Mahasiswanya tidak ingin bekerja di pertanian kolektif karena untuk melakukan itu mereka harus pergi ke provinsi dan hidup dalam kemiskinan.”[126]

Khrushchev mendirikan beberapa kota pendidikan, seperti Akademgorodok. Perdana Menteri percaya bahwa ilmu pengetahuan Barat berkembang karena banyak ilmuwan tinggal di kota-kota universitas seperti Oxford, terisolasi dari gangguan kota besar, dan memiliki kondisi kehidupan yang menyenangkan dan gaji yang baik. Dia berusaha meniru kondisi tersebut di Uni Soviet. Upaya Khrushchev secara umum berhasil, meskipun kota-kota baru dan pusat-pusat ilmiahnya cenderung menarik ilmuwan-ilmuwan muda, sementara ilmuwan-ilmuwan yang lebih tua tidak mau meninggalkan Moskow atau Leningrad.[127]

Khrushchev juga mengusulkan untuk merestrukturisasi sekolah menengah Soviet. Meskipun sekolah menengah menyediakan kurikulum persiapan masuk perguruan tinggi, kenyataannya hanya sedikit pemuda Soviet yang melanjutkan ke universitas. Khrushchev ingin mengalihkan fokus sekolah menengah ke pelatihan kejuruan: siswa akan menghabiskan sebagian besar waktunya di pekerjaan pabrik atau magang serta sedikit waktu di sekolah.[128] Dalam praktiknya, sekolah menjalin hubungan dengan perusahaan terdekat dan siswa pergi bekerja hanya satu atau dua hari dalam seminggu; praktik mengajar tidak disukai organisasi-organisasi pabrik tersebut, sementara para siswa dan keluarga mereka mengeluh bahwa mereka tidak mempunyai pilihan dalam bidang apa yang akan dipelajari.[129]

Meskipun usulan kejuruan tersebut tidak akan bertahan setelah kejatuhan Khrushchev, perubahan yang lebih bertahan lama adalah pendirian sekolah menengah khusus untuk siswa berbakat atau mereka yang ingin mempelajari mata pelajaran tertentu. Sekolah-sekolah ini meniru sekolah bahasa asing yang didirikan di Moskow dan Leningrad mulai tahun 1949.[130] Pada tahun 1962, sekolah musim panas khusus didirikan di Novosibirsk untuk mempersiapkan siswa menghadapi Olimpiade matematika dan sains Siberia. Tahun berikutnya, Sekolah Asrama Matematika dan Sains Novosibirsk menjadi sekolah asrama permanen pertama yang berspesialisasi dalam matematika dan sains. Sekolah serupa lainnya segera didirikan di Moskow, Leningrad, dan Kiev. Pada awal tahun 1970-an, lebih dari 100 sekolah khusus telah didirikan, di bidang matematika, sains, seni, musik, dan olahraga.[131] Pendidikan prasekolah ditingkatkan sebagai bagian dari reformasi Khrushchev, dan pada saat ia meninggalkan jabatannya, sekitar 22% anak-anak Soviet bersekolah di prasekolah—sekitar setengah dari anak-anak perkotaan, namun hanya sekitar 12% anak-anak pedesaan.[132]

Kampanye Anti Agama

sunting

Kampanye anti-agama di era Khrushchev dimulai pada tahun 1959, bertepatan dengan Kongres Partai ke-21 pada tahun yang sama. Hal ini dimulai dengan penutupan gereja secara massal[133][134] (mengurangi jumlah dari 22.000 pada tahun 1959 menjadi 13.008 pada tahun 1960 dan menjadi 7.873 pada tahun 1965[135]), biara, dan seminari yang masih ada. Kampanye tersebut juga mencakup pembatasan hak orang tua untuk mengajarkan agama kepada anak-anaknya; larangan kehadiran anak-anak di kebaktian gereja (dimulai oleh Baptis pada tahun 1961, kemudian diperluas ke Ortodoks pada tahun 1963); dan larangan pemberian Perjamuan Kudus kepada anak-anak di atas usia empat tahun. Khrushchev juga melarang semua kebaktian yang diadakan di luar tembok gereja, memperbarui penegakan undang-undang tahun 1929 yang melarang ziarah, dan mencatat identitas pribadi semua orang dewasa yang meminta pembaptisan, pernikahan, atau pemakaman di gereja. Dia juga melarang pembunyian lonceng gereja dan kebaktian di siang hari di beberapa wilayah pedesaan dari Mei hingga akhir Oktober dengan dalih persyaratan kerja lapangan. Kegagalan untuk memenuhi peraturan-peraturan ini oleh para pendeta akan mengakibatkan tidak diperbolehkannya pendaftaran negara (yang berarti para pendeta tidak dapat lagi melakukan pekerjaan pastoral atau liturgi tanpa izin khusus dari negara). Menurut Dimitry Pospielovsky, negara melakukan pengucilan paksa, penangkapan, dan hukuman penjara bagi para pendeta atas “tuduhan yang dibuat-buat,” namun kenyataannya, tulisnya, tindakan negara diambil terhadap pendeta yang menolak penutupan gereja; menyampaikan khotbah yang menyerang ateisme negara Uni Soviet dan kampanye anti-agama; melakukan amal Kristen; atau mempopulerkan agama melalui teladan pribadi.[136]

Kebijakan Luar Negeri dan Pertahanan

sunting
 
Khrushchev dan Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser di dalam kereta menuju Kairo dari Alexandria, saat kunjungan Khrushchev ke Mesir, 1964.

Dari tahun 1950 hingga 1953, Khrushchev yang berada di lingkaran dalam Kremlin mempunyai posisi yang tepat untuk mengamati dan mengevaluasi kebijakan luar negeri Stalin. Khrushchev menganggap seluruh Perang Dingin sebagai kesalahan serius Stalin. Dalam jangka panjang, hal ini menciptakan perjuangan militer melawan NATO, koalisi kapitalis yang lebih kuat. Perjuangan itu sama sekali tidak diperlukan dan sangat merugikan Uni Soviet. Hal ini mengalihkan perhatian dari negara-negara berkembang yang netral, dimana kemajuan dapat dicapai, dan hal ini melemahkan hubungan Moskow dengan negara-negara satelitnya di Eropa Timur. Pada dasarnya Khrushchev jauh lebih optimis terhadap masa depan dibandingkan Stalin atau Molotov, dan lebih bersifat internasionalis. Ia percaya bahwa kelas pekerja dan masyarakat umum di dunia pada akhirnya akan menemukan jalan mereka menuju sosialisme dan (mungkin) bahkan komunisme, dan konflik seperti Perang Dingin mengalihkan perhatian mereka dari tujuan akhir ini. Hidup berdampingan secara damai menjadi tujuan, hal yang pernah dilakukan oleh Lenin sendiri pada awalnya. Hal ini akan memungkinkan Uni Soviet dan negara-negara satelitnya untuk membangun perekonomian dan standar hidup mereka. Secara spesifik, Khrushchev menilai bahwa Stalin telah melakukan serangkaian kesalahan, seperti tekanan berat terhadap Turki dan Iran pada tahun 1945 dan 1946, dan terutama tekanan berat terhadap Berlin yang berujung pada kegagalan blokade Berlin pada tahun 1948. Khrushchev senang ketika Malenkov menggantikan Stalin pada tahun 1953, ia berbicara tentang hubungan yang lebih baik dengan Barat, dan juga tentang membangun hubungan dengan gerakan Partai Komunis di koloni-koloni imperialistik Eropa yang akan segera menjadi negara merdeka di seluruh Afrika dan Asia. Jerman merupakan masalah besar bagi Khrushchev, bukan karena ia takut akan invasi NATO ke arah timur, namun karena hal ini melemahkan rezim Jerman Timur, yang secara ekonomi tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan kemajuan ekonomi Jerman Barat. Khrushchev menyalahkan Molotov karena tidak mampu menyelesaikan konflik dengan Yugoslavia, dan mengabaikan kebutuhan negara-negara satelit komunis di Eropa Timur.

Khrushchev memilih Austria sebagai cara untuk segera mencapai kesepakatan dengan NATO. Negara ini menjadi negara kecil yang secara ekonomi terikat dengan Barat namun netral secara diplomatis dan dianggap bukan ancaman.[137]

Ketika Khrushchev mengambil alih kekuasaan, dunia luar hanya tahu sedikit tentangnya, dan tidak terkesan dengan penampilannya. Bertubuh pendek, gendut, dan mengenakan pakaian yang tidak pas, dia "memancarkan energi tetapi tidak dengan kecerdasan", dan dianggap oleh banyak orang sebagai badut yang tidak akan bertahan lama. Menteri Luar Negeri Inggris Harold Macmillan bertanya-tanya, "Bagaimana pria gemuk yang vulgar dengan mata babi dan tukang bicara ini bisa menjadi pemimpin—calon Tsar bagi jutaan orang?"[138]

Penulis biografi Khrushchev, Tompson, menggambarkan pemimpin yang lincah itu:

Dia bisa jadi menawan atau vulgar, bersemangat atau cemberut, dia sering menunjukkan kemarahan di depan umum (sering kali dibuat-buat) dan hiperbol dalam retorikanya. Tapi apapun dia, bagaimanapun dia terlihat, dia lebih manusiawi dibandingkan pendahulunya atau bahkan dibandingkan kebanyakan rekan-rekannya di luar negeri, dan bagi sebagian besar dunia, hal ini sudah cukup untuk membuat Uni Soviet tampak tidak begitu misterius atau mengancam.[139]

Amerika Serikat dan NATO

sunting
Hubungan Awal dan Kunjungan ke AS (1957–1960)
sunting
 
Khrushchev bersama Wakil Presiden Richard Nixon, 1959

Khrushchev berusaha menemukan solusi jangka panjang terhadap masalah Jerman yang terpecah dan daerah kantong Berlin Barat yang berada jauh di dalam wilayah Jerman Timur. Pada bulan November 1958, dengan menyebut Berlin Barat sebagai "tumor ganas", ia memberi waktu enam bulan kepada Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis untuk membuat perjanjian damai dengan negara Jerman dan Uni Soviet. Jika perjanjian tersebut tidak ditandatangani, kata Khrushchev, Uni Soviet akan membuat perjanjian damai dengan Jerman Timur. Hal ini akan membuat Jerman Timur, yang bukan merupakan pihak dalam perjanjian yang memberikan akses ke Berlin kepada Kekuatan Barat, akan memegang kendali atas rute menuju kota tersebut. Mereka mengusulkan menjadikan Berlin sebagai kota bebas, yang berarti tidak ada pasukan militer luar yang ditempatkan di sana. Jerman Barat, Amerika Serikat dan Perancis sangat menentang ultimatum tersebut, namun Inggris ingin menganggapnya sebagai titik awal negosiasi. Tidak ada seorang pun yang mau mengambil risiko perang karena masalah ini. Atas permintaan Inggris, Khrushchev memperpanjang dan akhirnya membatalkan ultimatum tersebut, karena masalah Berlin menjadi bagian dari agenda kompleks KTT (Konferensi Tingkat Tinggi).[140]

Khrushchev berupaya mengurangi secara drastis jumlah senjata konvensional dan menggantinya dengan rudal. Dia percaya bahwa tanpa transisi ini, kekuatan militer Soviet yang besar akan terus menghabiskan sumber daya, sehingga tujuan Khrushchev untuk meningkatkan kehidupan Soviet sulit tercapai. Dia membatalkan rencana Stalin untuk membangun angkatan laut yang besar pada tahun 1955, karena percaya bahwa kapal-kapal baru tersebut akan terlalu rentan terhadap serangan konvensional atau nuklir.[141] Pada bulan Januari 1960, ia memanfaatkan membaiknya hubungan dengan AS dengan memerintahkan pengurangan sepertiga jumlah angkatan bersenjata Soviet, dan menekankan bahwa senjata canggih akan menggantikan jumlah pasukan yang hilang. Meskipun wajib militer bagi pemuda Soviet masih berlaku, pengecualian dari dinas militer menjadi semakin umum, terutama bagi pelajar.[142]

Soviet hanya memiliki sedikit rudal balistik antarbenua (ICBM) yang dapat dioperasikan; Meskipun demikian, Khrushchev secara terbuka menyombongkan program rudal Soviet, dengan menyatakan bahwa senjata Soviet beragam dan banyak. Program luar angkasa Soviet, yang sangat didukung oleh Khrushchev, menjadi kenyataan ketika Soviet meluncurkan Sputnik 1 ke orbit, suatu prestasi yang mencengangkan dunia. Saat peluncuran tersebut berhasil, pemerintah negara-negara Barat menyimpulkan bahwa program ICBM Soviet telah berjalan lebih jauh dari yang sebenarnya. Khrushchev menambah kejutan ini dengan membual dalam sebuah wawancara pada bulan Oktober 1957 bahwa Uni Soviet memiliki semua roket, berapapun kapasitas yang dibutuhkannya.[143] Selama bertahun-tahun, Khrushchev selalu mendahului perjalanan besar ke luar negeri dengan meluncurkan roket, sehingga membuat tuan rumahnya kebingungan. Pada bulan Januari 1960 Khrushchev mengatakan kepada Presidium bahwa ICBM Soviet memungkinkan terjadinya perjanjian dengan AS karena "rakyat Amerika mulai gemetar karena ketakutan untuk pertama kali dalam hidup mereka". Amerika Serikat telah mengetahui keterbelakangan program rudal Soviet dari penerbangan di akhir tahun 1950-an, namun hanya pejabat tinggi AS yang mengetahui penipuan tersebut. Persepsi umum AS dan masyarakat mengenai “celah rudal” menyebabkan peningkatan pertahanan yang cukup besar di pihak Amerika Serikat.[144]

Selama kunjungan Wakil Presiden Richard Nixon ke Uni Soviet pada tahun 1959, dia dan Khrushchev terlibat dalam debat yang kemudian dikenal dengan "Kitchen Debate". Nixon dan Khrushchev bertengkar sengit di stand model sebuah dapur di American National Exhibition di Moskow. Keduanya berdebat tentang sistem ekonomi negaranya.[26]

Nixon mengundang Khrushchev mengunjungi Amerika Serikat, dan dia setuju. Dia melakukan kunjungan pertamanya ke Amerika Serikat pada tanggal 15 September 1959 saat tiba di Washington, menghabiskan tiga belas hari di negara tersebut. Kunjungan pertamanya Perdana Menteri Soviet menyebabkan kehebohan media yang luas.[145] Khrushchev membawa istrinya, Nina Petrovna, dan anak-anaknya yang sudah dewasa, meskipun pejabat Soviet biasanya tidak bepergian bersama keluarga mereka. Perdana menteri yang berpindah-pindah mengunjungi Kota New York, Los Angeles, San Francisco (mengunjungi supermarket), Coon Rapids di Iowa (mengunjungi pertanian Roswell Garst), Pittsburgh, dan Washington,[146] serta diakhiri dengan pertemuan bersama Presiden Eisenhower di Camp David. Saat makan siang di 20th Century Studios di Los Angeles, Khrushchev terlibat dalam debat improvisasi yang berlangsung dengan riang bersama pembawa acara Spyros Skouras mengenai manfaat kapitalisme dan komunisme. Khrushchev juga akan mengunjungi Disneyland, namun kunjungan tersebut dibatalkan karena alasan keamanan, yang membuatnya sangat tidak puas. Namun, dia mengunjungi Eleanor Roosevelt di rumahnya.[147] Saat mengunjungi kampus penelitian baru milik IBM di San José, California, Khrushchev menyatakan sedikit ketertarikannya pada teknologi komputer, namun ia sangat mengagumi self-service kafetaria, dan sekembalinya ke Soviet, ia memperkenalkan layanan mandiri kafetaria tersebut di negaranya.

Kunjungan ini menghasilkan kesepakatan informal bahwa tidak akan ada batas waktu pasti mengenai Berlin, namun akan diadakan pertemuan puncak empat negara untuk mencoba menyelesaikan masalah tersebut. Tujuan Khrushchev adalah untuk menghadirkan kehangatan, pesona, dan kedamaian serta menggunakan wawancara yang jujur untuk meyakinkan orang Amerika akan kemanusiaan dan niat baiknya. Dia tampil baik dan Theodore Windt menyebutnya, "puncak kariernya." Masyarakat Amerika yang ramah meyakinkan Khrushchev bahwa dia telah mencapai hubungan pribadi yang kuat dengan Eisenhower dan dia dapat mencapai détente dengan Amerika. Eisenhower sebenarnya tidak terkesan dengan pemimpin Soviet tersebut.[148] Dia mendorong diadakannya pertemuan puncak segera tetapi dibuat frustrasi oleh Presiden Prancis Charles de Gaulle, yang menundanya hingga tahun 1960, tahun di mana Eisenhower dijadwalkan untuk melakukan kunjungan kembali ke Uni Soviet.[149]

U-2 dan Krisis Berlin (1960–1961)
sunting
 
Khrushchev dan Kepala Delegasi Uni Soviet Zoya Mironova di PBB, September 1960

Hal yang selalu mengganggu hubungan Soviet-AS adalah penerbangan pesawat mata-mata U-2 Amerika ke Uni Soviet. Pada tanggal 9 April 1960, AS melanjutkan penerbangan tersebut setelah istirahat panjang. Uni Soviet pernah memprotes penerbangan tersebut di masa lalu namun diabaikan oleh Washington. Setelah puas dengan apa yang dia anggap sebagai hubungan pribadi dengan Eisenhower, Khrushchev bingung dan marah saat dimulainya kembali penerbangan tersebut, dan menyimpulkan bahwa penerbangan tersebut diperintahkan oleh Direktur CIA Allen Dulles tanpa sepengetahuan Presiden AS. Nikita Khrushchev berencana mengunjungi AS untuk bertemu Presiden Eisenhower, namun kunjungan tersebut dibatalkan ketika Pasukan Angkatan Udara Soviet menjatuhkan pesawat U-2 milik AS. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 1 Mei, sang pilot Francis Gary Powers, ditangkap hidup-hidup. Percaya Powers telah terbunuh, AS mengumumkan bahwa sebuah pesawat cuaca telah hilang di dekat perbatasan Turki-Soviet. Khrushchev berisiko menghancurkan pertemuan KTT tersebut, yang akan dimulai pada tanggal 16 Mei di Paris, jika ia mengumumkan penembakan tersebut, namun ia akan terlihat lemah di mata militer dan pasukan keamanannya jika ia tidak melakukan apa pun.[150] Akhirnya, pada tanggal 5 Mei, Khrushchev mengumumkan penembakan dan penangkapan Powers, menyalahkan "lingkaran imperialis dan militer, yang kubunya adalah Pentagon", dan menyatakan bahwa pesawat tersebut dikirim tanpa sepengetahuan Eisenhower. Presiden Eisenhower tidak menyangka bahwa ada unsur jahat di Pentagon yang beroperasi tanpa sepengetahuannya, dan mengakui bahwa ia telah memerintahkan penerbangan tersebut, dan menyebutnya sebagai "kebutuhan yang tidak menyenangkan". Pengakuan tersebut mengejutkan Khrushchev dan mengubah urusan U-2 dari sebuah kemenangan menjadi sebuah bencana baginya, dan dia bahkan meminta bantuan kepada Duta Besar AS Llewellyn Thompson.[151]

Khrushchev masih ragu-ragu tentang apa yang harus dilakukan pada saat pertemuan KTT itu bahkan ketika ia menaiki pesawatnya menuju Paris. Dia akhirnya memutuskan, setelah berkonsultasi dengan penasihatnya di dalam pesawat dan anggota Presidium di Moskow, untuk menuntut permintaan maaf dari Eisenhower dan janji bahwa tidak akan ada lagi penerbangan U-2 di wilayah udara Soviet. Baik Eisenhower maupun Khrushchev tidak berkomunikasi satu sama lain pada hari-hari sebelum pertemuan, dan pada saat pertemuan KTT itu, Khrushchev mengajukan tuntutannya dan menyatakan bahwa pertemuan puncak itu tidak ada gunanya, dan harus ditunda selama enam sampai delapan bulan, yaitu sampai setelah Pemilihan umum Presiden Amerika Serikat 1960. Presiden AS tidak meminta maaf namun menyatakan bahwa penerbangan telah ditangguhkan dan tidak akan dilanjutkan serta memperbarui proposal Open Skies untuk hak penerbangan bersama. Hal ini tidak cukup bagi Khrushchev, yang langsung meninggalkan KTT tersebut. Eisenhower menuduh Khrushchev "menyabotase pertemuan ini, yang menjadi sandaran banyak harapan dunia". Rencana kunjungan Eisenhower ke Uni Soviet, dimana sang perdana menteri bahkan telah membangun lapangan golf agar presiden AS dapat menikmati olahraga favoritnya,[152] dibatalkan oleh Khrushchev.[153]

Khrushchev melakukan kunjungan kedua dan terakhirnya ke Amerika Serikat pada bulan September 1960. Ia tidak mendapat undangan namun telah menunjuk dirinya sendiri sebagai ketua delegasi Uni Soviet di PBB.[154] Dia menghabiskan sebagian besar waktunya untuk merayu negara-negara Dunia Ketiga yang baru saja merdeka. Pemerintah AS membatasi dia di pulau Manhattan, dengan kunjungan ke perkebunan milik Uni Soviet di Long Island. Insiden "pemukulan sepatu" yang terkenal terjadi selama perdebatan pada 12 Oktober mengenai resolusi Soviet yang mengecam kolonialisme. Khrushchev marah dengan pernyataan delegasi Filipina Lorenzo Sumulong yang menuduh Soviet menerapkan standar ganda dengan mengecam kolonialisme namun mendominasi Eropa Timur. Khrushchev menuntut hak untuk segera menjawab dan menuduh Sumulong sebagai "antek imperialis Amerika". Sumulong melanjutkan pidatonya dan menuduh Soviet munafik. Khrushchev melepaskan sepatunya dan mulai menggedor-gedor mejanya.[155] Perilaku Khrushchev ini membuat heboh delegasinya.[156]

 
Khrushchev dan John F. Kennedy, Vienna, Juni 1961

Khrushchev menganggap Wakil Presiden AS Nixon sebagai seorang garis keras dan senang dengan kekalahannya dalam pemilihan presiden tahun 1960. Ia menganggap pemenangnya, Senator Massachusetts John F. Kennedy, sebagai mitra yang lebih mungkin melakukan détente, namun terkejut dengan sikap dan tindakan keras Presiden AS yang baru dilantik tersebut pada masa-masa awal pemerintahannya. Khrushchev meraih kemenangan propaganda pada bulan April 1961 dengan penerbangan luar angkasa berawak pertama (Vostok 1), sementara Kennedy menderita kekalahan dengan kegagalan Invasi Teluk Babi. Meskipun Khrushchev mengancam akan membela Kuba dengan rudal Soviet, sang perdana menteri puas dengan pernyataan agresifnya. Kegagalan di Kuba menyebabkan Kennedy bertekad untuk tidak memberikan konsesi pada KTT Wina yang dijadwalkan pada 3 Juni 1961. Baik Kennedy maupun Khrushchev mengambil sikap keras, di mana Khrushchev menuntut perjanjian yang mengakui kedua negara bagian Jerman tersebut dan menolak untuk menyerah pada isu-isu lain yang menghalangi perjanjian larangan uji coba. Sebaliknya, Kennedy dibuat percaya bahwa perjanjian pelarangan uji coba dapat diselesaikan pada pertemuan puncak tersebut, dan merasa bahwa kesepakatan mengenai Berlin harus menunggu meredanya ketegangan timur-barat. Kennedy menggambarkan negosiasi dengan Khrushchev kepada saudaranya Robert "seperti berurusan dengan Ayah. Memberi nasihat tapi tidak mau dinasihati."[157]

Penundaan tindakan yang tidak terbatas atas Berlin tidak dapat diterima oleh Khrushchev karena Jerman Timur yang terus-menerus mengalami brain drain karena warga Jerman Timur yang berpendidikan tinggi melarikan diri ke barat melalui Berlin. Meskipun perbatasan antara kedua negara bagian Jerman telah dibentengi, Berlin, yang dikelola oleh empat negara Sekutu, tetap terbuka. Diperkuat oleh pernyataan mantan Duta Besar AS untuk Moskow Charles E. Bohlen dan Ketua Komite Hubungan Luar Negeri Senat Amerika Serikat J. William Fulbright bahwa Jerman Timur berhak menutup perbatasannya, Khrushchev lantas memberi wewenang kepada pemimpin Jerman Timur Walter Ulbricht untuk memulai pembangunan apa yang kemudian dikenal sebagai Tembok Berlin, yang akan mengelilingi Berlin Barat. Persiapan konstruksi dilakukan dengan sangat rahasia, dan perbatasan ditutup pada Minggu dini hari, 13 Agustus 1961, ketika sebagian besar pekerja Jerman Timur yang mendapatkan penghasilan dengan bekerja di Berlin Barat akan berada di rumah mereka. Tembok tersebut merupakan bencana propaganda dan menandai berakhirnya upaya Khrushchev untuk membuat perjanjian damai antara Empat Kekuatan dan dua negara Jerman.[158] Perjanjian tersebut baru ditandatangani pada bulan September 1990, sebagai awal dari reunifikasi Jerman.

Krisis Rudal Kuba dan Perjanjian Larangan Uji Coba (1962–1964)

sunting

Ketegangan negara adidaya memuncak pada Krisis Rudal Kuba (di Uni Soviet, "krisis Karibia") pada bulan Oktober 1962, ketika Uni Soviet berusaha memasang rudal nuklir jarak menengah di Kuba, sekitar 90 mil (140 km) dari pantai AS. Perdana Menteri Kuba Fidel Castro enggan menerima rudal tersebut, dan setelah dia diyakinkan, memperingatkan Khrushchev agar tidak mengangkut rudal tersebut secara rahasia. Castro menyatakan, tiga puluh tahun kemudian, "Kami memiliki hak kedaulatan untuk menerima rudal tersebut. Kami tidak melanggar hukum internasional. Mengapa melakukannya secara diam-diam—seolah-olah kami tidak berhak melakukannya? Saya memperingatkan Nikita bahwa kerahasiaan akan memberikan imperialis keuntungan."[159]

Pada 16 Oktober, Kennedy diberitahu bahwa penerbangan U-2 di atas Kuba telah menemukan kemungkinan besar lokasi rudal jarak menengah, dan meskipun ia dan para penasihatnya mempertimbangkan untuk mendekati Khrushchev melalui jalur diplomatik, mereka tidak dapat menemukan cara untuk melakukan hal ini tanpa terlihat lemah. Pada tanggal 22 Oktober, Kennedy berpidato di depan negaranya melalui televisi, mengungkapkan keberadaan rudal dan mengumumkan blokade terhadap Kuba. Pihak Soviet mengetahui pidato tersebut tetapi tidak tahu (sampai satu jam sebelumnya) tentang isinya, Khrushchev dan para penasihatnya takut akan invasi ke Kuba. Bahkan sebelum pidato Kennedy, mereka memerintahkan komandan Soviet di Kuba agar mereka dapat menggunakan semua senjata untuk melawan serangan—kecuali senjata atom.[160]

Ketika krisis ini terjadi, ketegangan meningkat di AS; apalagi di Uni Soviet, di mana Khrushchev beberapa kali tampil di depan umum dan pergi ke Teater Bolshoi untuk mendengarkan penyanyi opera Amerika Jerome Hines, yang saat itu tampil di Moskow. Pada tanggal 25 Oktober, ketika Soviet tidak mengetahui maksud utama Kennedy, Khrushchev memutuskan bahwa rudal tersebut harus ditarik dari Kuba. Dua hari kemudian, dia menawarkan persyaratan penarikan diri kepada Kennedy. Khrushchev setuju untuk menarik rudal-rudal tersebut dengan imbalan janji AS untuk tidak menyerang Kuba dan janji rahasia bahwa AS akan menarik rudal-rudal mereka dari Turki, dekat jantung Uni Soviet.[161] Karena isi persyaratan tidak diumumkan secara publik atas permintaan AS, dan baru diketahui sebelum kematian Khrushchev pada tahun 1971, resolusi tersebut dipandang sebagai kekalahan besar bagi Soviet dan berkontribusi pada jatuhnya Khrushchev kurang dari dua tahun kemudian. Castro telah mendesak Khrushchev untuk melancarkan serangan nuklir preventif terhadap AS jika terjadi invasi ke Kuba,[232] dan marah dengan resolusi tersebut. Castro bahkan menyebut Khrushchev dengan istilah yang tidak senonoh.[162]

Setelah krisis, hubungan negara adidaya membaik, ketika Kennedy memberikan pidato perdamaian di America University pada 10 Juni 1963, mengakui penderitaan rakyat Soviet selama Perang Dunia II, dan memberikan penghormatan atas pencapaian mereka. Khrushchev menyebut pidato tersebut sebagai pidato terbaik presiden AS sejak Franklin D. Roosevelt, dan pada bulan Juli, ia merundingkan perjanjian larangan uji coba nuklir dengan negosiator AS Averell Harriman dan Lord Hailsham dari Inggris.[163] Rencana pertemuan puncak Khrushchev-Kennedy yang kedua gagal karena pembunuhan Presiden AS pada November 1963. Presiden AS yang baru, Lyndon Johnson, mengharapkan hubungan yang terus membaik namun perhatiannya terganggu oleh isu-isu lain dan hanya memiliki sedikit kesempatan untuk mengembangkan hubungan dengan Khrushchev sebelum sang perdana menteri digulingkan.[164]

Penggulingan

sunting
 
Nikita Khrushchev bersama Anastas Mikoyan (paling kanan) di Berlin

Mulai bulan Maret 1964, ketua presidium Tertinggi Soviet dan kepala negara nominal Leonid Brezhnev mulai merencanakan penggulingan Khrushchev bersama rekan-rekannya. Meskipun Brezhnev mempertimbangkan untuk menangkap Khrushchev saat dia kembali dari perjalanan ke Skandinavia pada bulan Juni, dia malah menghabiskan waktu membujuk anggota Komite Sentral untuk mendukung penggulingan Khrushchev, mengingat betapa pentingnya dukungan Komite terhadap Khrushchev dalam mengalahkan para anggota plot Anti-Partai. [165] Brezhnev memiliki cukup waktu untuk membuat rencananya, karena Khrushchev absen dari Moskow selama lima bulan antara Januari dan September 1964.[166]

Para konspirator yang dipimpin oleh Brezhnev, Wakil Perdana Menteri Pertama Alexander Shelepin dan ketua KGB Vladimir Semichastny menyerang pada bulan Oktober 1964, ketika Khrushchev sedang berlibur di Pitsunda, Abkhaz ASSR bersama temannya dan rekan Presidium Anastas Mikoyan. Pada 12 Oktober, Brezhnev menelepon Khrushchev untuk memberi tahu dia tentang pertemuan Presidium khusus yang akan diadakan keesokan harinya, yang seolah-olah membahas masalah pertanian. Meskipun Khrushchev mencurigai alasan sebenarnya dari pertemuan tersebut,[167] ia terbang ke Moskow, didampingi oleh kepala KGB Georgia, Jenderal Aleksi Inauri, namun sebaliknya tidak melakukan tindakan pencegahan.[168]

Khrushchev tiba di aula VIP Bandara Vnukovo; Ketua KGB Semichastny menunggunya di sana, diapit oleh penjaga keamanan KGB. Semichastny memberi tahu Khrushchev tentang pemecatannya dan menyuruhnya untuk tidak melawan. Khrushchev tidak melawan, dan komplotan kudeta berjalan lancar; Khrushchev merasa dikhianati oleh Semichastny, karena sampai saat itu dia menganggapnya sebagai teman dan sekutu, tanpa curiga bahwa dia telah bergabung dengan musuh-musuhnya di dalam Partai. Khrushchev kemudian dibawa ke Kremlin, untuk diserang secara verbal oleh Brezhnev, Suslov dan Shelepin. Dia tidak punya keinginan untuk berkelahi, dan hanya melakukan sedikit perlawanan. Semichastny berhati-hati agar tidak menimbulkan kesan kudeta:

Saya bahkan tidak menutup Kremlin untuk pengunjung. Orang-orang berjalan-jalan di luar, sementara di dalam ruangan Presidium sedang rapat. Saya mengerahkan orang-orang saya di sekitar Kremlin. Segala sesuatu yang diperlukan telah dilakukan. Brezhnev dan Shelepin gugup.Saya mengatakan kepada mereka: Jangan melakukan apa pun yang tidak perlu. Jangan sampai kita menciptakan kesan kudeta.[169]

Malam itu, setelah pemecatannya, Khrushchev menelepon Mikoyan dan memberitahunya:

Saya sudah tua dan lelah. Biarkan mereka mengatasinya sendiri. Saya sudah melakukan hal utama. Mungkinkah ada orang yang bermimpi memberi tahu Stalin bahwa dia tidak cocok lagi dengan kita dan menyarankan agar dia pensiun? Bahkan tidak ada titik basah yang tersisa di tempat kita berdiri. Sekarang semuanya berbeda. Rasa takut telah hilang, dan kita bisa berbicara secara setara. Itu kontribusi saya. Saya tidak akan melakukan perlawanan.[170]

Pada tanggal 14 Oktober 1964, Presidium dan Komite Sentral masing-masing memutuskan menerima permintaan "sukarela" Khrushchev untuk pensiun dari kantornya karena alasan "usia lanjut dan kesehatan yang buruk". Brezhnev terpilih sebagai Sekretaris Pertama (kemudian menjadi Sekretaris Jenderal), sementara Alexei Kosygin menggantikan Khrushchev sebagai perdana menteri.[171][172]

Masa Pensiun

sunting

Khrushchev diberikan pensiun sebesar 500 rubel per bulan dan diberi rumah, dacha, dan mobil.[173] Setelah pemecatannya, dia mengalami depresi berat. Ia menerima sedikit pengunjung, terutama karena penjaga keamanannya terus memantau semua tamu dan melaporkan kedatangan dan kepergian mereka.[174] Pensiunnya dikurangi menjadi 400 rubel per bulan, meskipun masa pensiunnya tetap nyaman menurut standar Soviet. Salah satu cucunya ditanya apa yang dilakukan mantan perdana menteri di masa pensiunnya, dan anak laki-laki itu menjawab, "Kakek menangis." Khrushchev benar-benar dikucilkan sedemikian rupa sehingga Great Soviet Encyclopedia yang berjumlah tiga puluh jilid menghilangkan namanya dari daftar komisaris politik terkemuka selama Perang Patriotik Besar.[26]

Ketika penguasa baru memperkenalkan konservatisme mereka dalam bidang seni, Khrushchev menjadi lebih disukai oleh para seniman dan penulis, beberapa di antaranya mengunjunginya. Salah satu pengunjung yang disesalkan Khrushchev karena tidak melihatnya adalah mantan Wakil Presiden AS Nixon, yang pergi ke apartemen Khrushchev di Moskow di saat mantan perdana menteri berada di dacha-nya.[175]

Mulai tahun 1966, Khrushchev memulai memoarnya. Dia awalnya mencoba mendiktekannya ke dalam tape recorder saat berada di luar ruangan, dalam upaya untuk menghindari penyadapan oleh KGB. Upaya ini gagal karena kebisingan suara latar belakang, jadi dia beralih ke perekaman di dalam ruangan. KGB tidak melakukan upaya untuk ikut campur sampai tahun 1968, ketika Khrushchev diperintahkan untuk menyerahkan rekamannya, namun dia menolaknya. Saat Khrushchev dirawat di rumah sakit karena penyakit jantung, putranya Sergei didekati oleh KGB pada bulan Juli 1970 dan diberitahu bahwa ada rencana yang sedang dilakukan oleh agen asing untuk mencuri memoar tersebut. Sergei Khrushchev menyerahkan materi tersebut kepada KGB karena KGB dapat mencuri materi aslinya, namun salinannya telah dibuat, beberapa di antaranya telah dikirimkan ke penerbit Barat. Sergei menginstruksikan agar memoar selundupan itu diterbitkan, yang diterbitkan pada tahun 1970 dengan judul Khrushchev Remembers. Di bawah tekanan tertentu, Nikita Khrushchev menandatangani pernyataan bahwa dia tidak memberikan materi tersebut kepada penerbit mana pun, dan putranya dipindahkan ke pekerjaan yang kurang diinginkan.[176] Setelah memoar tersebut dipublikasikan di Barat, Izvestia mengecamnya sebagai penipuan. Radio negara Soviet menyiarkan pengumuman pernyataan Khrushchev, dan ini adalah pertama kalinya dalam enam tahun dia disebutkan dalam media tersebut. Dalam Great Soviet Encyclopedia, Khrushchev diberi penjelasan singkat: "Sebagai seorang pemimpin, Khrushchev menunjukkan tanda-tanda subjektivisme dan voluntarisme"[177]

Di hari-hari terakhirnya, Khrushchev mengunjungi menantu laki-lakinya dan mantan ajudannya Alexei Adzhubei (1924–1993)[178] dan berkata kepadanya, "Jangan pernah menyesal bahwa Anda hidup di masa penuh badai dan bekerja bersama saya di Komite Sentral. Kita akan tetap diingat!"[179]

Kematian

sunting

Khrushchev wafat karena serangan jantung di rumah sakit dekat apartemennya di Moskwa pada tanggal 11 September 1971, lalu dimakamkan di Permakaman Novodevichy setelah permohonan prosesi pemakaman kenegaraannya di Tembok Kremlin ditolak. Pemerintah menunda pengumuman kematian Khrushchev hingga jenazahnya disemayamkan karena khawatir akan memancing unjuk rasa. Selain itu, kompleks permakaman dijaga ketat oleh pasukan pengamanan. Meski demikian, beberapa seniman dan penulis tampak berbaur bersama kerabat dekat Khrushchev saat jenazahnya dikebumikan.[180]

Surat kabar Pravda memuat pengumuman kematian Khrushchev hanya sepanjang satu kalimat, sedangkan surat-surat kabar Barat umumnya memuat liputan yang lebih panjang.[181] Koresponden kawakan The New York Times di Moskwa, Harry Schwartz, menulis, "Khrushchev membuka pintu dan jendela bangunan yang telah membatu. Ia biarkan udara dan gagasan segar masuk, menghasilkan perubahan yang, seperti telah ditunjukkan waktu, bersifat mendasar dan tak dapat diubah."[182]

Peninggalan

sunting
 
Bangunan apartemen khrushchyovka yang sedang dihancurkan di Moskwa (2008).

Sebagian besar inovasi yang dilakukan Khrushchev dibalikkan pasca-kejatuhannya. Penggantian sepertiga pejabat yang disyaratkan tiap kali pemilihan umum dibatalkan, begitu pula dengan pembagian struktur Partai di bidang industri dan pertanian. Program sekolah menengah kejuruan dan rencananya memindahkan lembaga pertanian yang sudah ada ke daerah pertanian dihentikan. Akan tetapi, lembaga pertanian dan kejuruan yang dibangun setelah itu dibangun di luar kota-kota besar. Program perumahan rakyat yang baru dibangun dalam bentuk gedung bertingkat tinggi, tidak bertingkat rendah tanpa lift atau balkon seperti pada era Khrushchev yang dijuluki khrushchyovka.[183]

Beberapa proyek pertanian Khrushchev pun dengan mudah dibalikkan. Tanaman jagung kehilangan popularitasnya pada tahun 1965 hingga penanamannya jatuh ke tingkat terendah pasca-perang, bahkan para kolkhoz yang pernah sukses besar di Ukraina dan bagian selatan Soviet menolak menanamnya. Meskipun standar hidup Soviet meningkat pesat dalam sepuluh tahun setelah jatuhnya Khrushchev, sebagian besar peningkatan tersebut disebabkan oleh kemajuan industri; pertanian terus tertinggal jauh, sehingga sering terjadi krisis pertanian, terutama pada tahun 1972 dan 1975. Brezhnev dan penerusnya melanjutkan preseden Khrushchev dalam membeli gandum dari Barat daripada menderita kekurangan dan kelaparan. Baik Brezhnev maupun rekan-rekannya tidak populer secara pribadi, dan pemerintahan baru mengandalkan kekuatan otoriter untuk menjamin kelanjutannya[184]

Referensi

sunting
  1. ^ Maier, Simon; Kourdi, Jeremy (2011). The 100: Insights and lessons from 100 of the greatest speakers and speeches ever delivered. Marshall Cavendish International Asia Pte Ltd. hlm. 154. ISBN 978-981-4312-47-9. 
  2. ^ a b Tompson 1995, hlm. 2.
  3. ^ Taubman 2003, hlm. 20.
  4. ^ a b Taubman 2003, hlm. 18.
  5. ^ "Crimea: A Gift To Ukraine Becomes A Political Flash Point". NPR.org. 27 Februari 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-03-01. Diakses tanggal 2016-06-25. 
  6. ^ Tompson 1995, hlm. 2–3.
  7. ^ Taubman 2003, hlm. 27.
  8. ^ a b Taubman 2003, hlm. 26.
  9. ^ a b Taubman 2003, hlm. 30.
  10. ^ Tompson 1995, hlm. 6–7.
  11. ^ Taubman 2003, hlm. 37–38.
  12. ^ Tompson 1995, hlm. 8.
  13. ^ Carlson 2009, hlm. 141.
  14. ^ Tompson 1995, hlm. 8–9.
  15. ^ Taubman 2003, hlm. 38–40.
  16. ^ Taubman 2003, hlm. 47.
  17. ^ a b Taubman 2003, hlm. 47–48.
  18. ^ Taubman 2003, hlm. 48–49.
  19. ^ Taubman 2003, hlm. 50.
  20. ^ a b Taubman 2003, hlm. 52.
  21. ^ Taubman 2003, hlm. 54–55.
  22. ^ a b Taubman 2003, hlm. 55.
  23. ^ Taubman 2003, hlm. 56–57.
  24. ^ Taubman 2003, hlm. 63.
  25. ^ Taubman 2003, hlm. 64–66.
  26. ^ a b c d e Whitman 1971.
  27. ^ Khrushchev, Nikita Sergeevich (2005). Memoirs of Nikita Khrushchev. Volume 1, Commissar, 1918–1945. University Park, Pa.: Pennsylvania State University. hlm. 28. ISBN 0271058536. 
  28. ^ Taubman 2003, hlm. 68.
  29. ^ Tompson 1995, hlm. 31–32.
  30. ^ Taubman 2003, hlm. 73.
  31. ^ Tompson 1995, hlm. 33–34.
  32. ^ Taubman 2003, hlm. 98.
  33. ^ Taubman 2003, hlm. 99.
  34. ^ Taubman 2003, hlm. 99–100.
  35. ^ a b Taubman 2003, hlm. 100.
  36. ^ Taubman 2003, hlm. 103–04.
  37. ^ Taubman 2003, hlm. 104.
  38. ^ Tompson 1995, hlm. 69.
  39. ^ Taubman 2003, hlm. 118.
  40. ^ Tompson 1995, hlm. 60.
  41. ^ Taubman 2003, hlm. 135–37.
  42. ^ Tompson 1995, hlm. 72.
  43. ^ Taubman 2003, hlm. 149.
  44. ^ Taubman 2003, hlm. 150.
  45. ^ Taubman 2003, hlm. 163.
  46. ^ Khrushchev 2004, hlm. 347.
  47. ^ Khrushchev 2004, hlm. 349–50.
  48. ^ Taubman 2003, hlm. 164–68.
  49. ^ Tompson 1995, hlm. 81.
  50. ^ Taubman 2003, hlm. 168–71.
  51. ^ a b Birch 2008.
  52. ^ Taubman 2003, hlm. 157–58.
  53. ^ Taubman 2003, hlm. 158–62.
  54. ^ Taubman 2003, hlm. 177–78.
  55. ^ Tompson 1995, hlm. 81–82.
  56. ^ a b c Tompson 1995, hlm. 86.
  57. ^ Taubman 2003, hlm. 179.
  58. ^ Taubman 2003, hlm. 181.
  59. ^ Tompson 1995, hlm. 87–88.
  60. ^ a b Taubman 2003, hlm. 195.
  61. ^ Taubman 2003, hlm. 199.
  62. ^ Tompson 1995, hlm. 91.
  63. ^ Taubman 2003, hlm. 200–201.
  64. ^ Taubman 2003, hlm. 203.
  65. ^ Khrushchev 2000, hlm. 27.
  66. ^ Tompson 1995, hlm. 93.
  67. ^ Tompson 1995, hlm. 95.
  68. ^ Tompson 1995, hlm. 96.
  69. ^ a b Tompson 1995, hlm. 96–97.
  70. ^ Khrushchev 2006, hlm. 16–17.
  71. ^ Taubman 2003, hlm. 210.
  72. ^ Khrushchev 2006, hlm. 43.
  73. ^ Taubman 2003, hlm. 226.
  74. ^ Irina H. Corten (1992). Vocabulary of Soviet Society and Culture: A Selected Guide to Russian Words, Idioms, and Expressions of the Post-Stalin Era, 1953–1991. Duke University Press. hlm. 64. ISBN 978-0-8223-1213-0. 
  75. ^ Tompson 1995, hlm. 99.
  76. ^ Tompson 1995, hlm. 100–01.
  77. ^ Taubman 2003, hlm. 228–30.
  78. ^ Khrushchev 2006, hlm. 167–68.
  79. ^ Tompson 1995, hlm. 114.
  80. ^ The New York Times, 1953-03-10.
  81. ^ Taubman 2003, hlm. 245.
  82. ^ Taubman 2003, hlm. 258.
  83. ^ Taubman 2003, hlm. 246–247.
  84. ^ Tompson 1995, hlm. 121.
  85. ^ Tompson 1995, hlm. 123.
  86. ^ Tompson 1995, hlm. 125–26.
  87. ^ Taubman 2003, hlm. 259.
  88. ^ Taubman 2003, hlm. 263.
  89. ^ Tompson 1995, hlm. 174.
  90. ^ Taubman 2003, hlm. 260–264.
  91. ^ Tompson 1995, hlm. 141–42.
  92. ^ Paul Marantz, "Internal Politics and Soviet Foreign Policy: A Case Study." Western Political Quarterly 28.1 (1975): 130–46. online
  93. ^ Taubman 2003, hlm. 266–69.
  94. ^ Taubman 2003, hlm. 276.
  95. ^ a b Taubman 2003, hlm. 279–80.
  96. ^ Tompson 1995, hlm. 153.
  97. ^ Khrushchev 2006, hlm. 212.
  98. ^ The New York Times, 1956-05-06.
  99. ^ a b Taubman 2003, hlm. 286–91.
  100. ^ Taubman 2003, hlm. 282.
  101. ^ Khrushchev 2000, hlm. 200.
  102. ^ Tompson 1995, hlm. 176–83.
  103. ^ Taubman 2003, hlm. 361–64.
  104. ^ Tompson 1995, hlm. 189.
  105. ^ Taubman 2003, hlm. 307.
  106. ^ Taubman 2003, hlm. 308.
  107. ^ Taubman 2003, hlm. 385.
  108. ^ Taubman 2003, hlm. 628.
  109. ^ a b Zubok 2007, hlm. 175.
  110. ^ a b Tompson 1995, hlm. 257–60.
  111. ^ Medvedev & Medvedev 1978, hlm. 41–42.
  112. ^ Tompson 1995, hlm. 198–99.
  113. ^ Medvedev & Medvedev 1978, hlm. 153.
  114. ^ Aaron Hale-Dorrell, "The Soviet Union, the United States, and Industrial Agriculture" Journal of World History (2015) 26#2 pp 295–324.
  115. ^ Lazar Volin, "Soviet agriculture under Khrushchev." American Economic Review 49.2 (1959): 15–32 online.
  116. ^ Lazar Volin, Khrushchev and the Soviet agricultural scene (U of California Press, 2020).
  117. ^ Carlson 2009, hlm. 205–06.
  118. ^ a b Taubman 2003, hlm. 373.
  119. ^ David Joravsky, The Lysenko Affair (1970) pp 172–180.
  120. ^ Tompson 1995, hlm. 214–16.
  121. ^ Taubman 2003, hlm. 519–523.
  122. ^ Taubman 2003, hlm. 607.
  123. ^ Medvedev & Medvedev 1978, hlm. 160–61.
  124. ^ Il'ia E. Zelenin, "N. S. Khrushchev's Agrarian Policy and Agriculture in the USSR." Russian Studies in History 50.3 (2011): 44–70.
  125. ^ Carlson 2009, hlm. 221.
  126. ^ Khrushchev 2007, hlm. 154.
  127. ^ Medvedev & Medvedev 1978, hlm. 108.
  128. ^ Tompson 1995, hlm. 192–93.
  129. ^ Tompson 1995, hlm. 193.
  130. ^ Laurent 2009.
  131. ^ Kelly 2007, hlm. 147.
  132. ^ Perrie 2006, hlm. 488.
  133. ^ Daniel, Wallace L. (2009). "Father Aleksandr men and the struggle to recover Russia's heritage". Demokratizatsiya. 17 (1): 73–92. doi:10.3200/DEMO.17.1.73-92. 
  134. ^ Letters from Moscow, Gleb Yakunin and Lev Regelson, Yakunin, Gleb; Regelson, Lev. "Religion and Human Rights in Russia". Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 August 2009. Diakses tanggal 18 June 2009. 
  135. ^ Chumachenko, Tatiana A. in Church and State in Soviet Russia: Russian Orthodoxy from World War II to the Khrushchev years. Edward E. Roslof (ed.). (ME Sharpe, 2002) p. 187. ISBN 9780765607492
  136. ^ Pospielovsky 1987, hlm. 84.
  137. ^ Aleksandr Fursenko, and Timothy Naftali, ‘'Khrushchev's cold war: the inside story of an American adversary'’ (2006) pp 23–28.
  138. ^ Tompson 1995, hlm. 149.
  139. ^ Tompson 1995, hlm. 150.
  140. ^ Tompson 1995, hlm. 195–96.
  141. ^ Zubok 2007, hlm. 127.
  142. ^ Zubok 2007, hlm. 183–84.
  143. ^ Tompson 1995, hlm. 187.
  144. ^ Tompson 1995, hlm. 188.
  145. ^ Carlson 2009, hlm. 247.
  146. ^ Carlson 2009, hlm. 63.
  147. ^ Carlson 2009, hlm. 133.
  148. ^ Tompson 1995, hlm. 211.
  149. ^ Tompson 1995, hlm. 218.
  150. ^ Tompson 1995, hlm. 219–20.
  151. ^ Tompson 1995, hlm. 225.
  152. ^ Taubman 2003, hlm. 441.
  153. ^ Taubman 2003, hlm. 469.
  154. ^ Carlson 2009, hlm. 265–66.
  155. ^ Carlson 2009, hlm. 284–86.
  156. ^ Zubok 2007, hlm. 139.
  157. ^ Tompson 1995, hlm. 233–35.
  158. ^ Tompson 1995, hlm. 235–36.
  159. ^ Tompson 1995, hlm. 248.
  160. ^ Fursenko 2006, hlm. 469–72.
  161. ^ Taubman 2003, hlm. 575.
  162. ^ Taubman 2003, hlm. 579.
  163. ^ Taubman 2003, hlm. 602.
  164. ^ Taubman 2003, hlm. 604–05.
  165. ^ Taubman 2003, hlm. 615.
  166. ^ Taubman 2003, hlm. 617.
  167. ^ Taubman 2003, hlm. 6.
  168. ^ Taubman 2003, hlm. 11–13.
  169. ^ Mccauley, Martin (1995) The Khrushchev Era 1953–1964. Longman. p. 81. ISBN 9780582277762
  170. ^ Taubman 2003, hlm. 13.
  171. ^ Taubman 2003, hlm. 16.
  172. ^ "Nikita Sergeyevich Khrushchev". Encyclopædia Britannica. 16 August 2023. 
  173. ^ Taubman 2003, hlm. 16–17.
  174. ^ Taubman 2003, hlm. 622–23.
  175. ^ Tompson 1995, hlm. 279.
  176. ^ Tompson 1995, hlm. 280–81.
  177. ^ "Khrushchev, Nikita". The Great Soviet Encyclopedia (edisi ke-3rd). The Gale Group, Inc. 1970–1979. Diakses tanggal 24 August 2022 – via TheFreeDictionary.com. 
  178. ^ "Obituary: Alexei Adzhubei". The Independent. 18 September 2011. Diarsipkan dari versi asli  tanggal 21 June 2022. 
  179. ^ Tompson 1995, hlm. 281.
  180. ^ Tompson 1995, hlm. 282–83.
  181. ^ Carlson 2009, hlm. 299.
  182. ^ Schwartz 1971.
  183. ^ Medvedev & Medvedev 1978, hlm. 180–82.
  184. ^ Medvedev & Medvedev 1978, hlm. 128.

Pranala luar

sunting