Nepenthes fusca
Nepenthes fusca | |
---|---|
Sebuah kantong menengah N. fusca dari Banjaran Crocker | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Klad: | Tracheophyta |
Klad: | Angiospermae |
Klad: | Eudikotil |
Klad: | Eudikotil inti |
Ordo: | |
Famili: | |
Genus: | |
Spesies: | N. fusca
|
Nama binomial | |
Nepenthes fusca | |
Sinonim | |
|
Nepenthes fusca /nɪˈpɛnθiːz ˈfʌskə/, atau Tumbuhan Berkantong Kehitaman,[8] adalah tumbuhan pemakan serangga tropis yang merupakan tumbuhan endemik Kalimantan. Ia ditemukan di seluruh rentang ketinggian yang luas dan hampir selalu bersifat epifit di alam, terutama tumbuh di hutan berlumut.
Nama spesifik fusca berasal dari kata Latin fuscus, yang berarti "cokelat tua" atau "kehitam-hitaman", dan merujuk pada warna dari kantongnya.[6][8]
Sejarah botanis
suntingKoleksi pertama yang diketahui dari N. fusca dibuat oleh Frederik Endert pada 12 Oktober 1925, dari Gunung Kemul di Kalimantan Timur, pada ketinggian 1500 m. Ia ditemukan selama suatu ekspediai ke Kalimatan bagian tengah oleh Insitut Riset Hutan dari Bogor (saat itu dikenal sebagai Buitenzorg),[4] di mana Endert juga membuat satu-satunya koleksi yang diketahui dari N. mollis.[9][note a] Spesimen N. fusca, ditetapkan sebagai Endert 3955, meliputi material bunga jantan dan disimpan di Herbarium Bogoriense (BO), herbarium di Kebun Raya Bogor.[2][10] Endert menulis mengenai tumbuhan pemakan serangga ini dalam sebuah laporan ekspedisi terperinci tahun 1927,[4] meskipun dia salah mengindentifikasinya sebagai N. veitchii.[2][10]
Nepenthes fusca secara formal dilaporkan [b] pada 1928 oleh ahli botani Belanda B. H. Danser dalam monografinya yang berkaitan dengan benih Nepenthaceae di Hindia Belanda. Danser mendasarkan deskripsinya hanya pada Endert 3955, tanpa mengutip spesimen lainnya. Dia menulis tentang N. fusca:[2]
Spesies baru ini, beserta dengan N. Veitchii dan N. stenophylla, sangat dekat dengan N. maxima, namun tidak dapat dicampuradukkan dengan salah satu dari spesies-spesies ini. Menurut Endert, ia tumbuh di hutan di atas bukit gunung yang sempit dan berbatu-batu tertutup humus, dan tidak jarang.
Ahli botani Jan Schlauer telah mencatat perbedaan antara spesimen tipe N. fusca dan tumbuhan Sabah yang mengacu pada spesies ini,[7] bahkan interpretasi tumbuhan yang diilustrasikan dalam Nepenthes di Gunung Kinabalu oleh Kurata merupakan N. stenophylla (berbeda dari N. fallax).[10][11][c] Matthew Jebb tidak menganggap perbedaan ini cukup signifikan untuk mendapatkan pembedaan pada tingkat spesies. Dia mengemukakan bahwa spesimen tipe terdiri dari kantong bawah dan atas pertengahan yang berlawanan dengan bentuk sebenarnya dari keduanya, membuat mereka tampak tidak tipikal.[7]
Sebagian besar ketidakpastian taksonomi ini berasal dari kenyataan bahwa N. fusca belum dilihat kembali dari lokal tipe dan banyak tumbuhan serupa telah disamakan dengan takson ini.[9] Matthew Jebb dan Martin Cheek mencoba untuk mengatasi kebingungan ini dalam monografi mereka tahun 1997 mereka dengan menafsirkan N. fusca sebagai suatu spesies yang tersebar luas dan bervariasi.[12]
Catatan
suntinga.^Selama September dan Oktober 1925, Endert menjelajahi daerah perbukitan di sekitar Gunung Kemul, mendaki puncak (1.847 m) beberapa kali, dan lembah berdekatan Long Mehiang, Long Kiau, dan Long Petak.[13] Dia mengumpulkan N. fusca pada 12 Oktober dan N. mollis pada 17 Oktober.[2]
b.^Deskripsi Latin untuk N. fusca dari monografi Danser berbunyi:[2]
Folia mediocria breviter petiolata, lamina lanceolata, nervis longitudinalibus utrinque c. 2, vagina caulis 1/2 amplectente; ascidia rosularum ignota; ascidia inferiora magnitudine mediocria, parte inferiore anguste ovata, os versus subcylindrica, parte superiore alis 2 fimbriatis; peristomio in collum elongato, applanato, 4-10 mm lato, costis c. 1/3-2/3 mm distantibus, dentibus c. tam longis quam latis; operculo anguste ovato, subcordato, facie inferiore appendice lateraliter applanata; ascidia superiora magnitudine mediocria, infundibuliformia, costis 2 prominentibus; peristomio in collum elongato, applanato, 3-8 mm lato, costis 1/3-1/4 mm distantibus, dentibus brevissimis; operculo anguste ovato, subcordato, facie inferiore prope basin appendice lateraliter applanata; inflorescentia racemis parvus, pedicillis inferioribus c. 8 mm longis, omnibus 1-floris v. partim 2-floris ; indumentum iuventute densissimum, denique passim densum, breve, e pilis patentibus crassis simplicibus v. basi ramosis compositum.
c.^Beberapa penulis memperlakukan N. fallax bersinonim dengan N. stenophylla,[7][12] sementara yang lain menganggap mereka sebagai dua spesies berbeda, dengan tumbuhan yang biasa disebut sebagai N. stenophylla sebenarnya merupakan N. fallax.[14][15]
Referensi
sunting- ^ Schnell, D.; Catling, P.; Folkerts, G.; Frost, C.; Gardner, R.; et al. (2000). "Nepenthes fusca". IUCN Red List of Threatened Species. IUCN. 2000: e.T40109A10314369. doi:10.2305/IUCN.UK.2000.RLTS.T40109A10314369.en. Diakses tanggal 25 March 2017.
- ^ a b c d e f Danser, B.H. 1928. 13. Nepenthes fusca Dans., nova spec.. In: The Nepenthaceae of the Netherlands Indies. Bulletin du Jardin Botanique de Buitenzorg, Série III, 9(3–4): 249–438.
- ^ Adam, J.H. & C.C. Wilcock 1998 ['1996']. Pitcher plants of Mt. Kinabalu in Sabah. The Sarawak Museum Journal 50(71): 145–171.
- ^ a b c (Belanda) Endert, F.H. 1927. Botanisch en floristisch verslag. In: D.W. Buijs, H. Witkkamp, F.H. Endert, H.C. Siebers & D.F.K. Bosch. Midden-Oost-Borneo Expeditie 1925. G. Kolff & Co., Weltevreden.
- ^ Adam, J.H. & Hafiza A. Hamid 2006. Pitcher plants (Nepenthes) recorded from Keningau-Kimanis Road in Sabah, Malaysia. International Journal of Botany 2(4): 431-436. DOI:10.3923/ijb.2006.431.436
- ^ a b Kurata, S. 1976. Nepenthes of Mount Kinabalu. Sabah National Parks Publications No. 2, Sabah National Parks Trustees, Kota Kinabalu.
- ^ a b c d Clarke, C.M. 1997. Nepenthes of Borneo. Natural History Publications (Borneo), Kota Kinabalu.
- ^ a b Phillipps, A. & A. Lamb 1996. Pitcher-Plants of Borneo. Natural History Publications (Borneo), Kota Kinabalu.
- ^ a b Phillipps, A., A. Lamb & C.C. Lee 2008. Pitcher Plants of Borneo. Second Edition. Natural History Publications (Borneo), Kota Kinabalu.
- ^ a b c Schlauer, J. N.d. Nepenthes fusca. Carnivorous Plant Database.
- ^ Clarke, C.M. 2006. Introduction. In: Danser, B.H. The Nepenthaceae of the Netherlands Indies. Natural History Publications (Borneo), Kota Kinabalu. pp. 1–15.
- ^ a b Jebb, M.H.P. & M.R. Cheek 1997. A skeletal revision of Nepenthes (Nepenthaceae). Blumea 42(1): 1–106.
- ^ van Steenis-Kruseman, M.J., et al. 2006. Cyclopaedia of Malesian Collectors: Frederik Hendrik Endert. Nationaal Herbarium Nederland.
- ^ Schlauer, J. N.d. Nepenthes fallax. Carnivorous Plant Database.
- ^ Schlauer, J. 1996. N.stenophylla, once again. Carnivorous Plant Mailing List, May 31, 1996.
Bacaan lebih lanjut
sunting- Beaman, J.H. & C. Anderson 2004. The Plants of Mount Kinabalu: 5. Dicotyledon Families Magnoliaceae to Winteraceae. Natural History Publications (Borneo), Kota Kinabalu.
- Benz, M.J., E.V. Gorb & S.N. Gorb 2012. Diversity of the slippery zone microstructure in pitchers of nine carnivorous Nepenthes taxa. Arthropod-Plant Interactions 6(1): 147–158. doi:10.1007/s11829-011-9171-2
- Bonhomme, V., H. Pelloux-Prayer, E. Jousselin, Y. Forterre, J.-J. Labat & L. Gaume 2011. Slippery or sticky? Functional diversity in the trapping strategy of Nepenthes carnivorous plants. New Phytologist 191(2): 545–554. doi:10.1111/j.1469-8137.2011.03696.x
- Bourke, G. 2011. The Nepenthes of Mulu National Park. Carniflora Australis 8(1): 20–31.
- Buch, F., M. Rott, S. Rottloff, C. Paetz, I. Hilke, M. Raessler & A. Mithöfer 2012. Secreted pitfall-trap fluid of carnivorous Nepenthes plants is unsuitable for microbial growth. Annals of Botany 111(3): 375–383. doi:10.1093/aob/mcs287
- Corner, E.J.H. 1996. Pitcher-plants (Nepenthes). In: K.M. Wong & A. Phillipps (eds.) Kinabalu: Summit of Borneo. A Revised and Expanded Edition. The Sabah Society, Kota Kinabalu. pp. 115–121. ISBN 9679994740.
- Fretwell, S. 2013. Back in Borneo for giant Nepenthes. Part 1: Mesilau Nature Reserve, Ranau. Victorian Carnivorous Plant Society Inc. 107: 6–13.
- Fretwell, S. 2013. Back in Borneo to see giant Nepenthes. Part 2: Mt Tambuyukon and Poring. Victorian Carnivorous Plant Society Inc. 108: 6–15.
- Kurata, S. 1969. Mindoro/North Borneo Expedition. Part 3. The Journal of Insectivorous Plant Society No. 47.
- Lee, C.C. 2000. Recent Nepenthes Discoveries. [video] The 3rd Conference of the International Carnivorous Plant Society, San Francisco, USA.
- McPherson, S.R. & A. Robinson 2012. Field Guide to the Pitcher Plants of Borneo. Redfern Natural History Productions, Poole.
- Meimberg, H., A. Wistuba, P. Dittrich & G. Heubl 2001. Molecular phylogeny of Nepenthaceae based on cladistic analysis of plastid trnK intron sequence data. Plant Biology 3(2): 164–175. doi:10.1055/s-2001-12897
- (Jerman) Meimberg, H. 2002. Molekular-systematische Untersuchungen an den Familien Nepenthaceae und Ancistrocladaceae sowie verwandter Taxa aus der Unterklasse Caryophyllidae s. l.. Ph.D. thesis, Ludwig Maximilian University of Munich, Munich.
- Meimberg, H. & G. Heubl 2006. Introduction of a nuclear marker for phylogenetic analysis of Nepenthaceae. Plant Biology 8(6): 831–840. doi:10.1055/s-2006-924676
- Meimberg, H., S. Thalhammer, A. Brachmann & G. Heubl 2006. Comparative analysis of a translocated copy of the trnK intron in carnivorous family Nepenthaceae. Molecular Phylogenetics and Evolution 39(2): 478–490. doi:10.1016/j.ympev.2005.11.023
- (Jepang) Oikawa, T. 1992. Nepenthes fusca Dans.. In: Muyū kusa – Nepenthes (無憂草 – Nepenthes ). [The Grief Vanishing.] Parco Co., Japan. pp. 42–45.
- Renner, T. & C.D. Specht 2011. A sticky situation: assessing adaptations for plant carnivory in the Caryophyllales by means of stochastic character mapping. International Journal of Plant Sciences 172(7): 889–901. doi:10.1086/660882
- Thorogood, C. 2010. The Malaysian Nepenthes: Evolutionary and Taxonomic Perspectives. Nova Science Publishers, New York.
Pranala luar
sunting- Nepenthes fusca Diarsipkan 2010-01-01 di Wayback Machine. at ARKive