Jeler kecil

Spesies ikan
(Dialihkan dari Nemacheilus chrysolaimos)
Jeler Kecil
Kepala Nemacheilus chrysolaimos,
dari Cihideung Ilir, Ciampea, Bogor
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
N. chrysolaimos
Nama binomial
Nemacheilus chrysolaimos
(Valenciennes, 1846)
Sinonim

Noemacheilus fasciatus Kuhl & van Hasselt, 1823 (in part)[1]
Cobitis chrysolaimos Valenciennes, 1846[2]

Jeler kecil (Nemacheilus chrysolaimos) adalah sejenis ikan air tawar bertubuh kecil, anggota suku Balitoridae. Habitat dari ikan ini tersebar di sungai-sungai kecil di pulau Jawa.

Nama spesiesnya berasal dari bahasa Yunani: chrysos (ψρυσός), yang berarti “emas”, dan laimos (λαίμός), yang berarti “mulut”. Dalam Bahasa Jawa ikan ini disebut "Srewet" [3]

Pengenalan

sunting
 
Sisi atas kepala

Ikan yang bertubuh kecil, gilig memanjang, panjang standar (tanpa lembar sirip ekor) hingga sekitar 50 mm. Batang ekor (caudal peduncle) panjangnya sekitar 1,1 – 1,5 kali panjangnya, tanpa sisik-sisik lancip di sekitar gurat sisi. Mata 18-26 kali lebih pendek daripada panjang standar. Terdapat 9 – 18 pita (belang) warna gelap tipis yang tidak teratur di sepanjang tubuhnya.[4] Kepala berwarna cokelat, dengan sebuah bintik gelap di antara kedua mata dan dua bintik yang lain di tiap sisi fontanel; sisi bawah berwarna keputihan.[3]

Panjang kepala di sisi lateral berkisar antara 19,7 – 24,9% (rata-rata 22,0%) dibandingkan panjang standar (SL, standard length). Panjang kepala di sisi dorsal 16,2 – 20,3 (18,3) % SL. Tinggi kepala (di atas mata) 8,3 – 12,5 (10,1) % SL. Tinggi badan (di awal sirip dorsal) 13,9 – 21,6 (16,6) % SL. Tinggi batang ekor 10,2 – 13,1 (11,8) % SL.[3]

 
Tubuh berbelang-belang. 40 mm SL

Mulutnya terletak di bawah moncong, melengkung seperti busur. Di sekitar mulut terdapat tiga pasang sungut pendek. Pasangan sungut moncong (rostral barbels) yang sebelah dalam ujungnya mencapai tengah mata bagian bawah. Pasangan sungut moncong sebelah luar dan sungut rahang atas (maxillary barbels) ujungnya dapat mencapai paruh kedua wilayah post-orbital di sisi kepala. Tonjolan di atas lubang hidung (nares) bagian depan berupa tabung pendek yang terpangkas miring.[3]

Jari-jari sirip punggung (dorsal) 4/8 (sederhana/bercabang); sirip anal 3/5. Jari-jari sirip dada (pectoral) 11-13; sirip perut (ventral) 8; dan sirip ekor (caudal) 9+8.[3]

Ekologi

sunting
 
Dagu dan dada

Hidup di sungai-sungai kecil yang jernih dan beraliran deras, dengan substrat berupa pasir atau batu kerikil.

Mangsanya di antaranya adalah tempayak lalat (Diptera) dan Trichoptera.[3]

Jenis yang serupa

sunting

Uceng (Nemacheilus fasciatus) memiliki pola warna dan bentuk tubuh yang serupa; beberapa penulis terdahulu (misalnya Weber dan Beaufort[5]) memasukkan N. chrysolaimos ke dalam jenis ini. Kedua jenis ini pun memiliki penyebaran simpatrik (tumpang tindih) di beberapa sungai di Jawa Barat.[3]

N. fasciatus dibedakan dari N. chrysolaimos dari bentuk tonjolan di lubang hidungnya yang berupa katup (bukan tabung) terpotong;[3] panjang batang ekor yang 1,5 – 1,9 kali tingginya, dan pola warna yang sedikit berbeda: 11-12 belang serupa sadel di atas punggung berseling dengan 14-18 bercak di sepanjang gurat sisi.[4] Panjang standar N. fasciatus mencapai 74 mm.[3]

Catatan kaki

sunting
  1. ^ van Hasselt, J.C. 1823. Uittreksel uit een brief van den Heer J.C. van Hasselt, aan den Heer C.J. Temminck, geschreven uit Tjecande, Residentie Bantam, den 29 sten December 1822. Algemeene Kunst- en Letter-Bode voor het jaar 1923, II deel, No 35, Vrijdag den 16 den Mei: 130-133
  2. ^ Cuvier, G. and A. Valenciennes. 1846. Histoire Naturelle des Poissons t. XVIII: 27. Paris : Chez F.G. Levrault.
  3. ^ a b c d e f g h i Kottelat, M.. 1984. Revision of the Indonesian and Malaysian Loaches of the Subfamily Noemacheilinae. Japan J. Ichthyol. 31 (3):115-260. Part 1 and 2
  4. ^ a b Kottelat, M., A.J. Whitten, S.N. Kartikasari, S. Wirjoatmodjo. 1993. Ikan Air Tawar Indonesia Bagian Barat dan Sulawesi. Periplus Edition (HK) Ltd. dan Proyek EMDI KMNKLH Jakarta. hal 75.
  5. ^ Weber, M. and L.F. de Beaufort. 1916. The Fishes of The Indo-Australian Archipelago III:40-41. E.J. Brill. Leiden.

Pranala luar

sunting