Natrium siklamat

senyawa kimia

Natrium siklamat (kode pemanis 952) adalah senyawa kimia yang sering digunakan sebagai pemanis buatan. Kadar kemanisannya 30-50 kali lebih tinggi daripada gula. Natrium siklamat sering kali digunakan bersamaan dengan pemanis buatan lainnya, khususnya sakarin; campuran sepuluh bagian siklamat dengan satu bagian sakarin dapat menyembunyikan rasa aneh yang dipicu oleh kedua pemanis ini.[1] Natrium siklamat tidak semahal pemanis lainnya dan tetap stabil jika dipanaskan.

Natrium siklamat
Nama
Nama IUPAC
natrium N-sikloheksilsulfamat
Penanda
Model 3D (JSmol)
3DMet {{{3DMet}}}
ChEMBL
ChemSpider
Nomor EC
Nomor RTECS {{{value}}}
UNII
  • InChI=1S/C6H13NO3S.Na/c8-11(9,10)7-6-4-2-1-3-5-6;/h6-7H,1-5H2,(H,8,9,10);/q;+1/p-1 YaY
    Key: UDIPTWFVPPPURJ-UHFFFAOYSA-M YaY
  • InChI=1/C6H13NO3S.Na/c8-11(9,10)7-6-4-2-1-3-5-6;/h6-7H,1-5H2,(H,8,9,10);/q;+1/p-1
    Key: UDIPTWFVPPPURJ-REWHXWOFAV
  • [Na+].O=S([O-])(=O)NC1CCCCC1
Sifat
C6H12NNaO3S
Massa molar 201,22 g·mol−1
Bahaya
Kecuali dinyatakan lain, data di atas berlaku pada suhu dan tekanan standar (25 °C [77 °F], 100 kPa).
N verifikasi (apa ini YaYN ?)
Referensi

Siklamat pertama kali ditemukan pada tahun 1937 di Universitas Illinois oleh seorang mahasiswa pascasarjana yang bernama Michael Sveda. Sveda sedang membuat sintesis obat anti-demam. Ia meletakkan rokoknya di kursi laboratorium, dan saat ia mulai menghisap rokok itu lagi, ia menemukan rasa manis siklamat.[2][3] Paten siklamat dibeli oleh DuPont, tetapi kemudian dijual kepada Abbott Laboratories.

Pada tahun 1966, penelitian menunjukkan bahwa beberapa bakteri usus dapat mendesulfonasi siklamat dan menghasilkan sikloheksilamin, senyawa yang diduga mengakibatkan keracunan pada hewan. Kemudian penelitian pada tahun 1969 mendapati bahwa campuran siklamat:sakarin 10:1 meningkatkan kejadian kanker kandung kemih pada tikus. Tercatat bahwa delapan dari 240 tikus yang diberi makan campuran sakarin dengan siklamat (dengan kadar seperti manusia yang meminum 550 kaleng soda setiap harinya) mengalami tumor kandung kemih.[4][5] Akibatnya, pada Oktober 1969, Menteri Kesehatan, Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika Serikat Robert Finch melarang penggunaan siklamat untuk makanan, walaupun pemanis ini masih dapat digunakan secara terbatas untuk produk diet dengan label tambahan. Kemudian, pada tahun 1970, Badan POM Amerika Serikat di bawah kepemimpinan komisioner yang baru melarang penggunaan siklamat untuk semua makanan, minuman, dan obat-obatan.[6]

Namun, pada tahun 2000, telah diterbitkan hasil penelitian selama 24 tahun yang melibatkan 16 monyet yang diberi makanan normal dan 21 monyet yang diberikan 100 atau 500 mg/kg siklamat setiap harinya. Dosis yang paling tinggi kurang lebih sama dengan 30 kaleng minuman soda. Dua monyet yang mendapat dosis tinggi dan satu monyet yang mendapat dosis rendah terkena kanker, masing-masing dengan jenis kanker yang berbeda, dan ditemukan pula tiga tumor jinak. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa siklamat tidak bersifat karsinogenik karena kanker yang dialami monyet-monyet ini berbeda-beda dan tidak ada korelasinya dengan siklamat.[7]

Status hukum

sunting

Penggunaan siklamat sebagai pemanis diizinkan oleh paling tidak 130 negara.[8] Pada tahun 1960-an, penggunaan siklamat dilarang di Britania Raya, tetapi kemudian diizinkan setelah direevaluasi oleh Uni Eropa pada tahun 1996.[9] Di Filipina, siklamat juga dilarang hingga Badan POM Filipina mencabut larangan tersebut pada tahun 2013 dan menyatakan senyawa ini aman untuk dikonsumsi.[10][11] Di Amerika Serikat sendiri penggunaan siklamat masih dilarang.[12][13][14]

Catatan kaki

sunting
  1. ^ Jim Smith, Lily Hong-Shum (Apr 15, 2008). Food Additives Data Book. John Wiley & Sons. hlm. 960. ISBN 9781405172417. 
  2. ^ Packard, Vernal S. (1976). Processed foods and the consumer: additives, labeling, standards, and nutrition. Minneapolis: University of Minnesota Press. hlm. 332. ISBN 0-8166-0778-8. 
  3. ^ Michael Sveda, the Inventor Of Cyclamates, Dies at 87 - New York Times
  4. ^ "Not all are convinced by sweet science". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-02-10. Diakses tanggal 2018-05-04. 
  5. ^ Taubes, Gary (2017). The Case against Sugar. London, England: Portobello books. hlm. 143–144. ISBN 9781846276378. 
  6. ^ Chedd, Grahm (May 9, 1974). "The Search for Sweetness". New Scientist. 62 (897): 299. 
  7. ^ Weihrauch MR, Diehl V (2004). "Artificial sweeteners—do they bear a carcinogenic risk?". Ann Oncol. 15 (10): 1460–5. doi:10.1093/annonc/mdh256. PMID 15367404. 
  8. ^ http://www.cyclamate.org/pdf/Cyclamate_worldwidestatus.pdf
  9. ^ Ashurst, Philip R. (Apr 15, 2008). Chemistry and Technology of Soft Drinks and Fruit Juices. John Wiley & Sons. hlm. 247. 
  10. ^ "Salinan arsip" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal 2018-05-04. 
  11. ^ FDA lifts ban on ‘magic sugar’ | Metro, News, The Philippine Star
  12. ^ "High-Intensity Sweeteners". U.S. Food and Drug Administration. 19 May 2014. Diakses tanggal 8 February 2015. Are there any high-intensity sweeteners that are currently prohibited by FDA for use in the United States but are used in other countries? Yes. Cyclamates and its salts (such as calcium cyclamate, sodium cyclamate, magnesium cyclamate, and potassium cyclamate) are currently prohibited from use in the United States. 
  13. ^ "Everything Added to Food in the United States (EAFUS), Search Criteria = "cyclamate"". U.S. Food and Drug Administration. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal 8 February 2015. 
  14. ^ Newton, David E (2009-01-01). Food Chemistry. hlm. 73–77. ISBN 9781438109756. 

Pranala luar

sunting