Nama Islandia
Nama Islandia berbeda dari kebanyakan sistem marga barat saat ini. Nama di Islandia menggunakan sistem penamaan patronimik atau terkadang matronimik: nama tersebut menunjukkan ayah (atau ibu) dari anak dan bukan silsilah keluarga historis. Islandia berbagi warisan budaya bersama dengan negara-negara Skandinavia seperti Norwegia, Swedia, dan Denmark dengan Kepulauan Faroe. Namun tidak seperti negara Skandinavia lainnya, Islandia masih menggunakan sistem nama tradisional, yang dulunya digunakan oleh semua negara-negara Nordik kecuali Finlandia.[1] Dengan demikian, sistem penamaan di Islandia tidak didasarkan pada nama marga (meskipun beberapa orang memiliki nama marga dan mungkin menggunakan kedua sistem penamaan tersebut). Umumnya, nama belakang seseorang menunjukkan nama kecil dari ayah mereka (patronimik) atau dalam beberapa kasus, ibu mereka (matronimik). Menurut tradisi nama Islandia, nama belakang Islandia diakhiri dengan -son - atau -dóttir dengan beberapa pengecualian.
Terdapat beberapa nama marga di Islandia, yang umumnya merupakan hasil adaptasi dari nama terakhir patronim yang warga Islandia ambil ketika tinggal di luar negeri, biasanya Denmark. Warga Islandia terkenal yang memiliki nama marga antara lain erdana menteri Geir Haarde, bintang sepak bola Eiður Smári Guðjohnsen, pengusaha Magnús Scheving, sutradara film Baltasar Kormákur Samper, aktris Anita Briem, dan anggota parlemen (dan mantan reporter berita) Elín Hirst. Sebelum tahun 1925 masih diperbolehkan untuk mengambil nama keluarga baru; salah satu orang yang melakukannya adalah penulis Penerima Penghargaan Nobel Halldór Laxness, sementara penulis lain, Einar Hjörleifsson dan semua saudaranya memilih nama keluarga "Kvaran". Sejak tahun 1925, hal tersebut tidak diperbolehkan, kecuali secara eksplisit memiliki hak yang sah secara hukum untuk melakukannya melalui warisan.[2] (Hukum ini diamendemen pada tahun 1991 dan 1996.[3])
Nama pertama yang sebelumnya tidak pernah digunakan di Islandia harus disetujui oleh Komite Nama Islandia (bahasa Islandia: Mannanafnanefnd) sebelum digunakan.[4] Kriteria agar nama tersebut digunakan adalah apakah nama tersebut dapat dengan mudah dimasukkan ke dalam bahasa Islandia. Dengan beberapa pengecualian, nama tersebut harus hanya berisi huruf yang ditemukan pada alfabet Islandia (termasuk þ dan ð), dan nama itu harus dapat dideklinasi menurut sistem kasus tata bahasa.
Nama yang kurang sesuai dengan jenis kelamin orang terseut biasanya tidak diperbolehkan; Namun pada Januari 2013, perempuan berumur 15 tahun yang bernama Blær (kata benda maskulin dalam bahasa Islandia) tetap diperbolehkan untuk menggunakan nama tersebut dalam keputusan pengadilan yang membatalkan penolakan oleh Komite Nama.[5] Ibunya, Björk Eiðsdóttir, tidak menyadari pada saat itu Blær dianggap maskulin, dia telah membaca sebuah novel yang ditulis Halldór Laxness, Ikan yang Bisa Menyanyi (1957), yang menceritakan tokoh wanita bernama Blær, yang berarti "angin", dan telah memutuskan bahwa jika dia memiliki seorang putri, dia akan memberinya nama Blær.[6]
Tipikal penamaan Islandia
suntingSeorang pria bernama Jón Einarsson memiliki seorang putra bernama Ólafur. Nama belakang Ólafur tidaklah Einarsson seperti ayahnya; nama belakangnya akan bernama Jónsson, yang menunjukkan bahwa Ólafur adalah putra dari Jón (Jóns + son). Hal yang sama juga berlaku untuk perempuan. Putri Jón Einarsson, Sigríður, nama belakangnya bukan Einarsson, tetapi Jónsdóttir yang menunjukkan "putri dari Jón" (Jóns + dóttir).
Dalam beberapa kasus, nama belakang individu berasal dari nama tengah orang tua dan bukan dari nama pertama. Misalnya, jika Jón adalah anak Hjálmar Arnar Vilhjálmsson, maka namanya dapat berupa Jón Hjálmarsson (Jón, putra Hjálmar) atau Jón Arnarsson (Jón, putra Arnar). Alasan untuk hal ini kemungkinan besar jika sang orang tua lebih suka dipanggil dengan nama tengah bukan nama pertama; hal ini cukup umum dilakukan. Hal ini juga kemungkinan besar dilakukan karena nama tengah orang tua lebih cocok dengan nama pertama anak.
Dalam kasus di mana dua orang dalam lingkaran sosial yang sama memiliki nama pertama yang sama dan nama ayah yang sama, mereka berdua secara tradisional dibedakan dengan nama kakek, misalnya Jón Þórsson Bjarnarsonar (Jón, putra Þór, putra Bjarni) dan Jón Þórsson Hallssonar (Jón, putra Þór, putra Hallur). Praktik ini sekarang telah jarang digunakan (digantikan oleh penggunaan nama tengah), tetapi umum dalam saga Islandia.
Pilihan menggunakan penamaan matronimik
suntingSebagian besar dari nama belakang Islandia membawa nama ayah, tetapi terkadang membawa nama ibu: misalnya jika anak atau ibu berkeinginan untuk mengakhiri hubungan dengan ayahnya. Beberapa wanita menggunakan penamaan matronimik sebagai pernyataan sosial, sedangkan yang lain menggunakan penamaan tersebut karena keinginan.
Dalam semua kasus tersebut, tradisi penamaan juga sama seperti menggunakan nama ayah: Ólafur, putra dari Bryndís, akan memiliki nama lengkap Ólafur Bryndísarson ("putra dari Bryndís"). Salah satu orang Islandia yang menggunakan nama matronimik adalah pemain sepak bola Heiðar Helguson ("putra dari Helga ") dan novelis Guðrún Eva Mínervudóttir ("putri dari Minerva").. Salah satu tokoh abad pertengahan yang sistem penamaan matronimik adalah adalah penyair Eilífr Goðrúnarson ("putra dari Goðrún").
Di film Islandia Bjarnfreðarson, nama karakter tersebut menjadi bahan ejekan karena memiliki nama dari ibu – putra dari Bjarnfreður – bukan nama ayahnya. Dalam film ini, terdapat hubungan antara feminisme radikalnya dengan rasa malu atas ayah nya, yang menjadi plot utama dari film.[7] Beberapa orang memiliki nama matronimik dan patronimik: misalnya, Dagur Bergþóruson Eggertsson ("putra dari Bergþóra dan Eggert") yang merupakan wali kota Reykjavik sejak 2014. Contoh lain adalah gadis Blær yang telah disebutkan di atas: nama lengkapnya adalah Blær Bjarkardóttir Rúnarsdóttir ("putri dari Björk dan Rúnar").
Referensi
sunting- ^ "Fornavne, mellemnavne og efternavne". Ankestyrelsen. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-10-16. Diakses tanggal 29 October 2017.
- ^ "Personal Names Act". Ministry of the Interior. Diakses tanggal 25 October 2013.
- ^ http://grapevine.is/mag/column-opinion/2014/07/10/so-whats-this-naming-law-i-keep-hearing-about/
- ^ "Naming Committee accepts Asía, rejects Magnus". Iceland Review Online. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-03-14. Diakses tanggal 12 September 2006.
- ^ Blaer Bjarkardottir, Icelandic Teen, Wins Right To Use Her Given Name, Huffington Post, 31 January 2013
- ^ Where Everybody Knows Your Name, Because It's Illegal Diarsipkan 2016-03-04 di Wayback Machine., The Stateless Man, 28 January 2013], Huffington Post, 31 January 2013
- ^ TheLurkingFox (26 December 2009). "Mr. Bjarnfreðarson (2009)". IMDb. Diakses tanggal 31 December 2014.