Najwa Zebian
Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini. Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala. Tag ini diberikan pada Oktober 2022. |
Najwa Zebian (lahir 27 April 1990) adalah aktivis, penulis, pendidik, dan pembicara berdarah Lebanon asal Ontario, Kanada. Najwa dikenal melalui puisi-puisi yang ia unggah melalui akun instagramnya (instapoetry).[1] Puisi yang ditulisnya umumnya bertemakan perpindahan dan perpisahan, patah hati, cinta, persahabatan, kejujuran, identitas diri,[2] kerapuhan, dan keberanian untuk bangkit.[3] Buku kumpulan puisi yang telah ditulisnya adalah "Mind Platter", "The Nectar of Pain" yang sama-sama diterbitkan pada 2016, serta "Sparks of Phoenix" (2019).[4] Najwa juga terlibat dalam kampanye #MeTooMovement serta berbicara di forum TEDx dan berbagai kegiatan kampanye politik dan konferensi pendidikan serta motivasi.[5]
Najwa Zebian | |
---|---|
Lahir | 27 April 1990 |
Pekerjaan | Aktivis, penulis, pembicara, dan pendidik |
Karya terkenal | Mind Platter (2016), The Nectar of Pain (2016), Sparks of Phoenix (2019) |
Situs web | www.najwazebian.com |
Kehidupan awal
suntingNajwa merupakan anak bungsu dari lima bersaudara. Ia lahir di Lebanon dari pasangan guru. Kedua orangtuanya membagi waktu mereka antara Lebanon dan Kanada. Akibat dari pekerjaan orangtuanya tersebut, Najwa lebih sering tinggal di Lebanon di rumah nenek dan saudaranya. Berdasarkan wawancara, menulis menjadi media bagi Najwa kecil untuk mencari rasa kepemilikan dan menemukan suaranya sendiri. Ia mulai menulis sejak berusia 13 tahun dan masih tinggal di Lebanon. Pada 2006 atau saat ia berumur 16 tahun, ia dan keluarganya terpaksa pindah ke Kanada akibat perang Lebanon.[4]
Najwa tumbuh menjadi korban perundungan teman-temannya, baik saat masih tinggal di Lebanon maupun ketika sudah menetap di Kanada. Sifatnya yang ramah dan sensitif disebutnya sebagai alasan teman-temannya untuk merisaknya.[6] Sampai usia 20 tahunan awal, ia sempat berhenti menulis puisi akibat peristiwa perundungan tersebut. Saat ia mulai mengajar di sekolah, Najwa memutuskan menulis kembali demi memberi kekuatan kepada murid-muridnya yang merupakan anak-anak pengungsi dari Libya.[6] Najwa tumbuh dengan membaca puisi Kahlil Gibran dan Nizar Qabbani.[3]
Najwa menyelesaikan pendidikan S1 dan S2 dalam bidang pendidikan Biologi di Universitas Western Ontario.[7] Saat ini, ia sedang menyelesaikan studi doktoralnya di universitas yang sama dengan mengambil subjek kepemimpinan dalam pendidikan.[4]
Karier
suntingKarier profesional Najwa dalam kepenulisan dimulai saat ia mulai membagi puisi-puisinya di blog pembelajaran dan di Instagram. Dari sana, dia menyadari bahwa tulisan-tulisannya dapat membantu orang-orang yang mengalami masalah serupa dengannya. Dua buku pertamanya awalnya diterbitkan secara independen sebelum akhirnya diterbitkan oleh penerbit Andrews McMeel Publishing. Karier menulis ini juga membuka jalan baginya untuk menjadi pembicara di berbagai forum, seperti TEDx. Pada 2016, ia membawakan pidato berjudul "Finding Home Through Poetry" di TEDxCoventGardenWomen di London.[7] "Mind Platter" dan "The Nectar of Pain" banyak berbicara tentang rasa sakit, sedangkan buku terakhirnya, "Sparks of Phoenix" lebih berfokus pada merefleksi pengalaman-pengalaman buruk di masa lalunya dan menumbuhkan kekuatan untuk bangkit kembali.[3]
Referensi
sunting- ^ "How Najwa Zebian uses poetry to connect with herself, her students and nearly one million Instagram followers". CBC Radio. 2019-04-25. Diakses tanggal 2020-07-23.
- ^ Carter, Sue (2018-02-12). "Is Najwa Zebian poised to be the next Rupi Kaur?". Quill and Quire. Diakses tanggal 2020-07-23.
- ^ a b c Carter, Sue (2019-04-08). "Poet Najwa Zebian rises again with Sparks of Phoenix". Quill and Quire. Diakses tanggal 2020-07-23.
- ^ a b c Basmaji, Judy (2019-01-09). "Najwa Zebian: healing through the power of words". The Gazette • Western University's Student Newspaper (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-07-23.
- ^ Rodriguez, Jeremiah (2017-10-28). "Najwa Zebian tackles racism, isolation, sexual harassment through poetry: the Ontario poet's #MeToo story was featured on CBS News and The New York Times". HuffPost Canada (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-07-23.
- ^ a b Hawksley, Rupert (2018-11-01). "Najwa Zebian: writing was genuinely my only way of dealing with the world". The National (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-07-23.
- ^ a b Nath, Ishani (2019-11-09). "Najwa Zebian: how i made it as an activist and poet". www.flare.com. Diakses tanggal 2020-07-23.