Museum Pemadam Kebakaran

museum di Indonesia

Museum Pemadam Kebakaran adalah sebuah museum khusus yang memberikan pelayanan informasi kepada masyarakat mengenai sejarah pemadam kebakaran di Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Pendirian museum ini dilakukan pada tahun 2015. Landasan pendiriannya adalah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Pendirian museum ini juga berdasarkan pada Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 48 Tahun 2013 tentang Layanan Informasi Publik. Kepemilikan museum diserahkan kepada Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Provinsi DKI Jakarta. Sedangkan pengelolaannya diberikan kepada Bidang Pencegahan, Seksi Publikasi, Informasi, dan Pemberdayaan Masyarakat. Di dalam museum disajikan informasi tentang sejarah pendirian pemadam kebakaran mulai dari masa penjajahan Belanda di Indonesia. Informasi ini mulai dari penggunaan nama brandweer pada masa kolonial hingga menjadi Barisan Pemadam Kebakaran setelah kemerdekaan Indonesia. Informasi lainnya yaitu penggantian nama Barisan Pemadam Kebakaran menjadi Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Provinsi DKI Jakarta. Di dalam museum juga terdapat koleksi peralatan berat dan ringan yag digunakan untuk memadamkan api dan menyelamatkan korban dari bencana kebakaran. Museum Pemadam Kebakaran juga memiliki koleksi lonceng panggilan pemadam kebakaran yang digunakan pada tahun 1920 dan mobil pemadam kebakaran.[1]

Koleksi

sunting
Motor dan Mobil Pemadam Kuna
sunting

Mobil pemadam kebakaran kuna ditampilkan di pelataran museum. Dengan warna merah menyala, mobil pemadan kebakaran tersebut menarik perhatian para pengunjung karena terdapat tanki yang besar, tapi tidak memiliki atap. Mobil kebakaran tersebut sudah tidak dioperasikan, karena sudah menjadi koleksi museum. Dahulu, mobil kebakaran tersebut digunakan oleh Dinas Damkar DKI Jakarta dari tahun 1969-2006. Mobil pemadam kebakaran tersebut diproduksi di Jepang, keluaran merek Isuzu. Selain mobil kebakaran, di pelataran museum juga ditampilkan motor Unit Respon Cepat (URC) yang usianya sudah puluhan tahun. Motor ini dioperasikan oleh para pimpinan untuk meninjau pekerjaan para anggota di lapangan.[2]

Helm Kuna
sunting

Helm kuna dipajangkan di museum ini. Berbagai bentuk helm ditampilkan, ada yang berbentuk jengger ayam, ada juga helm yang sudah tidak memiliki kaca pelindung. Helm tersebut sebagian besar buatan Jepang dan Jerman. Secara fisik, helm yang dipajangkan nampak masih dalam kondisi baik.[2]

Alat Musik Tanjidor
sunting

Hal unik lainnya dari Museum Pemadam Kebakaran ini yaitu adanya alat musik tanjidor. Ternyata, pada zaman dahulu ada kelompok musik yang beranggotakan para pemadam kebakaran. Mereka menyebutnya Korps Musik, atau disingkat menjadi Korsik. Alat musik tanjidor yang ada di museum tersebut sudah berusia lebih dari 70 tahun. Korps Musik Damkar DKI ini biasa memaikan alat musik tanjidor dalam kegiatan-kegiatan besar seperti hari ulang tahun institusi Damkar.[2]

Lonceng Pemadam Kebakaran
sunting

Sebelum ada sirine, lonceng inilah yang berfungsi untuk memberitahu pengendara lain untuk menepi karena mobil pemadam kebakaran sedang bertugas menuju lokasi kebakaran. Selain itu, lonceng ini juga berfungsi sebagai penanda untuk mengumpulkan para anggota pemadam kebakaran untuk melakukan apel dan koordinasi kegiatan.[2]

Referensi

sunting
  1. ^ Rusmiyati, dkk. (2018). Katalog Museum Indonesia Jilid I (PDF). Jakarta: Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. hlm. 264. ISBN 978-979-8250-66-8. 
  2. ^ a b c d Puspita, Sherly (2019-03-03). "Lonceng Sirine hingga Helm Kuno, Aneka Koleksi Museum Damkar TMII Halaman all". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2024-05-18.