Museum Kepolisian Negara Republik Indonesia
Museum Polri adalah museum yang memperlihatkan perjalanan panjang Kepolisian Negara Republik Indonesia kepada masyarakat, di dalam tugasnya sebagai pelindung serta penjaga ketertiban di dalam masyarakat, dan juga sebagai kekuatan perang dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.[1]
Museum ini diresmikan pada tanggal 29 Juni 2009, dan mulai dibuka untuk umum pada 1 Juli 2009. Pendirian museum didorong keinginan Jenderal Polisi Bambang Hendraso.[2] Museum ini terletak di Jalan Trunojoyo No. 3 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Museum ini terbuka untuk umum mulai dari hari Selasa sampai dengan Minggu dengan harga tiket gratis.[3]
Koleksi Museum
suntingMuseum memiliki tiga lantai dengan fungsi masing-masing. Di lantai satu pengunjung diajak memahami konsep, peran dan keperangkatan kepolisian dari masa ke masa. Di lantai satu juga terdapat ruangan bernama Hall of Fame yang menyajikan informasi para pemimpin kepolisian dari masa ke masa serta nilai dan budaya yang pernah diterapkan di kepolisian. Di lantai dua terdapat simbol-simbol kepolisian, seragam dinas dan perangkat indetifikasi kasus. Selain itu terdapat ruang penegakan hukum yang berisikan kasus-kasus yang pernah ditangani kepolisian. Contohnya kasus pengeboman Hotel Mariot di Bali dan kasus Ryan. Sedangkan dilantai tiga, terdapat perpustakaan yang berisi buku-buku kepolisian yang bukunya dapat dipinjam dan dibaca di tempat. Tidak hanya itu, di lantai tiga juga terdapat ruang yang menyajikan informasi densus 88 AT yakni satuan khusus penanganan kasus terorisme. Terakhir terdapat fasilitas ruang teater yang dapat dinikmati pengunjung.[2]
Nilai Strategis Museum
suntingPendirian museum polri dinilai memberikan nilai strategis. Nilai-nilai strategis tersebut adalah:
a. Keberadaan museum Polri menjadi instrumen yang menunjukan posisi dan peran Pilri dalam perkembangan kehidupan masyarakat. Tak hanya itu ekspresi kesejarahan yabg tergantung dapat menjadi dasar ligitimasi Polri sebagai lembaga yang berfungsi melindungi, melayani dan mengayomk masyarakat dari berbagai perpecahan dan ancaman kesatuan dan kesatuan NKRI.
b. Kedua, Museum Polri menjadi cerminan yang menampilkan kiprah dan kenerha anggota kepolisian RI mulai dari tingkat paling atas ke tingkat bawah.
c. Ketiga, melalui informasi yang disajikan Museum Polri dapat menjadi alat pembelajaran bagi seluruh anggota kepolisian RI tentang peran dan fungsi mereka di tengah masyarakat Indonesia. Melalaui informasi museum pula menjadi pengingat dan percontohan bagaimana tradisi kepemimpinan secara spesifik lahir di dalam lembaga kepolisian. Dengan hal ini terciptalah ruang pembelajaran bersama bagi kepolisian NKRI terhadao rekan dan kolega mereka dalam menjalankan tugas di situasi dan konteks budaya, sosial, ekonomi dan politik.
d. Selanjutnya, Museum Polri menjadi tempat menampung informasi sejarah baik tingkat lokal maupun nasional sehingga menambah khazanah sejarah Indonesia.
e. Terakhir, Museum Polri menjadi sumbangsih karya dari Kepolisian yang berhasil mengintegrasikan kehidupan masyarakat. Selain itu, keberadaan museum menjadi media pembelajaran bagi masyarakat tentang sejarah bangsa Indonesia khususnya sejarah kepolisian.[4]
Referensi
sunting- ^ "Museum Polri, Wisata Sejarah". encyclopedia.jakarta-tourism.go.id. Diakses tanggal 2020-02-11.
- ^ a b Dimyati, Edi (2010). 47 museum Jakarta : panduan sang petualang. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. ISBN 978-979-22-5501-0. OCLC 609585229.
- ^ "iftfishing". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-05-25. Diakses tanggal 2013-07-20.
- ^ "Direktori Museum". Diakses tanggal 2022-06-17.
Pranala luar
sunting- (Indonesia) Museum Polri Diarsipkan 2010-02-13 di Wayback Machine.