Museum Karst dan Budaya
Museum Karst dan Budaya Bungoro adalah museum wisata unggulan sebagai kawasan konservasi dan destinasi yang terletak di Pangkajene Kepulauan, tepatnya berada di halaman Rumah jabatan Bupati Pangkep, Jl Andi Mandacingi, Kecamatan Pangkajene, Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Sulawesi Selatan.[1]
Museum ini diresmikan pada tanggal 5 April 2005 oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Ir. Rachmat Witoelar dan kemudian ditetapkan sebagai Museum Koleksi Karst dan Budaya pada 22 Nopember 2008 oleh Bupati Pangkep, Syafrduin Nur.[2] Selanjutnya pengelolaan museum dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Pangkajene Kepulauan.[3]
Museum Karst dan Budaya dibangun di atas tanah seluas 150 m2 dengan luas bangunan 72 m2.[3] Keberadaan museum ini berkaitan dengan adanya Kawasan Karst Maros-Pangkep yang saat ini merupakan Kawasan Geopark Nasional. Museum ini memiliki tiga fungsi, yaitu sebagai tempat koleksi flora dan fauna yang berkaitan dengan karst dan budaya, sebagai tempat penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan terkait karst dan budaya, serta sebagai pusat kegiatan dan informasi yang berhubungan dengan karst dan budaya.[2]
Koleksi
suntingMuseum Karst dan Budaya memiliki 116 koleksi yang terdiri dari: foto, keris, baju adat, patung Pajang, uang logam, kopiah, alat tenun, baju Bodo, gendang, guci, mangkuk, piring, dan payung.[3]
Dalam museum juga dibagi atas beberapa ruang, ada ruang budaya, ruang karst, ruang bahari, ruang industri karst dan ruang flora dan fauna. Dalam ruang budaya itu terpajang baju adat dan peralatan kebudayaan lainnya. Kemudian berjalan lagi, ada ruang bahari, disitu dipajang alat tangkap nelayan dan sejumlah miniatur perahu berbagai corak dan ukuran, kerang-kerang dan biota laut unik pun ikut dipajang di museum ini. Ada puluhan artefak peninggalan masa lampau yang ditemukan dalam gua yang ada di Kabupaten Pangkep. Artefak itu ada yang berupa batu, logam dan perlengkapan sehari-hari yang digunakan masyarakat pada waktu itu. Melangkah masuk ke dalam bangunan museum karst ini, pengunjung akan disambut dengan deretan dokumentasi leang atau gua yang ada di Kabupaten Pangkep, mulai leang bulu ballang yang menyajikan dokumentasi lukisan menyerupai penyu di dinding gua, Leang Sumpang Bita, Gunung Lante Angoro, Leang Lasitae, Leang Kassi, Leang Lompoa dan masih ada puluhan foto gua yang ada dalam musem ini.Koleksi foto yang terpajang ada 50 unit, terbagi atas tiga kategori foto, foto tetkait gua pra sejarah, foto flora dan fauna serta foto terkait industri karst,[4]
Waktu Kunjungan
suntingWaktu berkunjung ke museum ini adalah hari Senin sampai Jumat pukul 07.30 sampai 14.00 WITA.[2]
Tiket Masuk Museum
suntingPengunjung yang akan masuk ke museum ini tidak dipungut biaya (gratis).[2]
Fasilitas
suntingFasilitas yang bisa dinikmati pengunjung di museum ini adalah ruang pameran tetap, perpustakaan, dan toilet. Didalam Gedung Karst dan Budaya terdapat 4 Zona ruangan yang terdiri dari:
Zona I Geologi Regional, Sejarah Geologi | Zona II Sumberdaya Geologi dan Mitigasi Bencana |
---|---|
IA Geologi Regional, Sejarah Geologi | 2A Potensi Bencana ( Gempa Bumi,Tzunami,Gunung Api dan Gerakan Tanah) |
IB Dinamika Geologi Pembentukan Pulau Sulawesi dan Lengan Selatan Sulawesi | 2B Potensi Energi Baru Terbarukan |
IC Rangkuman Sejarah Geologi Sulawesi Selatan | 2C Potensi Sumber Daya Mineral dan Bahan Galian |
ID Proses Karstifikasi dan Pembentukan Bentang Alama Kars | 2D Potensi Marmer Maros Pangkep |
IE Penjelasan Mengenai Gua Kars | |
IF Pembentukan Batu Gamping Terumbu |
Zona III Sejarah keidupan | Zona IV Geopark |
---|---|
3A Keragaman Fosil Invertebrata | 4A Peta Kawasan Geoprak Nasional Maros-Pangkep |
3B Bukti Kehidupan Vertebrata, Dilengkapi Dengan Suksesinya | 4B Profil Geopark Nasional Maros-Pangkep |
3C Bukti Kehidupan Manusia Purba dan penjelasan Proses Migasi | 4C Warisan Geologi di Kawasan Geopark Nasional Maros-Pangkep |
3D Hubungan Antara Bentang Alam Kars, Kehidupan Fauna dan Manusia Purba | 4D Potensi Geowisata dan Peta Jalur Geotrack |
Jarak Tempuh
suntingJarak yang ditempuh pengunjung apabila dari Bandara Sultan Hasanuddin adalah lebih kurang 40 km,dari Pelabuhan Laut Makassar lebih kurang 52 km, dan dari Terminal Bus Makassar lebih kurang 46 km[5]
Referensi
sunting- ^ Ghazali, Munjiyah (2017-09-04). "Pangkep Kini Sudah Punya Museum Karst Budaya". Tribun-timur.com. Diakses tanggal 2024-05-31.
- ^ a b c d "Museum Karst dan Budaya - Sistem Registrasi Nasional Museum". Sistem Registrasi Nasional Museum Kemdikbud. Diakses tanggal 2024-05-31.
- ^ a b c "Museum Karst dan Budaya". asosiasimuseumindonesia.org. Diakses tanggal 2024-05-31.
- ^ Nursam, Muhammad (2019-11-19). "Museum Karst dan Budaya, Jendela Warisan Sejarah Kabupaten Pangkep". Fajar.com. Diakses tanggal 2025-01-12.
- ^ Wisata Sejarah. Jakarta: Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. 2007. hlm. 581–582.