Museum Jerman

museum nasional Jerman

Deutsches Museum (Yang berarti Museum Jerman) (bahasa Jerman: Deutsches Museum atau Das Deutsche Museum) terletak di München, Jerman, dan merupakan museum ilmu pengetahuan dan teknologi terbesar di dunia,[1] dengan pengunjung sekitar 1,5 juta orang per tahun dan sekitar 28.000 benda dari 50 cabang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Deutsches Museum
Deutsches Museum dengan Jembatan Bosch
Deutsches Museum dengan Jembatan Bosch
Peta
Didirikan28 Juni 1903 (1903-06-28)
Lokasi
  • Museumsinsel 1
  • 80538 München
  • Germany
Situs webMuseum Jerman

Museum ini didirikan pada tanggal 28 Juni 1903, pada sebuah pertemuan Asosiasi Insinyur Jerman atau Verein Deutscher Ingenieure (VDI), sebagai inisiatif dari Oskar von Miller. Nama resmi museum ini adalah Deutsches Museum von Meisterwerken der Naturwissenschaft und Technik atau (Indonesia: Museum Jerman mengenai Karya Sains dan Teknologi). Museum ini merupakan museum terbesar di München.

Pulau museum

sunting
 
Museum Jerman, memperlihatkan pulau museum

Lokasi utama dari Museum Jerman adalah pulau kecil di tengah Sungai Isar, yang telah dipergunakan untuk membawa gelondongan kayu sejak abad pertengahan. Pulau ini tidak memiliki bangunan apapun sejak tahun 1772 karena biasanya terendam oleh banjir sebelum pembangunan bendungan Sylvenstein.

Pada tahun 1772, sebuah barak dibangun pada pulau ini, dan setelah banjir pada tahun 1899, bangunan tersebut dibangun ulang dengan penahan banjir. Pada tahun 1903 pemerintah kota mengumumkan bahwa mereka akan mendonasikan pulau tersebut untuk pembangunan Museum Jerman. Pulau ini pada awalnya dikenal dengan nama Kohleninsel atau Pulau Batu Bara, dan kemudian dinamakan Museumsinsel atau Pulau Museum.[2][3]

Situs lainnya

sunting

Sebagai tambahan terhadap situs utama dari Pulau Museum, museum ini memiliki dua cabang, yang pertama di dekat München dan kemudian di Bonn.

 
Deutsches Museum Bonn

Cabang Museum Jerman yang bernama Flugwerft Schleißheim terletak 18 Kilometer di sebelah utara pusat kota München, dan dekat dengan istana Schleißheim . Cabang museum ini terletak pada lokasi salah satu pangkalan udara pertama Jerman yang didirikan sebelum Perang Dunia I. Pada museum ini terdapat pengendali lalu-lintas udara versi lama dan bangunan pusat pengendali dan beberapa bangunan modern yang ditambahkan pada akhir tahun 200an setelah dukungan dari Franz-Josef Strauss, yang pada saat itu merupakan perdana menteri Bavaria, yang merupakan seorang pilot.

"Flugwerft Schleißheim" memajang beberapa variasi pesawat yang menarik, dimana tidak terdapat ruangan yang cukup untuk memajangnya di Pulau Museum. Beberapa benda pameran yang menarik di antaranya adalah glider sayap Horten yang dibangun pada tahun 1940an, yang direstorasi dari beberapa bagian yang bisa diselamatkan. Sebuah koleksi mengenai konstruksi pesawat VTOL Jerman (Vertical Take Off and Landing) atau lepas landas dan mendarat secara vertikal, yang dikembangkan pada tahun 1950an dan 1960an sangatlah unik. Terdapat pula beberapa pesawat tempur pada masa Perang Vietnam dan pesawat Rusia yang diambil dari Jerman Timur setelah reunifikasi. Pada museum ini juga terdapat ruang kerja yang ditujukan untuk restorasi segala macam pesawat terbang agar dapat dipajang dalam pameran.

Cabang terakhir dari Museum Jerman, terletak di Theresienhöhe di München, dibuka pada tahun 2003 dan dinamakan Deutsches Museum Verkehrszentrum atau Musium Pusat Lalu-lintas Jerman dan difokuskan terhadap teknologi transportasi.

Museum ini terletak di Bonn dan dibuka pada tahun 1955 dan memfokuskan diri terhadap teknologi, ilmu pengetahuan, dan riset Jerman setelah 1945.

Sejarah

sunting

Beberapa bulan sebelum tahun pertemuan tahun 1903, Oskar von Miller mengumpulkan sekelompok orang yang memiliki keinginan sama dengannya untuk mendirikan museum ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk menunjukkan dukungannya, kelompok ini secara spontan mendonasikan 260.000 marks untuk ide ini dan menunjuk panitia pelaksana.

 
Model set kereta api dengan banyak rel buatan Eropa

Pada bulan Juni 1903 Pangeran Ludwig setuju untuk bertindak sebagai patron dari museum ini dan kota München mendonasikan Pulau Batu Bara sebagai situs museum. Sebagai tambahan, benda pameran mulai datang dari München, daerah lainnya di Jerman, dan luar negeri, termasuk koleksi dari akademi Bavaria. Koleksi ini sementara diletakkan pada Museum Nasional.

Pada 12 November 1906, pameran sementara pada Museum Nasional dibuka untuk umum dan pada 13 November, mulai diletakkan batu fondasi untuk pembangunan Museum Jerman.

Nama pertama dari museum ini adalah "Museum Jerman untuk Karya Ilmu Pengetahuan Alam dn Teknologi", bukan untuk membatasi museum tersebut terhadap kemajuan Jerman pada sains dan teknologi, tetapi untuk mengekspresikan pentingnya sains dan teknologi untuk masyarakat Jerman.

Oskar von Miller membangun museum yang baru pada ulang tahunnya yang ke-70, pada tanggal 2 Mei 1925, setelah penundaan selama hampir sepuluh tahun. Sejak awal, benda pameran yang ada pada museum ini didukung oleh dokumen yang tersedia pada perpustakaan dan arsip umum, dimana terbuka selama tujuh hari dalam satu minggu untuk mendukung akses terhadap publik.

 
Garis putih bersih pada tangga museum

Sebelum dan selama Perang Dunia II museum ini berada dalam dana yang terbatas oleh partai NAZI dan banyak dari benda pameran dibiarkan untuk kedaluwarsa dengan beberapa pengecualian seperti ruangan kendaraan baru yang dibuat pada 7 Mei 1937. Pada akhir 1944, museum ini mengalami kerusakan hingga 80% museum dan 20% koleksi museum hancur karena pengeboman udara. Ketika pasukan sekutu memasuki München pada bukan April 1944, Direktur Museum Karl Bässler berhasil mempertahankan jembatan terakhir yang menghubungakan museum dengan dunia luar dari pengeboman yang dilakukan oleh pasukan Jerman yang mundur.

Setelah perang, museum ini ditutup untuk diperbaiki dan di tempati sementara oleh institusi lain seperti Perguruan Tinggi Teknologi dan Kantor Pos. Museum ini juga sempat sebagai rumah untuk Komite Pusat Yahudi yang dibebaskan, yang merepresentasikan masyarakat Yahudi yang terdapat pada Zona Amerika di Jerman setelah perang.

Pada bulan November 1945, perpustakaan dibuka kembali, diikuti oleh aula kongres pad Januari 1946. Sebuah pameran istimewa mengenai lima puluh tahun mesin diesel dibuka pada Oktober 1947 dan pameran reguler dibuka kembali pada Mei 1948. Pada tahun 1950an, museum ini memusatkan diri pada ilmu alam dan bukan teknologi dan banyak dari benda pameran yang besar, seperti teknik sipil, dikurangi ukurannya untuk memberi ruangan pada perkembangan teknologi.

 
Reproduksi Gua Altamira di Museum Jerman.

Pada bulan Agustus 1969, kapsul luar angkasa Apollo 8 dipamerkan dalam pameran spesial berjudul "Man and Space" atau Manusia dan Angkasa. Pada tahun 1970, Direktur tetap museum, Theo Stillger, diangkat.

Kronologi

sunting
  • 1903 – Pendirian Museum
  • 1906 – Pembukaan koleksi sementara dalam ruangan bekas Museum Nasional di Maximilianstrasse
  • 1909 – Pembukaan koleksi tambahan di Barak Lama di Isar (Ehrhardtstraße)
  • 1911 – Acara puncak perayaan ruang koleksi
  • 1925 – Pembukaan Museum Jerman dalam bangunan bar di Pulau Museum
  • 1928 – Peletakkan batu fondasi untuk perpustakaan dan
  • 1930 – Topping out ceremony of the library and hall aula
  • 1932 – Pembukaan perpustakaan
  • 1935 – Pembukaan Pusat Konfrensi
  • 1944 – Perusakan 80 persen bangunan
  • 1948 – Pembukaan kembali setelah kerusakan
  • 1983 – Rusaknya seksi laut dan mesin oleh api
  • 1984 – Pembukaan aula angkasa luar; penutupan sementara beberapa departemen karena rusak oleh hujan es dan air
  • 1992 – Pembukaan Museum Penerbangan Schleißheim pada bandara udara Oberschleißheim
  • 1995 – Pembukaan cabang Museum Jerman di Bonn
  • 2003 – Pembukaan Pusat Transportasi pada bekas lahan pameran
  • 2006 – Pembukaan Aula I dan II dari Pusat Transportasi di Theresienhöhe

Pameran permanen sekarang

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ "The New York Times Travel Guide dated 10 Aug 2008 states that "this is the largest technological museum of its kind in the world."". Travel.nytimes.com. Diakses tanggal 2011-11-27. 
  2. ^ Pudor, Heinrich (1918). "Vierteljahrschrift für Sozial- und Wirtschaftsgeschichte". 14 (2/3): 356–375. JSTOR 20725016. 
  3. ^ Bühler, Dirk (May 2009). Building a Masterpiece of Concrete-Technology: The Deutsches Museum in Munich (1906-1911). Proceedings of the Third International Congress on Construction History. Cottbus. 

Daftar pustaka

sunting

Pranala luar

sunting