Museum Jamu Nyonya Meneer

museum di Indonesia

Museum Jamu Nyonya Meneer adalah sebuah museum khusus yang menampilkan koleksi tentang industri jamu dan kehidupan Nyonya Meneer. Pendirian Museum Jamu Nyonya Meneer pada tanggal 18 Januari 1984 dan menjadikannya sebagai museum jamu pertama di Indonesia. Lokasi Museum Jamu Nyonya Meneer di Jalan Raya Kaligawe Km, 4, Kota Semarang dan dapat dicapai dari Bandar Udara Jenderal Ahmad Yani, Pelabuhan Tanjung Emas, dan Stasiun Kereta Api Tawang.

Museum Jamu Nyonya Meneer
Didirikan18 Januari 1984
LokasiJalan Kaligawe Km 4 Semarang Jawa Tengah, Indonesia
JenisMuseum

Museum Jamu Nyonya Meneer difungsikan sebagai objek wisata budaya dan pusat informasi mengenai jamu sebagai bentuk warisan budaya tradisional. Museum Jamu Nyonya Meneer mengoleksi peralatan tradisional dan bahan baku pembuatan jamu serta peninggalan pribadi milik Nonya Meneer.

Museum Jamu Nyonya Meneer dibuka setiap hari Senin hingga Jumat kecuali ada hari libur pada hari-hari tersebut. Kegiatan di dalam Museum Jamu Nyonya Meneer meliputi pameran tetap, pameran khusus, bimbingan pendidikan dan penerbitan.

Pendirian

sunting

Gagasan untuk mendirikan museum jamu di Indonesia pertama kali dikemukakan oleh ibu negara Indonesia, Siti Hartinah. Tujuannya untuk mengenang Meneer (Lauw Ping Nio) yang merintis bisnis dalam industri jamu di Indonesia. Nama museum yang diusulkan ialah Museum Jamu Nyonya Meneer.[1] Pada tanggal 18 Januari 1984, Museum Jamu Nyonya Meneer diresmikan pendiriannya oleh istri dari Gubernur Provinsi Jawa Tengah saat itu, yaitu Muhammad Ismail.[2]

Lokasi

sunting

Lokasi Museum Jamu Nyonya Meneer di Jalan Raya Kaligawe Km, 4, Kota Semarang.[3] Museum Jamu Nyonya Meneer dapat dicapai lokasinya melalui Bandar Udara Jenderal Ahmad Yani, Pelabuhan Tanjung Emas, dan Stasiun Kereta Api Tawang. Jarak tempuh dari Bandar Udara Jenderal Ahmad Yani ke Museum Jamu Nyonya Meneer adalah 15 km. Jarak tempuh dari Pelabuhan Tanjung Emas ke Museum Jamu Nyonya Meneer adalah 4 km. Sedangkan jarak Stasiun Kereta Api Tawang ke Museum Jamu Nyonya Meneer adalah 2 km.[4]

Fungsi

sunting

Fungsi Museum Jamu Nyonya Meneer merupakan salah satu tempat wisata budaya di Kota Semarang.[3] Museum Jamu Nyonya Meneer berfungsi sebagai pusat informasi promosi dan media pelestarian warisan budaya tradisional yaitu jamu.[5]

Koleksi

sunting

Museum Jamu Nyonya Meneer memiliki koleksi berupa peralatan tradisional dan bahan baku pembuatan jamu.[6] Jamu yang dikoleksi oleh Museum Jamu Nonya Mener bermerek Nyonya Meneer. Jenis koleksi Museum Jamu Nyonya Meneer berupa benda etnografi, foto dan dokumen, Ada pula diorama yang menampilkan peristiwa tentang perkembangan industri jamu.[4] Selain itu, di dalam Museum Jamu Nyonya Meneer terdapat peninggalan yang pernah digunakan oleh Nyonya Meneer semasa hidupnya.[6]

Waktu kunjungan

sunting

Museum Jamu Nyonya Meneer dibuka setiap hari Senin hingga Jumat kecuali pada hari-hari tersebut ada hari libur. Jam bukanya dimulai pukul 10.00–15.30 WIB.[5] Museum Jamu Nyonya Meneer ditutup pada hari Sabtu, Minggu dan hari libur.[6]

Kegiatan

sunting

Museum Jamu Nyonya Meneer mengadakan kegiatan pameran tetap, pameran khusus, bimbingan pendidikan dan penerbitan.[6] Pengunjung Museum Jamu Nyonya Meneer dapat mengikuti presentasi salindia mengenai proses pembuatan jamu. Museum Jamu Nyonya Meneer. Para pengunjung juga diberikan minuman jamu untuk dicoba.[5]

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting

Catatan kaki

sunting
  1. ^ Eviline, Siska Maria (18 September 2013). "Museum Jamu Nyonya Meneer: Museum Jamu Pertama di Indonesia". Harian Nasional (19). hlm. C33. Diakses tanggal 24 Mei 2024. 
  2. ^ Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan 2012, hlm. 394.
  3. ^ a b Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016 kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Semarang (PDF). Pemerintah Kota Semarang. 2017. hlm. 379. Ringkasan (PDF). 
  4. ^ a b Sekretariat Direktorat Jenderal Kebudayaan 2012, hlm. 395.
  5. ^ a b c "Kota Semarang" (PDF). UPT Perpustakaan Universitas PGRI Semarang. hlm. 14. Diakses tanggal 24 Mei 2024. 
  6. ^ a b c d Husni, M., dkk. (1994). Direktori Museum Museum Indonesia (PDF). Jakarta: Proyek Pengembangan Permuseuman Jakarta. hlm. 45. 

Daftar pustaka

sunting

Pranala luar

sunting