Museum Gua Harimau

museum di Indonesia

Museum Gua Harimau adalah sebuah museum yang terletak di kawasan objek wisata Gua Putri di Desa Padang Bindu, Kecamatan Semidang Aji, Kabupaten Ogan Komering Ulu. Museum ini memamerkan hasil penggalian arkeologis yang ditemukan di Goa Harimau seperti kerangka manusia yang sudah berusia ribuan tahun.[1]

Situs Prasejarah Gua Harimau ditemukan oleh tim Pusat Arkeologi Nasional ketika dilakukan eksplorasi Gua Karang Pelaluan pada tahun 2008[2] oleh Prof. Ris. Dr. Truman Simajuntak[3]. Situs ini terbentuk di atas dataran aluvial dengan lebar pintu masuk utama 30 meter dengan kedalaman horizontal sekitar 15 meter.[4] Ekskavasi arkeologi mulai dilakukan di Gua Harimau sejak tahun 2010. Situs Gua Harimau ini kemudian dikembangkan menjadi museum situs oleh Pemerintah Daerah Ogan Komering Ulu dan didukung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.[5]

Koleksi

sunting

Di situs Gua Harimau yang terletak di lereng Bukit Karang Sialang, Desa Padang bindu terdapat kompleks pemakaman purba yang berumur sekitar 3.500 dan 2.000 tahun. Seluruh rangka manusia dari Goa Harimau, yang umumnya dikubur dengan orientasi timur (kepala) dan barat (kaki), merupakan ras Mongoloid. Ciri-ciri morfologis yang mengarah pada Ras Mongoloid adalah dari bentuk tengkorak yang meninggi dan membundar (brachycephal), tulang tengkorak bagian belakang (occiptal) yang datar, morfologi gigi seri, bentuk orbit mata, kedalaman tulang hidung (nasal), serta dari postur tulang dan tubuh mereka yang khas Mongoloid.

Museum Goa Harimau, yang masterplan dan DEDnya telah dibuat pada 2014 lalu, tidak sekadar untuk memublikasi dan mengomunikasikan segala hal mengenai hasil penelitian di situs ini, tetapi juga sebagai pusat penelitian.[6]

Sejak tahun 2012 hingga 2018 telah ditemukan 84 kerangka manusia dari zaman pra-Neolitikum, hingga zaman neolitikum, perunggu, dan besi. Objek lain yang ditemukan pada Gua Harimau ini mencakup artefak perunggu, artefak besi, dan keramik bertanda tali.[4] Hasil penelitian menunjukkan bahwa hingga tahun 2014 telah ditemukan 8 artefak perunggu dan 4 artefak besi di Gua Harimau.[2] Peninggalan arkeologi yang ditemukan di situs ini diperkirakan berasal dari 22000 sampai 2000 tahun yang lalu.[3]

Pada situs Gua Harimau ini objek seni cadas (rock art) yang tersimpan pada Galeri Wahyu dan Galeri Barat. Galeri Wahyu dinamai sesuai dengan penemu gambar cadas di Gua Harimau ini yaitu E. Wahyu Saptomo. Penemuan imaji gambar cadas di galeri ini tersebar pada tiga panil, yakni 21 imaji di Galeri Wahyu Utara dan 9 imaji di Relung Galeri Wahyu dan Galeri Wahyu Selatan. Imaji yang ditemukan di Galeri Wahyu memiliki motif non figuratif yang bervariasi, mulai dari garis paralel, garis lengkung sejajar, lingkaran konsentrik, jala tumpal, dan motif sisir. Pada Galeri Barat, sebaran imaji cadas ditemukan di dua panil, yakni 14 imaji pada Panil Galeri Barat dan satu imaji pada panil Galeri Barat Utara. Motif-motif imaji pada Galeri Barat mencakup garis paralel, garis lengkung sejajar, jala tumpal dan geometris. Diperkirakan bahwa seni cadas ini dibuat dengan menggunakan bahan seperti batuan rijang dan obsidian, mata panah, serta bubukan hematit, yang ditemukan di sekitar pemakaman.[5]

Referensi

sunting
  1. ^ Museum Gua Harimau Diresmikan Awal 2019
  2. ^ a b Sofian, Harry Octavianus (2019-07-18). "Logam Gua Harimau, Persiapan dan Analisis di Laboratorium". Dalam Widianto, Harry. Jejak Austronesia Di Indonesia. UGM PRESS. ISBN 978-602-386-158-3. 
  3. ^ a b Prihatini, Zintan; Sumartiningtyas, Holy Kartika Nurwigati (2022-08-06). "Situs Prasejarah Gua Harimau Simpan Berbagai Artefak Paleolitik hingga Sisa-sisa Tubuh Manusia Halaman all". KOMPAS.com. Diakses tanggal 2024-05-24. 
  4. ^ a b Matsumura, Hirofumi; Shinoda, Ken-ichi; Shimanjuntak, Truman; Oktaviana, Adhi Agus; Noerwidi, Sofwan; Sofian, Harry Octavianus; Prastiningtyas, Dyah; Nguyen, Lan Cuong; Kakuda, Tsuneo (2018-06-22). "Cranio-morphometric and aDNA corroboration of the Austronesian dispersal model in ancient Island Southeast Asia: Support from Gua Harimau, Indonesia". PLOS ONE (dalam bahasa Inggris). 13 (6): e0198689. doi:10.1371/journal.pone.0198689. ISSN 1932-6203. 
  5. ^ a b Oktaviana, Adhi Agus; Setiawan, Pindi; Saptomo, E. Wahyu (2021-01-26). Simajuntak, Truman, ed. GUA HARIMAU DAN PERJALANAN PANJANG PERADABAN OKU. Sleman: UGM PRESS. ISBN 978-602-386-031-9. 
  6. ^ "Museum Situs Goa Harimau Mulai Dibangun". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-09-06. Diakses tanggal 2018-09-06.