Museum Colliq Pujie
Museum Colliq Pujie adalah museum yang berlokasi di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan. Lokasi tepatnya berada di Alun-Alun Colliq Pujie di Kota Barru. Penamaan Colliq Pujie ini berasal dari tokoh sejarah yang menjadi ikon Kota Barru. Museum ini dikelola oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Barru dan menjadi salah satu aset daerah.[1]
Sejarah
suntingBangunan museum Colliq Pujie tepat berada di tengah alun-alun dengan bentuk bundar. Awalnya bangunan dibuat pada tahun 2013 yang direncanakan akan difungsikan sebagai kantor pengelola taman kota alun-alun Colliq Pujie, namun bangunan itu tidak pernah difungsikan sebagaimana yang direncanakan awalnya.[1]
Selain bangunan ini, juga terdapat bangunan lain yang direncanakan sebagai calon museum, diantaranya adalah rumah adat Saoraja Lapinceng atau Istana Raja Balusu, namun karena status kepemilikannya masih dikelola oleh keturunan raja Balusu, dan lokasinya yang jauh dari pusat kota akhirnya museum ditetapkan di tengah alun-alun kota.[1]
Saat ini museum masih dalam tahap untuk mengumpulkan koleksi yang sudah dilakukan sejak beberapa tahun sebelumnya. Sebagian besar koleksi bendanya merupakan hibah pemberian dari berbagai pihak.[2]
Colliq Pujie atau Ratna Kencana lahir pada tahun 1812, setelah ia terjun dalam dunia politk maka ia digelar sebagai Arung Pancana Toa Datu Lamuru, Colliq Pujie merupakan salah satu bangsawan Bugis yang berdarah Melayu. Meski turut aktif dalam kehidupan politik di Kerajaan Tanete dan Lamuru, namun Collik Pujie lebih dikenal sebagai seorang sastrawan. Ia terkenal dengan karya-karya sastranya yang cemerlang sejajar dengan penulis-penulis Barat yang dibuktikan dengan berbagai karyanya seperti Elong Sejarah Tanete, Syair Sarea Baweng, dan Hikayat Bayan Budiman. Dan salah satu karyanya Colliq Pujie yang dianggap paling monumental yaitu ketika ia mengumpulkan dan menyalin kembali kisah-kisah I La Galigo bersama dengan B.F. Matthes.[2]
Koleksi
suntingKoleksi di dalam museum adalah benda-benda seperti gerabah, payung simbol kerajaan-kerajaan di Barru, barang-barang kolonial seperti botol air minum, tempat perhiasan, serta beberapa kronik berupa lontara dan mushaf Al-Qur’an. Selain itu juga terdapat foto, gambar tokoh, tempat, maupun peristiwa yang disertai dengan penjelasannya, termasuk deretan foto-foto para pejabat bupati yang pernah memerintah di Kabupaten Barru.[1]
Lokasi
suntingBerlokasi tepat berada di tengah-tengah taman Alun-Alun Colliq Pujie di Kota Barru. Bukan hanya pemberian nama museum Colliq Pujie ini karena berada dalam satu kompleks Alun-Alun Colliq Pujie, tetapi juga nama Colliq Pujie dianggap sebagai salah satu tokoh sejarah yang menjadi ikon Kota Barru.
Acara
suntingPada tahun 2020, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Barru menggelar Pekan Kebudayaan Daerah Kabupaten Barru yang berlokasi di teras Museum Colliq Pujie. Pada pergelaran seni dan budaya ini dihadiri oleh Sanggar Bolong Ringgi, Sanggar To Berru, Sanggar Colliq Pujie, penampilan Massure dari desa Binuang, penampilan Pammenca Mappadendang dari desa Tellumpanua, Pammencanya dari desa Batu Pute dan penampilan Sere' Api dari desa Gattareng. Pekan kebudayaan daerah yang diselenggarakan setiap tahun.[3]
Pada 20 - 21 Februari 2024 diselenggarakan Pameran Pusaka Kabupaten Barru di Museum yang dihadiri oleh pencinta benda pusaka dariParepare, Pangkep, pinrang, Wajo dan Enrekang. Kegiatan ini bertujuan untuk menarik minat generasi muda dalam mengenal dan memahami makna pusaka sebagai upaya pelestarian warisan budaya leluhur Tanah Barru.[4]
Referensi
sunting- ^ a b c d Hariansah, Erik (2022-02-14). "Museum Colliq Pujie, Museum Pertama di Kab. Barru". Attoriolong. Diakses tanggal 2024-05-23.
- ^ a b Hariansah, Erik (2022-02-14). "Museum Colliq Pujie Museum Pertama di Barru". Attoriolong. Diakses tanggal 2025-01-12.
- ^ Afandy, Achmad (2020-08-28). "Bupati Apresiasi Pelaksanaa Pekan Budaya Barru". Rakyatku.Com. Diakses tanggal 2024-05-23.
- ^ Mirwan (2024-02-26). "PERTAMA KALI DIADAKAN, PAMERAN PUSAKA BARRU RAMAI PENGUNJUNG". AK7News. Diakses tanggal 2024-05-23.