Musang sulawesi
Musang sulawesi | |
---|---|
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
Filum: | |
Kelas: | |
Ordo: | |
Famili: | |
Subfamili: | |
Genus: | Macrogalidia |
Spesies: | M. musschenbroekii
|
Nama binomial | |
Macrogalidia musschenbroekii | |
Penyebaran musang sulawesi |
Musang sulawesi (Macrogalidia musschenbroekii) adalah musang yang sedikit diketahui dan endemis di Sulawesi. Hewan ini didaftarkan sebagai spesies rentan oleh International Union for Conservation of Nature karena penurunan populasi yang diperkirakan lebih dari 30% selama 3 generasi terakhir (dicurigai selama 15 tahun) yang diduga akibat kerusakan habitat dan degradasi lingkungan..[1]
Macrogalidia adalah genus monospesifik.[2]
Karakteristik
suntingMusang sulawesi memiliki lapisan tipis dan pendek berwarna kastanye cokelat muda dengan sejumlah campuran bulu halus. Bagian tubuh bawahnya beragam dari kuning kemerahan hingga putih; dadanya sedikit berwarna kemerahan. Ada sepasang garis membujur yang tak jelas dan beberapa titik gelap di bagian tersembunyi di punggung. Cambangnya bercampur antara cokelat dan putih. Ekornya ditandai dengan cincin gelap dan cokelat muda yang berselang-seling, yang tidak dapat dibedakan di permukaan bawah, dan lenyap menuju ujung yang gelap. Panjang kepala dan tubuhnya sekitar 35 in (89 cm) dengan ekor sepanjang 25 in (64 cm). Tengkorak dengan palatum durum banyak terbentuk ke belakang, namun sebaliknya menyerupai Paradoxurus hermaphroditus. Giginya berbeda dari semua spesies Paradoxurus karena 2 seri pipinya sejajar daripada divergen luas ke arah belakang.[3]
Distribusi dan habitat
suntingMusang sulawesi tercatat berada di hutan dataran rendah, hutan montane atas dan bawah, semak belukar dan dekat pertanian.[4] Mereka tampak lebih umum di hutan daripada di daerah pertanian. Meskipun tampaknya generalis sehingga mungkin dapat mentoleransi beberapa derajat habitat yang terganggu, tidak ada bukti yang baik bila populasi itu dapat bertahan tanpa hutan lebat.[5]
Ekologi dan perilaku
suntingMusang sulawesi adalah omnivora yang memakan mamalia kecil, buah, dan rumput. Kadang-kadang, musang sulawesi memakan burung dan hewan pertanian. Kisaran tempat tinggalnya diperkirakan sekitar 150 ha (0,58 sq mi).[5]
Rujukan
sunting- ^ a b Meijaard, E., MacKinnon, J., Jennings, A. P. and Veron, G. (2008). "Macrogalidia musschenbroekii". IUCN Red List of Threatened Species. Version 2012.2. International Union for Conservation of Nature.
- ^ Wozencraft, W. C. (2005-11-16). Wilson, D. E., and Reeder, D. M. (eds), ed. Mammal Species of the World (edisi ke-3rd edition). Johns Hopkins University Press. hlm. 550. ISBN 0-8018-8221-4.
- ^ Lydekker, R. (1896). A Hand-book to the Carnivora, Part I. Cats, Civets, and Mungooses. Edward Lloyd, Limited, London
- ^ Wemmer, C. and Watling, D. (1986). Ecology and status of the Sulawesi palm civet. Biological Conservation 35: 1–17.
- ^ a b Lee, R. J., Riley, J., Hunowu, I. and Maneasa, E. (2003). The Sulawesi palm civet: Expanded distribution of a little known endemic viverrid. Oryx 37: 378–381.