Muntai, Bantan, Bengkalis

desa di Kabupaten Bengkalis, Riau

Muntai adalah nama salah satu desa yang terletak di kecamatan Bantan, kabupaten Bengkalis, provinsi Riau, Indonesia.

Muntai
Negara Indonesia
ProvinsiRiau
KabupatenBengkalis
KecamatanBantan
Kode pos
28754
Kode Kemendagri14.03.02.2009 Edit nilai pada Wikidata
Luas9,37 km²
Jumlah penduduk1873 jiwa
Kepadatan- jiwa/km²
Peta
PetaKoordinat: 1°30′39.600″N 102°23′49.200″E / 1.51100000°N 102.39700000°E / 1.51100000; 102.39700000


Pranala luar

sunting

Muntai terletak di bagian Timur Pulau Bengkalis merupakan sebuah desa atau kampong yang aman dan permai,berhadapan dengan Selat Malaka. Pulau Bengkalis termasuk kedalam daerah provinsi Riau. pulau Bengkalis secara keseluruhan lebih dikenal dengan nama Tanjung Jati. begitu juga dengan Desa Muntai, jika dilihat dalam peta Indonesia nama Tanjung Parit lebih dikenal orang dari pada nama muntai itu sendiri.

Sejarah

sunting

Ditinjau dari sudut geografi maka Tanjung Jati yang terletak diujung pulau Bengkalis dan Tanjung Parit Muntai yang terletak di pangkal pulau Bengkalis merupakan kawasan yang paling strategis sebagai tempat persinggahan para pelaut dan pengembara pada masa silam. disamping itu, kedua kawasan ini berhadapan dengan selat melaka atau semenanjung malaysia. sehingga tidak heranlah suatu ketika dulu antara penduduk muntai atau bengkalis secara keseluruhan, siak dan bantan dengan penduduk johor, melaka dan pahang saling berkunjung dan bahkan menetap membuat perkampungan dalam kawasan -kawasan ini.

Menurut keterangan sebagian masyarakat yang menyimpan sejarah Riau dan orang yang hidup pada zaman penjajahan Belanda dan Jepang, Muntai merupakan tempat laluan dan siimpanan senjata untuk kegunaan pahlawan Indonesia yang dimasukkan dari singapura.ini menunjukkan bahwa Muntai menyimpan 1001 misteri kenangan.

Geografi

sunting

ditinjau dari sudut geografi maka tanjung jati yang terletak diujung pulau Bengkalis dan Tanjung Parit Muntai terletak di pangkal Pulau Bengkalis merupakan kawasan yang paling strategis sebagai tempat persinggahan para pelaut dan pengembara pada masa silam. disamping itu kedua kawasan ini berhadapan dengan Selat Malaka atau semenanjung Malaysia. sehingga tidak heranlah suatu ketika dahulu antara penduduk Muntai dan Bengkalis secara keseluruhan, Siak dan baantan dengan penduduk Johor, Malaka dan pahan saling berkunjung dan bahkan menetap membuat perkampungan dalam kawasan-kawasan ini.

prasasti

sunting

Di daerah Tanjung parit Muntai didapat dua buah tugu, masing-masing peninggalan Belanda dan Jepang. kehadiran dua tugu ini tidak ramai diketahui oleh penduduk, baru setelah mendaratnya helikopter di Tanjung Parit awal tahun tujuh puluhan (1971) penduduk Muntai mengetahui ada tugu atau prasasti yang ditanam di Tanjung Parit. satu lagi perkaraa misteri yang menjadi tanda tanya bagi pendudduk yang masih belum terjawab sampai sekarang.

setengah orang mengatakan bahwa di Muntai suatu ketika dulu meruakan suatu tempat tinggal persinggahan orang asli. jika di Jambi kita temui Prasati TtalangTtu, maka di Muntai tempat terletakn a Prasasti Talang Mamak, Talang Mamak merupakan salah satu suku asli yyang ada di daera Riau ini. kebenaraan tentang wujud prasasti yang mengalami erosi menyebabkan prasasti dan tugu-tugu yang disebutkan tadi telah hanyut ke laut.

dari adanya tugu-tugu di atas tadi membuktikan bahwa Muntai merupakan tempat yang memiliki potensi besar serta memiliki khazana yang masih tersembunyi. bahkan Haji Ibrahim Bin Abu Bakar (wafat 1969) pernah mengatakan bahwa Muntai pada masa akan datang akan menjadi Mutiara.

Pemerintahan

sunting

pelaksanaan kepemimpinan di Muntai in dengan dipegang oleh seorang penghulu diperkirakan tahun 1885. penghulu pertama kedua dan ketiga merupakan orang melayu yang telah menetap di Muntai. sedangkan penghulu keempat, kelima hingga sekarang dipegang oleh melayu berketurunan dari Muar johor.

  • Penghulu pertama, Abu memerintah lebih kurang dari 1885-1910
  • Pegnhulu kedua, Din bin Abu dari tahun 1910-1930
  • Penghulu ketiga, Mat Bujang dari tahun 1930-1938
  • penghulu keempat, Kamsar dari tahun 1938-1959
  • penghhulu kelima, Nasroen bin haji Umar dari tahun 1959-1989
  • penghulu keenam, Sabari bin Haji Mokkhtar Jiman dari tahun 1990 - 2005
  • penghulu ketujuh. Naim 2005 -2006
  • penghulu kedelapan, Junaidi dari tahun 2006 - 2017
  • penghulu kesembilan, Muhammad Nurin, S.Pd.I 2018 sampai sekarang