Mujirun
Artikel ini sudah memiliki referensi, tetapi tidak disertai kutipan yang cukup. |
Mujirun (lahir 26 November 1958) adalah seorang engraver ternama dari Indonesia. Selama karirnya di Peruri, ia telah menciptakan banyak karya yang menggambarkan wajah para pemimpin dan pahlawan, serta pemandangan alam Indonesia yang kemudian menjadi bagian dari desain uang kertas rupiah di Indonesia.
Mujirun | |
---|---|
Lahir | 26 November 1958 Yogyakarta, Indonesia[1] |
Dikenal atas | Pelukis uang kertas Rupiah Indonesia |
Suami/istri | Siti Julaeha |
Karir
suntingMujirun mulai bekerja di Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri) tahun 1979 saat ia masih kuliah tingkat akhir di Sekolah Seni Rupa Indonesia (SSRI) Yogyakarta. Saat itu Peruri sedang mencari calon engraver atau pengukir gambar yang memang diperlukan dalam proses pembuatan uang kertas. Mujirun disiapkan sebagai tenaga muda untuk mendampingi senior engraver di Peruri yang bernama Sajirun. Mujirun pun kemudian hijrah ke ibu kota. Tapi, ia tak bisa langsung mengaplikasikan karyanya di Peruri. Ia harus menjalani pendidikan seni lagi hingga ke luar negeri.
Mujirun berkesempatan untuk menempuh pendidikan di Swiss, Italia, Inggris, Hungaria dan Malaysia. Selain itu, selama dua tahun ia belajar gravir di kantor dengan instruktur lulusan Belanda. Juga berkesempatan belajar di ISI serta ITB guna memperdalam teknik engraving pada uang kertas.[1]
Karya
suntingKarya pertamanya adalah gambar sosok pahlawan Teuku Umar yang digunakan pada uang kertas Rp5.000.[butuh rujukan] Mujirun juga terpilih untuk menggarap gambar uang seri “Pak Harto Mesem”.[2] Gambar sketsa wajah Soeharto karya Mujirun dan karya seorang engraver dari Australia terpilih untuk diserahkan ke Sekretariat Negara.[2] Pihak Istana Negara menjatuhkan pilihan pada karya Mujirun dan gambar itulah yang kemudian menghiasi uang peringatan khusus Rp50.000 yang diterbitkan pada tahun 1995.
Selain itu, ada beberapa karya Mujirun lain yang cukup fenomenal. Di antaranya, gambar pahlawan Sisingamangaraja XII di uang Rp1.000 (keluaran 1987), gambar rusa timor untuk uang Rp500 (1988), gambar anak Gunung Krakatau untuk uang Rp100 (1991), gambar Gunung Kelimutu untuk uang Rp5.000 (1991), Ki Hajar Dewantara di uang kertas Rp20.000 (1998), Paskibraka di uang Rp50.000 (1999), gambar Kapitan Pattimura pada uang kertas Rp1.000, gambar Pulau Maitara dan Tidore Rp1.000, serta Tuanku Imam Bonjol Rp5.000 (ketiganya keluaran 2001).[2]
Mujirun jugalah yang membuat gambar pahlawan Oto Iskandar Di Nata pada uang kertas Rp20.000 yang dikeluarkan pada tahun 2004. Sebelum pensiun, pria 55 tahun itu membuat gambar I Gusti Ngurah Rai untuk uang pecahan Rp50.000 keluaran 2009. Pada tahun 2009, Mujirun mengajukan pensiun dini dari Peruri.[butuh rujukan]
Kehidupan pribadi
suntingMujirun dan istri dikaruniai 2 anak laki-laki dan 3 anak perempuan. Anak sulungnya mengikuti jejak ayahnya belajar seni rupa di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.[butuh rujukan]
Referensi
sunting- ^ a b "Mujirun, Sang Maestro Desain Rupiah Era '70an hingga '90-an". sampaijauh.com. Diakses tanggal 18 November 2023.
- ^ a b c Laucereno, Sylke Febrina. "Mengenal Mujirun, Pelukis Uang 'Soeharto Mesem'". detikfinance. Diakses tanggal 20 November 2023.
- http://www.jpnn.com/read/2013/06/10/176032/Bangga-Kalahkan-Seniman-Australia-Menggambar-Pak-Harto-Mesem- Diarsipkan 2016-06-01 di Wayback Machine.
- http://riaurealita.com/mobile/detailberita/946/mengenal-sosok-pak-mujirun-sang-pelukis-mata-uang-rupiah
- http://www.goodnewsfromindonesia.org/2016/01/27/pria-asal-yogyakarta-salah-satu-maestro-dibalik-desain-uang-rupiah Diarsipkan 2016-05-04 di Wayback Machine.