Mrawan, Mayang, Jember

desa di Kabupaten Jember, Jawa Timur
(Dialihkan dari Mrawan, mayang, jember)


Mrawan adalah desa di kecamatan Mayang, Jember, Jawa Timur, Indonesia.

Mrawan
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
KabupatenJember
KecamatanMayang
Kode pos
68182
Kode Kemendagri35.09.26.2001 Edit nilai pada Wikidata
Luas... km²
Jumlah penduduk... jiwa
Kepadatan... jiwa/km²
Peta
PetaKoordinat: 8°12′29″S 113°44′57″E / 8.20806°S 113.74917°E / -8.20806; 113.74917

Demografi

sunting

Desa Mrawan mempunyai luas wilayah ± 1145 Ha yang terdiri dari 5 dusun, yaitu: Dusun Lengkong Barat, Dusun Lengkong Toko, Dusun Gumuk Suda, Dusun Rowo dan Dusun Pringtali. Dusun Lengkong Barat terbagi menjadi 3 RW dan 10 RT, Dusun lengkong Toko terbagi menjadi 6 RW dan 16 RT, Dusun Gumuk Suda terbagi menjadi 2 RW dan 6 RT, Dusun Rowo 5 RW dan 15 RT dan Dusun Pringtali terbagi menjadi 2 RW dan 9 RT.

Sejarah

sunting

Pada mulanya, wilayah desa Mrawan sekarang merupakan hutan belantara yang banyak ditumbuhi bambu. Bambu atau pering tali (Gigantochloa apus) di daerah tersebut dapat digunakan sebagai tali.

Sekitar tahun 1900-an, seseorang bernama cempleng berserta lima orang pengikutnya, yaitu Geni, Mursadik, Kadiman, Madin, dan Kebun, menebang pohon di daerah hutan tersebut. Di tengah hutan, terdapat pohon beringin yang sangat besar dan rindang. Cempleng dan kelima pengikutnya ingin menebang pohon beringin tersebut, tetapi setelah seharian pohon tersebut masih belum tumbang. Kelimanya memilih untuk pulang dan kembali lagi keesokan harinya, tetapi kejadian serupa kembali terjadi sehingga mereka hampir putus asa.

Tiba-tiba muncul seorang gadis (Jawa: perawan) berkulit dan berbaju putih yang memberi petunjuk. Sebelum memotong pohon, mereka harus membuat sesajen untuk selamatan. Mereka juga disuruh mengambil sebatang pohon bambu untuk dijadikan syarat sesajen. Setelah itu, gadis tersebut menghilang.

Selanjutnya, Cempleng melaksanakan selamatan kemudian memotong bambu untuk dibuat tali sebagai alat untuk merobohkan pohon beringin tersebut. Setelah berhasil, Cempleng mengatakan kepada kelima temannya bahwa daerah ini nantinya akan diberi nama Desa Merawan Peringtali, berasal dari kata perawan dan pering tali. Sekitar tahun 1972, nama desa berubah menjadi Desa Mrawan. Masyarakat setempat hingga sekarang menjuluki Cempleng dan kelima temanya sebagai kakek pembabat hutan (Jawa: babat alas) Desa Mrawan.

Mata pencaharian penduduk

sunting

Wilayah Mrawan merupakan dataran rendah yang terdiri dari lahan pertanian teknis dan lahan tadah hujan. Kondisi alam yang subur tersebut membuat sebagian besar masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani. Namun, saat musim kemarau tiba, banyak lahan yang tidak bisa ditanami karena mengalami kekeringan. Pada saat demikian, banyak ibu rumah tangga yang bekerja menjadi kuli gudang di tempat yang lain.

Pranala luar

sunting