Monyet rhesus (Macaca mulatta), yang juga disebut Macaque Rhesus, adalah salah satu spesies monyet Dunia Lama yang paling terkenal. Monyet ini banyak terdapat di Afganistan hingga ke India utara dan Tiongkok selatan. Monyet rhesus bersifat dimorfis secara seksual. Monyet rhesus jantan dewasa tingginya rata-rata sekitar 53 cm. Dan beratnya rata-rata 7,7 kg. Monyet betinanya lebih kecil, tingginya rata-rata 47 cm dan beratnya 5,3 kg. Warnanya coklat atau kelabu dan mukanya berwarna merah jambu dan biasanya penuh dengan bulu. Panjang ekor mereka sedang, rata-rata antara 20,7 dan 22,9 cm.

Monyet rhesus[1]
Klasifikasi ilmiah Sunting klasifikasi ini
Domain: Eukaryota
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Primata
Subordo: Haplorhini
Infraordo: Simiiformes
Famili: Cercopithecidae
Genus: Macaque
Spesies:
M. mulatta
Nama binomial
Macaque mulatta
(Zimmermann, 1780)
Penyebaran monyet rhesus

Dalam ilmu pengetahuan

sunting

Monyet rhesus dikenal di dunia ilmu pengetahuan karena mereka mudah dipelihara di penangkaran dan telah banyak dimanfaatkan dalam penelitian medis dan biologis. Namanya telah digunakan untuk Faktor rhesus, salah satu unsur dalam golongan darah manusia, oleh penemu faktor ini, Karl Landsteiner dan Alexander Wiener. Monyet rhesus juga digunakan dalam percobaan-percobaan terkenal tentang deprivasi ibu (keadaan tanpa induk) yang dilaksanakan pada 1950-an oleh psikolog perbandingan Harry Harlow. NASA mengirim rhesus ke luar angkasa pada 1950-an dan 1960-an, dan program antariksa Soviet/Rusia mengirim mereka ke luar angkasa, yang terakhir pada 1997 dalam misi Bion.

Pada Januari 2000, monyet rhesus menjadi primata pertama yang diklon dengan lahirnya Tetra. Pada Januari 2001 ANDi dilahirkan, primata transgenis pertama; ANDi membawa gen-gen asing, yang aslinya berasal dari ubur-ubur.

Penelitian tentang genome monyet rhesus diselesaikan pada 2007,[3] dan menjadikan monyet rhesus primata non-manusia kedua yang genomenya berhasil diurutkan. Studi [4] ini memperlihatkan bahwa manusia dan monyet ini sama-sama memiliki sekitar 93% dari urutan DNA mereka dan memiliki nenek moyang bersama kira-kira 25 juta tahun yang lalu.

Meskipun kebanyakan studi tentang monyet rhesus dilakukan di berbagai lokasi di India utara, sebagian dari pengetahuan kita tentang perilaku alamiah dari spesies ini berasal dari studi-studi yang dilakukan di sebuah koloni yang didirikan oleh Pusat Penelitian Primata Karibia dari Universitas Puerto Riko di pulau Cayo Santiago, di lepas pantai Puerto Riko. Di pulau ini tidak ada predator, dan manusia tidak diizinkan datang ke situ kecuali sebagai bagian dari program-program penelitian ini. Makanan untuk koloni ini disediakan, tetapi sekitar 50% dari makanannya berasal dari alam terbuka yang harus dicari sendiri. Di tempat-tempat yang lebih terkontrol, monyet-monyet ini sering kali menikmati Fig Newton dan aprikot, dan khususnya gemar “mengumpulkan” sejumlah besar marshmallow.

Di alam bebas

sunting

Monyet rhesus yang hidup di tempat yang sangat kering dan terbuka, dapat pula ditemukan di padang rumput, di hutan-hutan dan wilayah pegunungan hingga ketinggian 2.500 meter di atas permukaan laut. Monyet rhesus adalah perenang yang baik dan dikabarkan senang berenang. Monyet ini terkenal karena kecenderungannya untuk pindah dari daerah pedesaan ke perkotaan, dan hidup dari pemberian atau makanan-makanan yang dibuang oleh manusia. Ia dijadikan binatang peliharaan di beberapa tempat, dan dianggap dapat mengancam kesehatan dan keamanan umum.

Perkawinan tidak terbatas pada musim-musim tertentu. Kehamilan berlangsung antara 135-194 hari. Monyet betina menjadi dewasa pada usia tiga tahun, sementara jantan pada usia empat tahun. Jangka hidup monyet rhesus di penangkaran kira-kira 15-20 tahun untuk jantan dan 20-25 tahun untuk betina. Monyet-monyet ini jarang hidup lebih dari 15 tahun di alam bebas.

Monyet rhesus adalah binatang siang (diurnal) yang hidup di pohon-pohon maupun di permukaan tanah. Umumnya ia herbivora dan memakan daun-daunan dan daun pinus, akar-akaran, dan kadang-kadang serangga atau binatang-binatang kecil. Monyet ini mempunyai pipi yang khusus seperti kantung, yang memungkinkannya menimbun makanannya. Bahan makanan yang sudah dikumpulkan akan dimakannya belakangan di daerah yang aman.

Menurut Melnick, Hoelzer, Absher, dan Ashley, "Monyet rhesus mempunyai penyebaran geografis yang terluas di antara semua primata non manusia," menghuni tempat-tempat dengan berbagai ketinggian di seluruh Asia Tengah, Selatan dan Tenggara.

Perilaku dan reproduksi

sunting

Seperti semua monyet lainnya, gerombolan monyet rhesus terdiri atas campuran jantan dan betina. Gerombolan ini dapat terdiri hingga 180 ekor monyet, tetapi rata-rata jumlahnya 20 ekor. Monyet betina dapat lebih banyak jumlahnya dibandingkan monyet jantan dengan rasio 4:1. Hierarki sosialnya juga bersifat matriarkal, peringkatnya tergantung pada betina yang memimpin. Pemeliharaan atas monyet-monyet muda dan tugas-tugas pengawasan wilayah dibagi di antara rombongan. Sementara monyet-monyet betina biasanya hidup damai, jantannya biasanya sering ribut di antara mereka sendiri. Monyet rhesus dicirikan sebagai monyet yang ramai. Monyet-monyet yang menemukan makanan biasanya akan mengumumkan hal ini dengan panggilan-panggilan yang khas, meskipun ada yang mengatakan bahwa monyet-monyet muda atau yang rendahan kadang-kadang akan berusaha menghindari hal itu apabila temuan mereka tidak diketahui

Klasifikasi

sunting

Ada beberapa sub spesies dari Monyet rhesus:[1]

  • Macaca mulatta mulatta
  • Macaca mulatta villosa
  • Macaca mulatta vestita
  • Macaca mulatta lasiota
  • Macaca mulatta sanctijohannis
  • Macaca mulatta brevicauda

Rujuukan

sunting
  1. ^ a b Groves, C.P. (2005). Wilson, D.E.; Reeder, D.M., ed. Mammal Species of the World: A Taxonomic and Geographic Reference (edisi ke-3). Baltimore: Johns Hopkins University Press. hlm. 163. ISBN 0-801-88221-4. OCLC 62265494. 
  2. ^ Eudey et al (2000). Macaca mulatta. 2006 IUCN Red List of Threatened Species. IUCN 2006. Diakses 2006-05-09.
  3. ^ Zahn, L. M., Jasny, B. R., Culotta, E., and Pennisi, E. (2007-04-13). "A Barrel of Monkey Genes". Science. 316 (5822): 215. DOI:10.1126/science.316.5822.215. 
  4. ^ "DNA sequence of Monyet rhesus has evolutionary, medical implications" (Siaran pers). Human Genome Sequencing Center. 13 April 2007. Diakses tanggal 2007-04-15. 

Pranala luar

sunting