Mioma uteri

tumor jinak yang tumbuh pada otot atau jaringan ikat di rahim

Mioma uteri, leiomioma uteri, atau fibroid uterus adalah tumor jinak rahim yang sering timbul pascamelahirkan. Leiomioma tidak memiliki potensi untuk berkembang menjadi kanker. Ukurannya bervariasi, dari ukuran yang sangat kecil yang tidak terdeteksi dengan pemeriksaan ultrasonografi hingga yang ukurannya sangat besar hingga menambah volume rahim dan penderita tampak seperti sedang hamil tua.[2][3][4][5]

Leiomioma Uteri
Leiomioma uteri yang terlihat pada laparaskopi
Informasi umum
Nama lainUterus fibroid, mioma uteri, mioma, fibromioma, fibroleiomioma
SpesialisasiGinekologi
PenyebabTidak diketahui
Faktor risikoRiwayat keluarga, obesitas, daging merah
Aspek klinis
Gejala dan tandanyeri atau haid berlebih
KomplikasiInfertilitas
Awal munculPertengahan usia produktif
DiagnosisPemeriksaan pelvis, pencitraan dengan modalitas
Kondisi serupaLeiomiosarcoma, kehamilan, kista ovarium, kanker ovarium[1]
PerawatanMedikamentosa, operasi, embolisasi arteri uterus
PengobatanIbuprofen, parasetamol (asetaminofen), suplemen zat besi, agonis hormon pelepas gonadotropin
PrognosisAkan sembuh saat menopause

Gejalanya adalah menstruasi yang berlebihan, menstruasi yang lebih dari 1 minggu, nyeri panggul, sering buang air kecil dan konstipasi.[2][3][4][5]

Penyebab pasti kondisi ini belum diketahui, tetapi dicurigai faktor hormonal, perubahan genetik, faktor pertumbuhan, matriks ekstraseluler berperan dalam proses terjadinya.[2][3][4][5]

Jumlah penderita belum diketahui secara akurat karena banyak yang tidak merasakan keluhan sehingga tidak segera memeriksakannya ke dokter, tetapi diperkirakan sekitar 20-30% terjadi pada wanita berusia di atas 35 tahun.

Riwayat penyakit

sunting

Asal mulanya penyakit mioma uteri berasal dari otot polos rahim. Beberapa teori menyebutkan pertumbuhan tumor ini disebabkan rangsangan hormon estrogen. Pada jaringan mioma jumlah reseptor estrogen lebih tinggi dibandingkan jaringan otot kandungan (miometrium) sekitarnya sehingga mioma uteri ini sering kali tumbuh lebih cepat pada kehamilan (membesar pada usia reproduksi) dan biasanya berkurang ukurannya sesudah menopause (mengecil pada pascamenopause)

Sering kali tumor jinak rahim ke arah rongga ini membesar dan bertumbuh keluar dari mulut rahim. Tumor yang ada dalam rahim dapat tumbuh lebih dari satu, teraba seperti kenyal, bentuknya bulat dan berbenjol-benjol sesuai ukuran tumor. Beratnya bervariasi, mulai dari beberapa gram saja, tetapi bisa juga mencapai 5 kilogram atau lebih.

Berdasarkan lokasinya mioma uteri dibagi dalam tiga jenis:

  1. Pertumbuhan tetap di dalam dinding rahim
  2. Pertumbuhan ke arah rongga rahim
  3. Pertumbuhan ke arah permukaan dinding rahim

Gejala dan tanda

sunting

Sebagian penyakit ini ditemukan secara kebetulan pada saat pemeriksaan panggul rutin. Gejala yang timbul bergantung pada lokasi dan besarnya tumor, namun yang paling sering ditemukan adalah:

  • Perdarahan yang banyak dan lama selama masa haid ataupun di luar masa haid.
  • Rasa nyeri karena tekanan tumor dan terputarnya tangkal tumor, serta adanya infeksi di dalam rahim.
  • Penekanan pada organ di sekitar tumor seperti kandung kemih, ureter, rektum atau organ rongga panggul lainnya, menimbulkan gangguan buang air besar dan buang air kecil, pelebaran pembuluh darah vena dalam panggul, gangguan ginjal karena pembengkakan tangkai tumor.
  • Gangguan sulit hamil karena terjadi penekanan pada saluran indung telur.
  • Pada bagian bawah perut dekat rahim terasa kenyal.

Sering kali penderita merasa nyeri akibat miom mengalami degenerasi atau kontraksi uterus berlebihan pada mioma yang tumbuh ke dalam rongga rahim. Pasangan suami istri sering kali sulit untuk punya anak (infertilitas) disebabkan gangguan pada tuba, gangguan implantasi pada endometrium, penyumbatan, dan sebagainya.

Mioma Uteri dapat mengganggu kehamilan dengan dampak berupa kelainan letak bayi dan plasenta, terhalangnya jalan lahir, kelemahan pada saat kontraksi rahim, pendarahan yang banyak setelah melahirkan dan gangguan pelepasan plasenta, bahkan bisa menyebabkan keguguran.

Sebaliknya, kehamilan juga bisa berdampak memperparah Mioma Uteri. Saat hamil, Mioma Uteri cenderung membesar, dan sering juga terjadi perubahan dari tumor yang menyebabkan perdarahan dalam tumor sehingga menimbulkan nyeri. Selain itu, selama kehamilan, tangkai tumor bisa terputar.

Metode penanganan

sunting

Bila tumor berukuran kecil dan tidak membesar, cukup dilakukan pemeriksaan rutin setiap 3-6 bulan sekali, pengecilan tumor sementara dengan obat-obatan GnRH analog, mioma memiliki lapisan kapsul yang tegas, dapat dipisahkan/dikupas dari massa tumornya. Jika terjadi komplikasi dan timbul perdarahan, perlu diberikan transfusi darah dan obat penghilang rasa nyeri. Tindakan operasi dilakukan jika tumor membesar dan bila timbul gejala penekanan dan nyeri dan perdarahan yang terus menerus.

Operasi pembedahan: dengan histerektomi (pengangkatan kandungan) jika tidak ada rencana hamil lagi, atau miomektomi (mengangkat miomnya saja) pada usia reproduksi/masih rencana hamil. Namun jika massa tumor terlalu besar atau luas, kadang tidak memungkinkan hanya dilakukan pengangkatan massa tumor, sehingga tetap dilakukan histerektomi.

Rujukan

sunting
  1. ^ Ferri, Fred F. (2010). Ferri's differential diagnosis : a practical guide to the differential diagnosis of symptoms, signs, and clinical disorders (edisi ke-2nd). Philadelphia, PA: Elsevier/Mosby. hlm. Chapter U. ISBN 978-0323076999. 
  2. ^ a b c "Uterine Fibroids: Pain, Symptoms, Causes, Surgery & Treatment". eMedicineHealth (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-03-09. 
  3. ^ a b c "What Are Uterine Fibroids?". WebMD (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-03-09. 
  4. ^ a b c "Uterine fibroids - Symptoms and causes". Mayo Clinic (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-03-09. 
  5. ^ a b c "Uterine Fibroid Symptoms, Treatment, Causes & Surgery". MedicineNet (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2020-03-09.