Mesin hidraulik
Mesin hidraulik menggunakan cairan tenaga fluida untuk melakukan pekerjaan. Alat atau kendaraan konstruksi berat adalah contoh yang umum. Pada mesin jenis ini, fluida hidraulik dipompa ke berbagai macam motor hidraulik dan silinder hidraulik yang ada di seluruh mesin sehingga memiliki tekanan yang sesuai dengan tahanan yang ada. Fluida dikendalikan secara langsung atau otomatis oleh katup kendali dan didistribusikan melalui selang, tabung, dan/atau pipa.
Sistem hidraulik, seperti juga sistem pneumatik, didasarkan pada hukum Pascal yang menyatakan bahwa tekanan apa pun yang diterapkan pada fluida di dalam sistem tertutup akan mentransmisikan tekanan itu secara merata ke mana-mana dan ke segala arah. Sistem hidraulik menggunakan cairan yang tidak dapat dimampatkan sebagai fluida, bukan gas yang dapat dikompresi.
Popularitas mesin hidraulik disebabkan oleh jumlah daya yang sangat besar yang dapat ditransfer melalui tabung kecil atau selang fleksibel, dan kepadatan daya tinggi serta beragam aktuator yang dapat memanfaatkan daya ini, selain itu penggandaan kekuatan yang sangat besar yang dapat dicapai dengan menerapkan tekanan pada area yang relatif besar. Salah satu kelemahannya, dibandingkan dengan mesin yang menggunakan roda gigi dan poros, adalah bahwa setiap transmisi daya mengakibatkan beberapa kerugian karena hambatan aliran fluida melalui pipa.
Tenaga hidraulik juga digunakan untuk elevator, mengoperasikan kunci saluran dan memutar bagian jembatan.[1][2] Beberapa dari sistem ini tetap digunakan hingga abad ke-20.
Referensi
sunting- ^ McNeil, Ian (1990). An Encyclopedia of the History of Technology . London: Routledge. hlm. 961. ISBN 978-0-415-14792-7.
- ^ Hunterf, Louis C.; Bryant, Lynwood (1991). A History of Industrial Power in the United States, 1730-1930, Vol. 3: The Transmission of Power . Cambridge, Massachusetts, London: MIT Press. ISBN 978-0-262-08198-6.
{mesin-stub}}