Merah Putih Di Langit Sanga-sanga

Merah Putih di Langit Sanga-sanga adalah roman sejarah yang di tulis oleh Djumri Obeng, sasatrawan asal Kalimantan Timur.[1] Merah Putih di Langit Sanga-sanga mengambil latar belakang kisah kepahlawanan dalam Peristiwa Merah Putih yang terjadi pada tanggal 27 Januari 1947 di Kecamatan Sanga-sanga, Kabupaten Kutai Kartanegara. Buku ini pertama kali diterbitkan oleh PT. Puspa Swara pada Desember 1995.[2]

Merah Putih Di Langit Sanga-sanga
Merah Putih Di Langit Sanga-sanga
PengarangDjumri Obeng
Perancang sampulHerman Firdaus
NegaraIndonesia Indonesia
BahasaBahasa Indonesia
GenreRoman Sejarah
PenerbitPT. Puspa Swara
Tanggal terbit
Desember 1995
Halaman293
ISBNISBN 9798312953

Latar Belakang

sunting

Merah Putih di Langit Sanga-sanga ditulis dengan latar belakang peristiwa sejarah perlawanan rakyat Indonesia terhadap kolonialisme Belanda pada masa pasca kemerdekaan. Dari catatan sejarah, perjuangan masyarakat Sanga-sanga untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia terjadi pada tanggal 27 Januari 1947.[3]

Peristiwa heroik yang lebih dikenal sebagai Peristiwa Merah Putih di Sanga-Sanga mengusir kolonial dari tanah Indonesia menjadi kisah sentral dalam buku roman sejarah karya Djumri Obeng ini.[3] Mengapa penulis mengambil epik Peristiwa Merah Putih di Sanga-sanga menjadi alur sentral dalam bukunya, sebab menurut penulis cerita tersebut menggambarkan betapa kemerdekaan Indonesia itu bukanlah barang gratis yang diberikan penjajah Belanda kepada Indonesia, tetapi merupakan hasil perjuangan anak-anak bangsa Indonesia dengan penuh pengorbanan, cucuran keringat, air mata, darah bahkan nyawa.[4] Dengan mengangkat Peristiwa Merah Putih di Sanga-sanga kedalam roman sejarah Djumri Obeng ingin generasi muda bangsa ini mengerti dan menghargai sejarahnya. Selain itu juga dapat memberikan semangat positif bagi generasi muda untuk dapat mengisi kemerdekaan dengan penuh semangat dan tanggung jawab.[4]

Roman Sejarah

sunting

Buku ini adalah sebuah roman sejarah yang berlatar belakang tentang perebutan kekuasaan dari tangan Belanda ke tangan BPRI (Barisan Pembela Republik Indonesia), yang perlu di pahami pada karya roman sejarah karya Djumri Obeng ini adalah, buku ini merupakan karya sastra, maka yang harus di ingat pertama kali oleh pembaca tentunya di dalamnya ada bagian-bagian yang tidak mutlah sebagai peristiwa sejarah, adapula tokoh maupun cerita yang hasil imajinasi penulis.[5] hal tersebut dilakukan hanya sebagai cara penulis untuk menghadirkan tulisan sastra yang menarik dan enak untuk dibaca.[5] Namun keberadaan alur cerita dan tokoh yang dimunculkan dalam buku ini tidak mengganggu dasar dari sejarah itu sendiri, sebab sebelumnya penulis juga telah melakukan wawancara kepada beberapa saksi hidup yang mengetahui Peristiwa Merah Putih di Sanga-sanga.[5]

Sinopsis

sunting

Figur sentral roman ini adalah Budiyono yang merupakan pelopor pejuang Barisan Pembela Republik Indonesia di Kota Sanga-sanga yang merupakan kota industri minyak saat itu.[1][4] Budiyono sebenarnya merupakan salah anggota tentara KNIL (Koninklijke Netherlands Indische Leger) yang membelot ke Republik Indonesia.[1] Bersama tokoh agama, guru, tokoh masyarakat, dan para pejuang dari Bugis, Banjar, Kutai mereka bersatu padu merebut kota Sanga-sanga dari tangan KNIL. Perjuangan mereka berhasil dan mereka bisa menduduki Kota Sanga-sanga selama beberapa hari.[1] Namun adanya mobilisasi dukungan tentara KNIL dari berbagai daerah seperti Balikpapan, samarinda, Sulawesi dll telah membuat BPRI kelabakan karena amunisi, peralatan dan logistik yang sangat terbatas.[1] Akhirnya tentara KNIL berhasil merebut kembali Sanga-sanga dan melakukan pembersihan yang menimbulkan banyak korban jiwa. Sebagian anggota BPRI kemudian hijrah ke daerah lain namun sebagian kecil BPRI tetap tinggal di Sanga-sanga, termasuk Budiono. Budiono sendiri akhirnya tertangkap dan mati secara ksatria di depan regu tembak KNIL.[1]

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d e f Situs Goodreads, diakses 21 April 2015
  2. ^ OPAC Katalog USU[pranala nonaktif permanen], diakses 21 April 2015
  3. ^ a b Situs Kutai Kartanegara.com, diakses 21 April 2015
  4. ^ a b c Kabar Indonesia.com, diakses 21 April 2015
  5. ^ a b c Pamusuk Eneste, (2000). Bibliografi Sastra Indonesia. Jakarta: Pamusuk Eneste & Yayasan Indonesiatera. Hal. 62