Menno Simmons (1496-1561) adalah seorang pemimpin Anabaptis di Belanda dan Jerman Utara.[1] Ia dilahirkan di Friesland, Belanda pada tahun 1496. Menno menjadi seorang imam tahun 1524.[1] Akan tetapi, meskipun ia seorang imam, perlahan-lahan ia mulai meragukan ajaran transubstansiasi.[1] Pada tahun 1534 di kota Munster terjadi pertumpahan darah akibat pengepungan kota yang dilakukan oleh kelompok Anabaptis revolusioner.[1] Peristiwa itu membuat Menno menjadi berani keluar dari kota tempat ia tinggal dan menjadi seorang pengkhotbah Anabaptis.[1] Ia kemudian membentuk jemaat-jemaat yang berdiri sendiri dengan masing-masing pemimpinnya.[1] Di Belanda, gerakan yang dilakukan Menno dapat diterima sehingga bisa mengalami perkembangan.[1] Pengikut-pengikut Menno kemudian disebut Mennonit.[1][2]

Menno Simons (1854)

Ia melayani selama dua puluh lima tahun dan banyak membuat tulisan.[1] Sama seperti tokoh-tokoh reformator lainnya, Menno Simons juga mendasarkan ajarannya pada Alkitab.[1] Baginya, Alkitab adalah tolok ukur yang paling tinggi bagi semua ajaran gereja.[1] Hanya saja, ia tidak sama dengan para reformator lainnya yang menghormati tulisan-tulisan Bapa-bapa Gereja Purba kecuali bila kebenarannya telah terbukti menurut Alkitab.[1] Ia menjadi salah satu contoh orang yang mengabaikan tradisi saat melakukan penafsiran Alkitab.[1]

Referensi

sunting
  1. ^ a b c d e f g h i j k l m {id} Tony Lane. 2007. Runtut Pijar:Sejarah Pemikiran Kristiani. Jakarta:BPK Gunung Mulia. hlm. 162-164.
  2. ^ {en} Williston Walker. 1918. A History of The Christian Church. New York: Charles Scribner's Sons. hlm. 375.

Pranala luar

sunting