Mata Golem adalah buku kedua dari The Bartimaeus Trilogy karya Jonathan Stroud.

Mata Golem
Sampul edisi Indonesia
PengarangJonathan Stroud
Judul asli'The Golem's Eye'
NegaraInggris
BahasaBahasa Indonesia (terjemahan)
SeriThe Bartimaeus Trilogy
GenreNovel fantasi
PenerbitGramedia Pustaka Utama (RI)
Hyperion Books (Amerika Serikat)
Tanggal terbit
Juli 2007
Tgl. terbit (bhs. Inggris)
2004
Halaman624
ISBNISBN ISBN 979-22-2963-9; 32207009 Invalid ISBN
Didahului olehAmulet Samarkand 
Diikuti olehGerbang Ptolemy 

Sinopsis

sunting

Sebagaimana keseluruhan Bartimaeus Trilogy, Mata Golem berlatar belakang London modern dalam suatu dunia alternatif di mana sihir adalah hal sehari-hari yang lumrah dan para penyihir adalah suatu kelompok bagian dari masyarakat. Penyihir dalam dunia novel ini merupakan kelompok yang menguasai pemerintahan, sementara para commoner (mereka yang tidak memiliki kemampuan sihir) dianggap sebagai masyarakat kelas dua. Karakter utama dalam kisah ini adalah Nathaniel, seorang penyihir yang bekerja di departemen dalam negeri. Rekan makhluk halusnya adalah jin jenaka bernama Bartimaeus yang sekaligus congkak dan penggerutu. Keduanya memulai pertualangan untuk menemukan rahasia dibalik resistensi para commoner dan makhluk misterius mengerikan yang menghantui London.

Ikhtisar plot

sunting

Buku ini dimulai dua tahun setelah peristiwa dalam Amulet Samarkand di mana Nathaniel menjadi murid magang dari Menteri Pertahanan Jessica Whitwell, dan bekerja sebagai asisten Menteri Dalam Negeri Julius Tallow. Secara luar biasa di usia sangat muda, empat belas tahun, ia telah menjadi pejabat resmi pemerintah dan penyihir yang cakap, namun ia sudah tidak mempergunakan lagi pelayannya yang pertama, jin Bartimaeus. Pada awal novel, Nathaniel sedang bekerja menangani masalah dari sebuah kelompok tak terlacak yang beranggotakan para commoner yang memberontak, yang dikenal sebagai the Resistance. Nathaniel, yang sekarang dikenal dengan nama John Mandrake, hanya mengetahui sangat sedikit fakta mengenai kelompok Resistance ini, termasuk nama dari tiga orang anggotanya: Kitty, Fred, dan Stanley. Ia mencoba untuk mencari ketiganya tetapi menemui kegagalan. Ia menyuruh beberapa makhluk halus tingkat bawah untuk menyamar sebagai commoner dan mengirimkan mereka untuk mencari kelompok Resistance, tetapi mereka pun gagal menemukan jejak kelompok itu.

Kitty Jones sedang berada dalam sebuah misi Resistance ketika sebuah pertunjukan drama The Swans of Araby sedang berlangsung di teater London yang mewah. Kitty merasa bimbang akan tujuannya bekerja untuk Resistance dan ia mulai teringat akan masa lalunya, dan akan alasan mengapa ia bergabung dengan kelompok itu. Ia teringat masa kecilnya di mana keluarganya tinggal di dekat sebuah keluarga Ceko yang memiliki pabrik yang mencetak buku-buku bagi para penyihir. Kitty sering bermain kriket dengan sahabatnya Jakob Hyrnek, putra dari keluarga itu. Suatu hari, bola yang dipukulnya secara tidak sengaja mengenai jendela mobil dari seorang penyihir yang sedang melintas. Penyihir itu turun dan memerintahkan jinnya untuk melakukan serangan sihir "Pasak Hitam" kepada Kitty dan Jakob.

Kitty dibangunkan dari lamunannya oleh dua kawan Resistance-nya, Fred dan Stanley, dan mereka meninggalkan teater menuju ke sebuah toko yang menjual karpet mewah penyihir. Mereka memasuki toko itu, mencuri beberapa dokumen dan benda-benda sihir, lalu membakar toko itu. Mereka kemudian kembali ke teater tepat pada waktunya dan dengan demikian menghindarkan diri dari kecurigaan.

Sesudah itu, toko-toko sihir utama di London dihancurkan; dan para penyihir yang dikirimkan untuk menyelidiki tempat itu seluruhnya tewas terbunuh. Nathaniel menyeldiki insiden ini dan menemukan bahwa enam polisi dan delapan makhluk halus terbunuh. Hampir seluruh pemerintahan menduga bahwa kelompok Resistance ada di balik serangan-serangan itu sementara Nathaniel berpikir sebaliknya.

Nathaniel dan masternya, Ms Whitwell, dipanggil untuk bertemu dengan perdana menteri. Ia memerintahkan Nathaniel untuk menemukan Resistance dan menghentikan kegiatan mereka. Nathaniel pulang ke rumahnya dan memutuskan untuk memanggil kembali Bartimaeus setelah kegagalan demi kegagalan dialaminya ketika menggunakan jin yang lain. Ia menyuruh Bartimaeus untuk mencari penyerang yang misterius itu, dan membunuhnya jika ia dapat.

Trivia

sunting
  • Pada salah satu bagian buku, Bartimaeus mengatakan mengenai seorang petapa yang hidup di padang pasir Yordania dan memakan madu dan akar-akaran. Ini kemungkinan adalah Yohanes Pembaptis.
  • Ketika di British Museum, Bartimaeus menggambarkan batu yang hendak dilemparkannya ke Golem sebagai batu yang tua dan memiliki tulisan di salah satu sisi dalam dua atau tiga bahasa. Ia menyimpulkan bahwa tulisan itu berguna untuk memberitahu pengunjung museum mengenai peraturan museum. Gambarannya mengenai batu itu cocok dengan Batu Rosetta yang ada di British Museum yang asli.

Pranala luar

sunting