Masjid Sulaimaniyah
Masjid Sulaimaniyah merupakan sebuah masjid raya yang berada di kawasan Deli Serdang, Sumatera Utara. Masjid ini merupakan masjid bersejarah yang didirikan pada tahun 1322 H/1901 M oleh Sultan Sulaiman Alamsyah (Sultan Serdang).[1]
Masjid Sulaimaniyah | |
---|---|
Agama | |
Afiliasi | Islam |
Lokasi | |
Lokasi | Jl. Mayjen H. T. Rizal Nurdin, Pantai Cermin Kanan, Kec. Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara |
Koordinat | 3.64105169461837, 98.97905774101345 |
Arsitektur | |
Gaya arsitektur | Gaya Melayu |
Didirikan | 1901 |
Spesifikasi | |
Kapasitas | 2000 jamaah |
Panjang | 40 meter |
Lebar | 100 meter |
Kubah | 2 |
Masjid ini dalam pendanaannya ditanggung oleh Sultan Serdang. Hampir seluruh bahan bangunan yang digunakan berasal dari dalam negeri, kecuali marmer yang dipesan dari luar negeri. Selepas wafatnya Sultan Serdang, pendanaan masjid tetap dilanjutkan pembiayaannya oleh keluarga sultan.[1]
Sejarah
suntingMasjid Raya Sulaimaniyah merupakan masjid peninggalan dari Kesultanan Serdang. Masjid ini juga dapat dikatakan sebagai salah satu pintu masuk untuk melihat jejak sejarah kejayaan kesultanan Serdang. Masjid ini didirikan oleh Sultan Sulaiman Syariful Alamsyah pada tahun 1901. Untuk pembangunan Masjid Sulaimaniyah sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1889. Sultan Syariful Alamsyah mendirikan Masjid Sulaimaniyah berbarengan dan seklaigus saat mendirikan Istana Draul Arif di Kraton Kota Galuh.[2]
Pada perkebangan selanjutnya, tepatnya pada tahun 1939, Sultan Serdang memberikan seluruh kekuasaanya termasuk didalamnya Masjid Raya Sulaimaniyah kepada Tengku haji Yafizham selaku Ketua Majelis Syar’I kerajaan Serdang. Lalu setelah itu, Tengku haji Yafizham memberikan kuasa kepada T.Lukman Sinar, T. Abu Nawar Sinar, T. Abu Kasim Sinar, dan T.Ziwar pada tahun 1964.[3]
Komplek makam
suntingDalam komplek Masjid Sulaimaniyah juga terdapat sebuah makam-makam para Sultan Serdang, yakninya makam Sultan Sulaiman Syariful Alamsyah beserta keturunannya. Selain dari Sultan Serdang beserta keturunannya, juga terdapat makam Ketua Majelsi Syar'i Kesultanan Serdang yaitu T. Fachruddin dan Tuanku Haji Yafizham, makam pemangku adat Kesultan Serdang, T. Abu Nawar Sinar dan Tuanku Lukman Sinar Basarsah II.[3]
Arsitektur
suntingArsitektur Masjid Sulaimaniyah memiliki arsitektur gaya Melayu. Bangunan masjid memiliki perpaduan warna kuning dan hijau. Pada bagian kubah masjid, berbentuk segi empat memanjang dan di atasnya terdapat bulan sabit dan bintang.[3]
Terdapat empat buah pilar besar di bagian dalam dan satu lampu hiasa di bagian tengah ruangan masjid. Di bawah langit masjid terdapat ornamen-ornamen kaligrafi ayat Al-Qur'an. Teras masjid ditopang dengan tiang-tiang kecil yang dihiasi oleh lampu yang mengililingi teras samping di bagian kiri dan belakang.[3]
Luas bangunan Masjid Sulaimaniyah pada saat ini adalah 40 x 100 meter persegi. Pada awal berdirinya luas masjid ini hanya seluas 20 x 20 meter persegi, namun karena jamaah yang selalu bertambang sehingga daya tampung masjid semakin sesak. Makanya, dalam perkembangannya luas bangunan masjid selalu di perluas, mulai dari tahun 1965 M bangunan masjid ini diperluas menjadi 26 m x 26 m hingga sampai pada luas bangunan saat ini.[1]
Masjid Sulaimaniyah memiliki dua kubah serta daya tampung masjid sekitar 2000 jamaah. Masjid ini juga memiliki perpustakaan dan sekolah madrasah dari tingkatan ibtidaiyah sampai ke tingkatan aliyah.[1]
Referensi
suntingDaftar Pustaka
sunting- Zein, Abdul Baqir (1999). Masjid-masjid Bersejarah di Indonesia. Jakarta: Gema Insani. ISBN 979-561-567-X.
- "Berdiri Sejak 1901, Intip Masjid Raya Sulaimaniyah Peninggalan Kasultanan Serdang". merdeka.com. 2023-05-03. Diakses tanggal 2024-03-17.
- KBA.ONE (2021-01-11). "Masjid Sulaimaniyah, Napak Tilas Sejarah Kesultanan Serdang". KBA.ONE. Diakses tanggal 2024-03-22.