Masjid Raya Kubang Putih
Masjid Kubang Putih atau Masjid Raya Kubang Putih terletak di Nagari Kubang Putih, Kecamatan Banuhampu, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Masjid ini berdiri sejak 1810 memakai nama tempat berdirinya. Bangunannya tidak mengalami banyak perbaikan kecuali beberapa kali pengecetan ulang.[1]
Masjid Kubang Putih | |
---|---|
Agama | |
Afiliasi | Islam |
Kepemimpinan | Wakaf |
Lokasi | |
Lokasi | Nagari Kubang Putih, Kecamatan Banuhampu, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Indonesia |
Arsitektur | |
Tipe | Masjid |
Gaya arsitektur | Kolonial |
Peletakan batu pertama | 1810 |
Spesifikasi | |
Panjang | 23,75 meter |
Lebar | 21,2 meter |
Menara | 1 |
Selain digunakan untuk aktivitas ibadah umat Islam, Masjid Kubang Putih dipusatkan untuk kegiatan masyarakat setempat. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia menetapkannya sebagai benda cagar budaya bersama beberapa masjid tua lain di Sumatera Barat, seperti Masjid Bingkudu di Agam, Masjid Rao Rao di Tanah Datar, dan Masjid Raya Ganting di Padang.[2]
Arsitektur
suntingDibangun pada tahun 1810, arstiketur Masjid Kubang Putih mengikuti arsitektur kolonial pada masanya. Berdiri di atas lahan seluas 611 meter persegi, denah bangunan utama berbentuk persegi berukuran 23,75 x 21,2 meter. Letak bangunan ditinggikan 0,75 meter dari permukaan tanah, membentuk kolong yang ditutup dengan keramik. Atap masjid terbuat dari seng, berupa limas pada tingkat pertama dan empat limas sama besar pada tingkat kedua.[3][4]
Ruangan utama masjid mempunyai empat tiang utama. Tiang tersebut berbentuk segi empat yang pada bagian tengah berplester dan pada bagian atas berbentuk pelipit candi. Terdapat empat tiang pada bagian mihrab dengan mimbar terbuat dari bahan beton.[3]
Masjid ini dikelilingi sarambi berukuran lebar 2,5 meter. Serambi di sebelah barat dipisahkan oleh mihrab, persis di tengah sepanjang 7,8 meter. Pada pintu masuk di sebelah timur sejajar mihrab, terdapat serambi yang menjorok keluar berukuran 7,5 x 5 meter. Bagian luar serambi diberi pagar langkan dan pelengkung sehingga terkesan membentuk fasad.[5]
Menara
suntingDi sebelah timur, sejajar dengan mihrab tetapi terpisah dari bangunan utama, terdapat minaret atau oleh masyarakat setempat dikenal dengan sebutan "manaruh". Bentuknya menyerupai minaret masjid-masjid pada awal abad ke-19 di Minangkabau, seperti Masjid Jamik Taluak Bukittinggi. Berdenah lingkaran, dinding minaret dipenuhi hiasan bercorak Arabes dan Persia. Terdapat balkon pada bagian tengah dan atas. Puncak minaret dimahkotai oleh atap berbentuk kubah bawang, mirip dengan atap minaret masjid-masjid kuno di India. Dalam sejarahnya, kehadiran minaret di Minangkabau diperkenalkan pada masa awal Perang Padri oleh sejumlah reformis lslam yang pulang dari negara-negara Timur Tengah.[6]
Referensi
sunting- ^ Rahmat Irfan Denas (2022-04-09). "Masjid Raya Kubang Putih, Berdiri Sejak 1800, Kokoh Dihoyak Gempa dan Jadi Sasaran Mortir Masa PRRI". Padangkita.com. Diakses tanggal 2022-04-10.
- ^ Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor PM.05/PW.007/MKP/2010 Tahun 2010, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia, 2010
- ^ a b "Cagar Budaya Kabupaten Agam" Diarsipkan 2021-06-14 di Wayback Machine.. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.
- ^ Masjid Raya Kubang Putih di situs resmi Kabupaten Agam.
- ^ Ibnu Nasir (1 Juli 2017). "Masjid Kubang Putih" Diarsipkan 2017-08-28 di Wayback Machine.. Palanta.id. 1 Juli 2017.
- ^ Nas, P.; De Vletter, Martien (2009). Masa Lalu dalam Masa Kini: Arsitektur di Indonesia. Gramedia Pustaka Utama. hlm. 68.