Masjid Al-A'la
SMasjid Al-A'la adalah sebuah masjid bersejarah yang terletak di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. Masjid ini didirikan pada pertengahan abad ke-17 dan secara administratif berlokasi di desa Jatuh, kecamatan Pandawan.[1][2][3]
Masjid Al A'la | |
---|---|
Agama | |
Afiliasi | Islam – Sunni |
Provinsi | Kalimantan Selatan |
Lokasi | |
Lokasi | Pandawan, Hulu Sungai Tengah |
Negara | Indonesia |
Arsitektur | |
Tipe | Masjid |
Gaya arsitektur | Timur Tengah dengan sedikit sentuhan arsitektur Banjar dan Hindia Belanda |
Didirikan | abad ke-17 |
Spesifikasi | |
Kubah | 1 |
Menara | 2 |
Masjid ini diberi nama "Al-A'la", atau dalam bahasa Indonesianya berarti “tinggi”, karena bangunan masjid memiliki lantai dasar yang tingginya sekitar 1,5 meter. Selain itu, ada pula yang mengatakan bahwa setiap tahun Masjid Al-A'la ini bertambah tinggi.[1]
Sejarah
suntingMasjid ini diperkirakan telah berdiri sejak abad ke-17 Masehi. Hal ini berdasarkan keberadaan panji-panji bertuliskan huruf Arab yang terdapat di dalamnya, dimana panji-panji tersebut disebutkan dikirim oleh Syarif dari Makkah melalui perantara seorang Sayyid untuk diberikan kepada masjid ini. Namun, fakta sejarah menunjukkan bahwa panji-panji itu dikirim langsung oleh seorang ulama dari Mekah. Seorang arkeolog asing yang datang bersama Dr. Alfani Daud memperkirakan bahwa panji-panji tersebut berusia sekitar 300 tahun, sementara masjid ini telah berdiri jauh sebelum panji-panji itu ada. Beragam versi cerita berkembang di masyarakat mengenai masjid bersejarah ini, mulai dari kisah burung Garuda yang membawa terbang seorang ulama hingga jatuhnya panji-panji tersebut pada malam Ramadan.[1]
Kini, Masjid Al A'la menjadi salah satu situs sejarah sekaligus destinasi wisata religi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah.[1]
Tradisi Batumbang
suntingSebagai masjid bersejarah, masjid ini menjadi salah satu tujuan wisata sejarah dan religi. Bangunannya yang unik serta keberadaan panji dan Al-Qur'an tua yang diwarisi dan dipelihara oleh Ja’far Shadiq menarik banyak pengunjung, terutama pada bulan Ramadan, Idulfitri, dan Iduladha. Beberapa pengunjung juga datang membawa berbagai kue khas Banjar, seperti apam putih, apam gula merah, cucur putih, cucur gula merah, serta ketupat, sebagai bentuk sedekah bagi para penjaga masjid. Mereka datang berkelompok, bersama keluarga, atau membawa anak-anak mereka untuk merasakan atmosfer religius di masjid ini.[1]
Masjid ini juga memiliki beberapa tradisi unik yang sering dilakukan oleh para pengunjung. Salah satunya adalah mencuci muka dengan air dari kolam masjid, yang diyakini membawa berkah. Selain itu, bagi yang memiliki bayi laki-laki, mereka akan meminta izin untuk menginjakkan kaki putranya di anak tangga mimbar masjid, yang berada di bagian mihrab. Tradisi ini, yang disebut Batumbang, dilakukan sambil berdoa kepada Allah agar sang anak kelak mencintai masjid dan ringan langkahnya untuk selalu salat berjamaah. Orang tua juga berharap anaknya kelak menjadi ulama atau pendakwah Islam yang dapat berkhotbah di masjid ini. Setelah doa dipanjatkan, biasanya diiringi dengan menebarkan uang receh yang dicampur dengan beras kuning, yang kemudian diperebutkan oleh para pengunjung.[1]
Referensi
sunting- ^ a b c d e f Noor, Masrida (15 Maret 2019). "Masjid Al A'la Jatuh Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Tertua & Dipercaya Bertambah Tinggi". banjarmasin.tribunnews.com. Diakses tanggal 1 Januari 2025.
- ^ Syarifuddin, M (27 Februari 2023). "Masjid Al-A'la: Doa Pejabat dan Pasukan Baratib". radarbanjarmasin.jawapos.com. Diakses tanggal 1 Januari 2025.
- ^ "Masjid Al 'Ala di Barabai Diperkirakan Berusia 300 Tahun, Dahulu Markas Pasukan Baratib". koranbanjar.net. 28 Oktober 2021. Diakses tanggal 1 Januari 2025.