Mas Isman
Mayor Jenderal TNI (Purn) Mas Isman (1 Januari 1924 – 12 Desember 1982) adalah seorang pejuang kemerdekaan menentang pemerintahan Hindia Belanda di Jawa Timur yang diangkat sebagai Pahlawan Nasional Indonesia oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 5 November 2015.[1]
Mas Isman | |
---|---|
![]() | |
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat | |
Masa jabatan 1 Oktober 1977 – 12 Desember 1982 | |
Pengganti Suyoto Hardjosutowo ![]() | |
Daerah pemilihan | Jawa Timur |
Duta Besar Indonesia untuk Mesir ke-6 | |
Masa jabatan September 1964 – Desember 1966 | |
Presiden | Soekarno |
Duta Besar Indonesia untuk Thailand ke-4 | |
Masa jabatan 1961–1964 | |
Presiden | Soekarno |
Duta Besar Indonesia untuk Myanmar ke-8 | |
Masa jabatan 1959–1960 | |
Presiden | Soekarno |
Informasi pribadi | |
Lahir | Bondowoso, Jawa Timur, Hindia Belanda | 1 Januari 1924
Meninggal | 12 Desember 1982 Surabaya, Jawa Timur, Indonesia | (umur 58)
Partai politik | Golkar |
Anak | Hayono Isman Hayani Isman |
Penghargaan sipil | Pahlawan Nasional Indonesia |
Karier militer | |
Pihak | ![]() |
Dinas/cabang | ![]() |
Pangkat | ![]() |
Pertempuran/perang | Revolusi Nasional Indonesia |
![]() ![]() |
Mas Isman adalah ayah dari mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Hayono Isman dan mantan Anggota DPR RI Hayani Isman. Mas Isman juga merupakan tokoh Tentara Pelajar Indonesia dan pernah menjabat sebagai Komandan TRIP Jawa Timur dalam era revolusi fisik Indonesia pada tahun 1945 - 1949, secara resmi TRIP Jawa Timur dibubarkan melalui upacara demobilisasi pelajar pada tahun 1951 oleh Presiden Soekarno. TRIP Jawa Timur yang dipimpin Isman mendapatkan legitimasi langsung oleh Tentara Republik Indonesia (TRI) dan diakui sebagai kekuatan militer resmi dan memiliki jenjang kepangkatan, garis komando dan markas yang jelas.
Mas Isman merupakan tokoh utama dalam berdiri dan berkembang nya Kosgoro, sebuah koperasi yang menghimpun eks tentara pelajar era revolusi fisik, hingga berkembang dan manfaat nya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat Indonesia yang baru saja merdeka. Di Kosgoro Mas Isman menjabat sebagai Ketua Umum PPK Kosgoro sejak 1957 hingga 1982. [2]
Mas Isman juga dikenal sebagai tokoh militer yang egaliter, ketika menghembuskan nafas terakhirnya pada 1982 di Surabaya, Mas Isman berwasiat kepada keluarga agar dimakamkan di tempat pemakaman umum, agar keluarga dan rakyat mudah dalam berziarah ke makamnya. Mas Isman dimakamkan di TPU Tanah Kusir, berdekatan dengan makam Moh Hatta Wakil Presiden Pertama Indonesia. [3]
Pada tahun 2024, perjalanan hidup dan pemikiran Mas Isman ditulis menjadi sebuah buku yang berjudul "Manifesto Mas Isman".
Referensi
sunting- ^ http://cnnindonesia.com/nasional/20151105124500-20-89659/jokowi-anugerahkan-gelar-pahlawan-nasional-ke-lima-tokoh/
- ^ "detikNews - Berita hari ini di Indonesia dan Internasional". detiknews. Diakses tanggal 2025-03-25.
- ^ Jakarta, TIMES. "TIMES Jakarta - Media Online No 1 Pembangun Ketahanan Informasi di Jakarta". TIMES Jakarta. Diakses tanggal 2025-03-25.
Jabatan diplomatik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Mohammad Ichsan |
Duta Besar Indonesia untuk Thailand 1961–1964 |
Diteruskan oleh: B. M. Diah |
Didahului oleh: Sanusi Hardjadinata |
Duta Besar Indonesia untuk Mesir 1964–1966 |
Diteruskan oleh: Ahmad Yunus Mokoginta |