Maro Sebo, Muaro Jambi

kecamatan di Kabupaten Muaro Jambi, Jambi

Maro Sebo adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Muaro Jambi, Jambi, Indonesia. Ibu kota Kecamatan berada dalam kelurahan Jambi Kecil.

Maro Sebo
Negara Indonesia
ProvinsiJambi
KabupatenMuaro Jambi
Pemerintahan
 • CamatH. Isah Sohibur Ridho, S.Sos.I., M.Ag
Populasi
 (2018)
 • Total21.263 jiwa
Kode pos
36382
Kode Kemendagri15.05.04 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS1505040 Edit nilai pada Wikidata
Luas261,47 km²
Kepadatan- jiwa/km²
Desa/kelurahan11 desa
1 kelurahan
Peta
PetaKoordinat: 1°29′25.14736″S 103°33′48.87979″E / 1.4903187111°S 103.5635777194°E / -1.4903187111; 103.5635777194

Kelurahan/Desa

sunting

Geografis

sunting

Wilayah Kecamatan Maro Sebo dibelah oleh Sungai Batang Hari mempunyai luas wilayah 261,47 km2 dan jumlah penduduk 21.264 jiwa, sebagian besar bermata pencarian petani dan nelayan. Daerah ini mempunyai nilai strategis karena terdapat Jembatan Batang Hari II yang menjadi sarana transportasi menuju Pantai Timur Propinsi Jambi, sebagai Pusat Perdagangan Regional dan Internasional sehingga memberi efek positif terhadap perkembangan ekonomi masyarakat setempat.

Batas Wilayah

sunting

Batas-batas wilayah Kecamatan Maro Sebo terdiri dari:

Utara Kecamatan Mendahara Ulu
Timur Kecamatan Taman Rajo
Selatan Kecamatan Danau Teluk
Barat Kecamatan Sekernan

Pusat Pemerintahan kec. Maro Sebo berada di Kelurahan Jambi Kecil yang berjarak ± 10 km dari Pusat Pemerintahan Muaro Jambi.

Potensi

sunting

Kecamatan Maro Sebo memiliki potensi sumber daya alam yang cukup besar dimana banyak perusahaan perkebunan beroperasi didaerah ini khususnya perkebunan kelapa sawit dengan industri pengolahannya (CPO). Disamping sektor perkebunan wilayah ini juga termasuk Zona Industri karena banyak terdapat perusahaan industri besar, menengah dan kecil beroperasi terutama daerah Talang Duku dan Kemingking.

Ciri utama kecamatan Maro Sebo adalah terdapatnya ikon wisata Propinsi Jambi, yaitu Candi Muaro Jambi, suatu komplek percandian Budha peninggalan kerajaan melayu kuno yang konon terluas didunia mencapai 12 Km2 yang diduga menjadi pusat peribadatan dan kebudayaan umat Budha Asia Tenggara.

Referensi

sunting

Pranala luar

sunting