Margareth Widhy Pratiwi
Artikel ini membutuhkan rujukan tambahan agar kualitasnya dapat dipastikan. (Juli 2024) |
Kontributor utama artikel ini tampaknya memiliki hubungan dekat dengan subjek. (Juli 2024) |
Margareth Widhy Pratiwi (27 Desember 1961 – sekarang) adalah seorang penulis asal kelahiran Yogyakarta, Indonesia. Ia menulis naskah drama, novel, cerpen, cerbung, dan puisi baik dalam bahasa Indonesia maupun Jawa. Walaupun tulisan-tulisannya mengandung muatan feminis[1] dan sarat akan kritik sosial, ia tidak pernah menyatakan dirinya sebagai seorang feminis.
Margareth Widhy Pratiwi | |
---|---|
Lahir | 27 Desember 1961 Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia |
Pekerjaan | sastrawan, guru |
Kebangsaan | Indonesia |
Genre | novel, cerpen, nonfiksi, geguritan, cerbung, cerkak, puisi, naskah ketoprak |
Aliran sastra | Realisme |
Pasangan | Anthon Ys Taufan Putera |
Tulisan Pertama
suntingMasa kecilnya di tahun 1960an dihabiskan dengan membaca dan membaca di Taman Bacaan, dengan berbagai bacaan berupa komik-komik dan majalah-majalah. Dari situ muncullah keinginan kuat untuk bisa menulis dan berkarya, dengan mengirim tulisan ke berbagai media. Tulisan pertama berupa novellet berjudul 'Merahnya Darah Merahnya Cinta' yang dimuat secara bersambung di Mingguan Kartika, suplemen dari Harian AB yang terbit di Semarang pada tahun 1982.[2]
Karya-karyanya kemudian bermunculan di berbagai harian terbitan Yogyakarta seperti Berita Nasional dan Kedaulatan Rakyat.
Kompetisi dan Penghargaan
suntingSelain menulis di berbagai media, ia juga rajin mengikuti berbagai kompetisi menulis dan memenangkan beberapa di antaranya seperti dalam daftar berikut:
- Juara I lomba penulisan cerita pendek berbahasa Jawa (Balai Penelitian Bahasa Jawa, 1982)
- Juara Harapan I kompetisi menulis cerpen Jawa (Balai Penelitian Bahasa, 1984)
- Juara I lomba novel Jawa (TBY, 2000)
Cerita bersambungnya yang berjudul Kamar Manten [3] juga masuk dalam nominasi penilaian karya Sanggar Triwida Jawa Timur pada 1990, sementara cerita bersambung dengan judul Pramudani mendapat penghargaan pemenang ke 2 dari sanggar Triwida Jawa Timur di tahun 1995.
Sanggar Sastra Jawa Yogyakarta
suntingPada 1991, Widhy turut andil dalam melahirkan Sanggar Sastra Jawa Yogyakarta (SSJY) [4], sebuah komunitas sastrawan Jawa yg anggotanya tersebar dari berbagai kota. SSJY yang memiliki program pembinaan dan pelatihan sastra yang tetap aktif hingga sekarang, dan menerbitkan majalah Sastra Jawa 'Pagagan' di mana Margareth Widhy Pratiwi duduk sebagai pimpinan redaksi. Selain itu, Widhy merupakan anggota komunitas Paguyuban Sastrawan Jawa Bantul 'Paramarta', sebagai tim pembinaan sastra sejak 2020 hingga sekarang. Dalam regenerasi sastrawan Jawa, Widhy turut serta mendampingi lahirnya 'Sanggar Wiwitan', sebuah sanggar sastra Jawa anak-anak muda di DIY, pada 2024.
Karya-karya Margareth Widhy Pratiwi
suntingNovel/Novela Indonesia
- (1983) Merahnya Darah Merahnya Cinta di Mingguan Kartika, Harian AB Semarang.
- (2006) Bintang Kejora
Novel/Novela Jawa
- (1993) Kembang Alang-alang
- (2000) Kinanti
- (2019) Ngoyak Ombak Segara Kidul
- (2020) Tabon
Puisi/Geguritan
- (2021) Saras Jiwa Saras Raga
- (2022) Ibu
- (2024) Gurit Sukrå Jenar (antologi)
Cerpen Indonesia
- (1992) Dialog di koran Bernas
- (1997) Trance di koran Kedaulatan Rakyat
- (2007) Rara Pembayun, Juara Harapan I cerpen sejarah kompetisi penulisan Cerita Sejarah Pusat Bahasa Jakarta
- (2016) Sekotak Senyum untuk Ica, Juara II cerpen anak kompetisi Penulisan Cerita Anak bagi Guru TK/PAUD dan SD oleh Balai Bahasa Yogyakarta
- (2017) Nada Buat Bunda, Juara Harapan I kompetisi Penulisan Ceria Anak bagi Guru TK/PAUD dan SD oleh Balai Bahasa Yogyakarta
- (2023) Bassam dan Pahlawan Bertopeng (antologi)
Cerkak Jawa
- (1984) Mulih, memenangkan Lomba Penulisan Bahasa Jawa Balai Penelitian Bahasa Yogyakarta
- (1985) Walate Si Jabang Bayi di majalah bahasa Jawa Djaka Lodhang
- (1992) Fatamorgana di majalah Jayabaya
- (1994) Sepedha Jengki di KMD Kandha Raharja
- (1994) Aku Dudu Asu di majalah Mekar Sari
- (2000) Joglo di majalah Djaka Lodhang
- (2017) Layang Sing Duwe Mripat di majalah Sempulur
- (2017) Nadar, juara II Lomba Penulisan Cerkak oleh Yayasan Karmel Malang
- (2019) Lagon Lelakon (antologi)
- (2020) Mei Lan di majalah Mekar Sari
Cerbung Indonesia
- (2022-sekarang) Mahkota Sang Pertapa di mingguan Minggu Pagi
Cerbung Jawa
- (1988) Wewadi Koper Ireng di KMD Kandha Raharja
- (1990) Wisa Katresnan di KMD Kandha Raharja
- (1995) Misteri Sang Penari di majalah Mekar Sari
- (1999) Inung di majalah Djaka Lodhang
- (2022) Kubur Tanpa Tenger di majalah Djaka Lodhang
Naskah Sandiwara Bahasa Jawa
- (2019) Kamar Manten
- (2019) Pramudani
- (2021) Sang Amangkubumi (naskah ketoprak)
- (2022) Anak
- (2023) Susuh
Referensi
suntingSumber