Buya Haji Abdul Malik Ahmad (7 Juli 1912 – 3 Oktober 1993) adalah seorang ulama Indonesia yang berasal dari Sumatera Barat.

H.A. Malik Ahmad
Potret saat menjabat anggota Konstituante mewakili Partai Masjumi
Lahir(1912-07-07)7 Juli 1912
Sumanik, Salimpaung, Tanah Datar, Hindia Belanda
Meninggal3 Oktober 1993(1993-10-03) (umur 81)
Jakarta
AlmamaterSumatra Thawalib
Suami/istriRohana
Anak6
Orang tuaHaji Ahmad bin Abdul Murid

Ia merupakan anak pertama dari empat bersaudara. Ayahnya, Haji Ahmad bin Abdul Murid (1883-1928), adalah seorang pembaru --> di masanya.[1]

Pendidikan

sunting

Jenjang pendidikan Malik Ahmad dimulai dari Sekolah Rakyat yang berada di Tabek Patah. Setelah menamatkan sekolahnya tahun 1924, atas dasar dorongan Haji Ahmad, ia pun melanjutkan studinya di Sumatra Thawalib Parabek yang dibina oleh Syaikh Ibrahim Musa. Setahun kemudian, atas permintaannya, Malik Ahmad memutuskan pindah ke Sumatra Thawalib Padang Panjang dan duduk di kelas 6A.[1]

Karier

sunting

Aktivitas Malik Ahmad tidak sebatas belajar di Sumatra Thawalib Padang Panjang, ia mulai aktif di Muhammadiyah Padang Panjang sejak tahun 1928. Buya Sutan Mansur mempunyai peran yang penting dalam membentuk pribadi Buya Malik Ahmad yang tegas dan konsisten.[1]

Ketika dirinya masih aktif di Muhammadiyah, ia pernah ditawari posisi sebagai Ketua Pengurus Besar Muhammadiyah. Akan tetapi, ia menolak jabatan itu dikarenakan ketidak setujuannya terhadap asas tunggal Pancasila. Menurutnya, posisi Tauhid tidak boleh bergeser setapal pun meski itu demi alasan pragmatis.[2]

Keluarga

sunting

Ia menikahi seorang wanita dari suku Guci bernama Rohana. Rohana berasal dari Pasir, IV Angkat Candung, Bukittinggi, Sumatera Barat. Bersamanya, ia dikaruniai 6 orang anak yaitu:

  1. Hj. Rasjidah Malik (Perempuan)
  2. Alm. H. Rusjdi Malik (Laki-laki)
  3. Hj. Rahimah Malik (Perempuan)
  4. Hj. Raudathul Jannah Malik (Perempuan)
  5. Alm. Hj. Rahmanidar Malik (Perempuan)
  6. H. Riadi Malik (Laki-laki)

Referensi

sunting

Catatan Kaki

sunting

Bacaan lanjutan

sunting

Pranala luar

sunting